Komplotan penjahat ini tipu warga dengan modus cek hilang & beri imbalan
Merdeka.com - Lima pelaku penipuan dengan modus iming-iming pemberian imbalan atas dokumen palsu yang ditemukan para korban dibekuk polisi. Dari aksi tipu-tipu tersebut, pelaku mampu meraup untung ratusan juta rupiah dari para korbannya.
Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Pol Harry Kurniawan menerangkan, aksi kejahatan tersebut dimotori seorang residivis yang baru saja bebas dari penjara usai melakukan tindakan penipuan hampir sama pada tahun 2016 lalu.
Harry menuturkan pengungkapan kasus ini berawal dari laporan korban yang tersadar setelah pengiriman uang lewat bank yang dilakukan korban kepada nomor rekening pelaku.
-
Siapa yang terlibat dalam penipuan ini? Ia dituduh sebagai kaki tangan Barbara, namun tampaknya sangat bersedia untuk bersaksi melawan istrinya itu dengan imbalan hukuman yang lebih ringan.
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Siapa yang tertangkap terkait penipuan ini? Ada tiga WNA diduga melakukan pungutan liar berkedok sumbangan agama.
-
Siapa korban penipuan uang? “Ya Tuhan duit Rp 2.000 dibuat jadi Rp 20.000 ditambahnya nol, Astagfirullah.. Astagfirullah,“ ujar pedagang wanita yang diduga jadi korban penipuan.
-
Apa hadiah yang ditawarkan dalam modus penipuan ini? Beredar informasi terkait pemberian hadiah atau giveaway berupa mobil untuk 10 warga Timor Leste terpilih yang mengatasnamakan artis Indonesia, Baim Wong.
-
Siapa yang menjadi korban penipuan? 'Saya bukanlah orang yang ada dalam berita ini. Saya tidak melakukan transplantasi wajah,' katanya kepada saluran tersebut, seraya menambahkan ia telah menjalani operasi yang berbeda empat tahun lalu.
"Setelah ditanya mengapa para korban ini tertipu, ternyata mereka menemukan amplop cokelat berisi cek palsu yang bertulis nominal Rp 1 sampai Rp 4 miliar, kemudian SIUP palsu dan nomor telepon milik pelaku," kata Kapolres Metro Tangerang, Kombes Harry Kurniawan di Mapolrestro Tangerang, Kamis (11/10).
Harry menjelaskan, kemudian korban menghubungi nomor telepon yang tertera di amplop cokelat tersebut, dari sanalah pelaku memulai aksi jahatnya.
Korban yang berniat baik kemudian dijadikan kesempatan dengan iming-iming pemberian imbalan Rp 280 juta sebagai ucapan terima kasih lantaran menemukan cek dan SIUP tersebut.
Namun, lanjutnya, korban harus lebih dulu mentransfer sejumlah uang ke nomor rekening yang sudah ditentukan pelaku.
"Saat di depan mesin ATM, korbannya dibimbing harus bagaimana hingga akhirnya sejumlah uang masuk ke rekening mereka," kata Harry.
Tersadar tertipu, korbannya kemudian mendatangi polisi untuk mencari pelakunya. Atas laporan tersebut, polisi langsung menyelidiki nomor rekening bank swasta yang tertera dalam cek palsu yang disebar.
Bekerjasama dengan bank yang dimaksud, polisi berhasil melacak rumah di kawasan Kabupaten Bogor, yang diduga ditinggali kelima pelaku. Setelah diintai selama satu hari, benar saja, kelima pelaku tinggal di rumah tersebut.
"Dari dalam rumah didapati semua alat bukti pembuat cek dan siup palsu tersebut. Mulai dari alat print, kertas cek, dan lainnya," jelas Harry.
Kelima pelaku ini ternyata sudah beraksi selama empat tahun. Namun, Amirullah (34) yang merupakan otak dari aksi penipuan dan pencucian uang tersebut adalah residivis dengan kasus serupa.
"Baru bebas, dia malah jadi otak aksi yang lebih canggih lagi," ucap Harry.
Kemudian, dia rekrut keempat temannya yang semuanya ber-KTP Sidrap, Sulawesi Selatan, untuk menjalankan aksinya. Dimulai dari Saenal (27) yang bertindak sebagai operator telepon yang membujuk rayu calon korbannya atau sebagai eksekutor penipuan.
Lalu tiga pelaku lainnya yakni Ahmad Nugraha, Andi Suryanto dan Hermansyah bertindak sebagai penyebar amplop berisi cek dan Siup palsu ke rumah-rumah warga, perukoan atau perkantoran.
Sementara, menurut pengakuan Amirullah, dia mendapatkan inspirasi aksi penipuan dan pencucian uang ini dari tukar pikiran dengan teman-teman yang lain.
"Ide dari sering ngobrol dan tukar pikiran dari teman-teman saja, selanjutnya dijalanin," kata Amirullah.
Amirullah pun mengaku sudah meraup untung puluhan hingga belasan juta. Tergantung berapa banyak korban yang tertipu oleh kelompoknya. "Enggak nentu, tapi ya segitu," ucapnya.
Dia mengaku aksinya tersebut adalah mata pencarian utama yang dia gunakan untuk menafkahi keluarga dan juga untuk hiburannya sendiri.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tercatat para sindikat ini berdasarkan laporan yang diterima polisi, sudah dua kali beraksi di wilayah hukum Kelapa Gading.
Baca SelengkapnyaDari para korban total tersangka mendapatkan uang sebesar Rp7,4 miliar.
Baca SelengkapnyaBeredar video mengenai pengakuan sejumlah korban interview bodong.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu bermula saat korban tertarik dan akhirnya masuk grup pesugihan di Facebook
Baca SelengkapnyaKepada korban, pelaku meminta agar amplop yang berisi mata uang asing itu tak dibuka sebelum turun dari mobil.
Baca SelengkapnyaKeempat pelaku berpura-pura sebagai pegawai bank untuk mengelabui korbannya.
Baca SelengkapnyaTiga pegawai bank gadungan melakukan penipuan online, hingga menyebabkan dua korban mengalami kerugian Rp970 juta.
Baca SelengkapnyaDitreskrimsus Polda Sulsel mengungkap tindak pidana penipuan daring dengan total kerugian sekurangnya Rp4,6 miliar.
Baca SelengkapnyaPolres Pekalongan mengungkap kasus penipuan dengan modus penggandaan uang bermotif politik. Korbannya seorang caleg dari Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaPelaku telah melakukan modus kencan melalui aplikasi MiChat palsu ini sebanyak lima kali
Baca SelengkapnyaModus digunakan memeriksa mutasi rekening di mobile banking milik korban.
Baca SelengkapnyaAksi penipuan dengan bujuk rayu, rayuan, yang pada akhirnya korban tertarik dengan iming-iming maupun rayuan,
Baca Selengkapnya