Kompolnas Beri Masukan ke DPR Soal Rekam Jejak dan Tantangan Komjen Listyo Sigit
Merdeka.com - Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Benny Mamoto mengatakan institusinya memberikan masukan kepada Komisi III DPR RI terkait rekam jejak calon Kapolri Komjen Pol Listyo Sigit. Masukan disampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) jelang fit and proper test calon Kapolri.
"Kami memberikan masukan, misalnya, terkait rekam jejak, jadi karir-nya dari nol sampai terakhir menjadi Kepala Bareskrim, ada atau tidak catatan-catatan yang negatif," kata Benny Mamoto usai RDPU Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta dilansir Antara, Senin (18/1).
Selain itu menurut dia, terkait capaian prestasi yang dimiliki Listyo Sigit termasuk berbagai kekurangan, dan itu semua sudah disampaikan kepada Komisi III DPR RI.
-
Bagaimana Listyo Sigit ingin wujudkan Polri yang dicintai? 'Kami terus berkomitmen untuk membuka ruang kritik, saran serta aspirasi dalam rangka evaluasi dan perbaikan organisasi. sehingga dapat terus melakukan setapak perubahan demi mewujudkan Polri yang dicintai sesuai harapan masyarakat,' kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Monas, Jakarta, Senin (1/7).
-
Kenapa Kompolnas butuh anggota baru? Hermawan mengajak seluruh masyarakat yang ingin memperbaiki tubuh Polri untuk berbondong-bondong mendaftar seleksi calon pimpinan Kompolnas.
-
Apa syarat utama untuk menjadi anggota Kompolnas? Syarat dan ketentuan harus dipenuhi pendaftar 1. Warga Negara Republik Indonesia (KTP)2. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa3. Berumur paling rendah 40 tahun dan paling tinggi 65 tahun pada saat mendaftar4. Memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela5. Memahami tugas pokok, fungsi dan peranan Kepolisian dan mempunyai visi tentang Reformasi Kepolisian 6. Sehat jasmani dan rohani7. Tidak pernah dijatuhi hukuman pidana karena melakukan tindak pidana kejahatan8. Melaporkan harta kekayaan/LHKPN (bagi pejabat negara) dan membuat surat pernyataan bersedia melaporkan LHKPN apabila terpilih menjadi Anggota Kompolnas9. Tidak menjadi anggota partai politik dan afiliasinya10. Berijazah minimal sarjana strata 1 (S1) atau yang setara dari Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta yang program studinya terakreditasi, atau lulusan Perguruan Tinggi Luar Negeri yang ijazahnya telah mendapatkan penetapan penyetaraan dari Panitia Penilaian Ijazah Luar Negeri dari Kemendikbud Ristek 11. Memiliki pengalaman sekurang-kurangnya 15 tahun dalam bidang hukum, ekonomi, keuangan atau perbankan12. Bersedia tidak menjalankan profesinya sebagai advokat selama menjadi anggota Kompolnas13. Khusus bagi calon Anggota Kompolnas yang berasal dari unsur pakar kepolisian, harus memenuhi persyaratan sarjana yang berpengalaman kerja paling kurang 15 tahun pada lembaga kepolisian/penegakan hukum atau akademisi di bidang ilmu kepolisian/hukum14. Khusus bagi calon Anggota Kompolnas yang berasal dari unsur tokoh masyarakat harus memenuhi persyaratan berpengalaman sebagai pengurus aktif organisasi kemasyarakatan yang bertaraf nasional selama paling kurang 5 (lima) tahun.
-
Apa cita-cita Kompol Syarif? 'Memang bukan mimpi saya jadi polisi. (Mimpinya) jadi tentara,' ungkapnya.
-
Bagaimana karier Jenderal Polri? Tak hanya itu saja, rekam jejak karier Carlo selama menjabat sebagai anggota Polri juga bukan kaleng-kaleng. Ia beberapa kali turut serta berhasil memecahkan kasus.
-
Bagaimana Kompol Syarif dididik? Karena sang Ibu berlatar belakang tentara, Syarif pun sudah dididik disiplin sejak belia.
Dia mengatakan, masukan-masukan Kompolnas tersebut akan digunakan Komisi III DPR dalam proses uji kelayakan dan kepatutan calon Kapolri. Benny mengatakan, Kompolnas juga menyampaikan berbagai tantangan yang akan dihadapi Listyo Sigit saat memimpin Polri, yaitu tantangan internal dan eksternal, internal adalah reformasi kultural harus lanjut dan bagaimana membangun soliditas agar menghasilkan kinerja yang optimal.
