Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kompolnas Minta Unggahan Guyonan Gus Dur Dijadikan Polri Meningkatkan Profesionalisme

Kompolnas Minta Unggahan Guyonan