"Kemudian tantangan eksternal, kita semua tahu sedang menghadapi pandemi. Belum lagi dampak dari pandemi, pengangguran, dampak ekonomi, kemiskinan, ditambah sekarang bencana alam," ujarnya.
Dia mengatakan, Kompolnas juga menyampaikan tantangan Polri di era Revolusi Industri 4.0 seperti bentuk kejahatan sudah menggunakan teknologi. Sehingga Polri harus meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM).
Dia mencontohkan kejahatan siber, ada sekelompok warga negara China yang menyewa rumah di perumahan mewah berjumlah 25 orang, namun ternyata kerja memeras pejabat yang ada di negaranya.
"Korban ada di sana (China), pelaku ditangkap lalu akhirnya dibawa ke sana dan dideportasi. Saya yakin dengan latar belakang beliau (Listyo Sigit) dan timnya yang kuat bisa mengatasi itu," katanya.
Selain itu, Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti mengatakan tantangan bagi Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo sebagai calon tunggal Kapolri pengganti Jenderal Pol Idham Azis cukup banyak. Mulai dari kejahatan transnasional hingga tantangan dalam menghadapi revolusi industri 4.0.
Di samping itu, tantangan Polri saat ini dan masa mendatang adalah bagaimana memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat (harkamtibmas) di tengah pandemi COVID-19.
"Dalam segala suasana, Polri harus bisa melayani, mengayomi, melindungi masyarakat dan menegakkan hukum dengan sebaik-baiknya," kata Poengky.
Selain itu, Poengky mengatakan Polri juga tetap harus fokus pada penegakkan hukum terhadap kejahatan konvensional dan kejahatan transnational, misalnya sindikat narkoba, jaringan teroris, pembalakan liar, penangkapan ikan secara ilegal, penyelundupan manusia dan lainnya. "Kemudian kejahatan siber serta tantangan terhadap menguatnya intoleransi dan kelompok-kelompok radikal," ujarnya.
Poengky Indarti mengatakan Komjen Sigit yang ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai calon tunggal Kapolri harus mengikuti tren revolusi industri 4.0 sehingga nantinya dalam upaya pembenahan layanan Polri dapat memanfaatkan teknologi agar mudah diakses masyarakat.
Selanjutnya Poengky menambahkan bahwa Polri harus dapat melayani, melindungi dan mengayomi masyarakat terutama kaum perempuan dan anak-anak.
"Sementara program-program yang sudah baik dilakukan Kapolri terdahulu tetap harus dilanjutkan agar berkesinambungan," pesannya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kapolri menegaskan Polri bukan lembaga anti kritik.
Baca SelengkapnyaListyo Sigit mengatakan, sebetulnya masa jabatannya sebagai pimpinan tertinggi Polri berakhir pada tahun 2024 ini.
Baca SelengkapnyaLembaga-lembaga penegak hukum tersebut punya komitmen untuk maju dengan menjaga integritas.
Baca SelengkapnyaSikap terbuka sangat penting diadopsi oleh seluruh jajaran Polri
Baca SelengkapnyaDoa Bersama HUT Ke-78 Bhayangkara, Kapolri Akui Banyak Kekurangan dalam Pelayanan Polisi
Baca SelengkapnyaHal itu diungkapkan Kapolri dalam acara acara Perayaan Natal Mabes Polri Tahun 2023 di Auditorium PTIK, Jakarta Selatan
Baca Selengkapnya"Bisa menjadi sapu lidi yang lurus dan bersih disatukan dalam semangat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat," kata Kapolri Jenderal Sigit.
Baca SelengkapnyaHal ini dilakukan sebagai evaluasi Korps Bhayangkara.
Baca SelengkapnyaHal itu menyusul lantaran banyaknya keterlibatan aparat kepolisian alias Partai Cokelat (Parcok) di Pilkada 2024.
Baca Selengkapnya"Masih terlalu banyak kebocoran, penyelenggaraan, korupsi, penyimpangan, kolusi di antara para pejabat politik, pejabat pemerintah," kata Kapolri.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Kapolri Jenderal Sigit mengatakan sosok presiden selanjutnya mampu meneruskan estafet kepemimpinan ke depan.
Baca SelengkapnyaKepolisian melakukan pengamanan lewat Operasi Mantap Brata.
Baca Selengkapnya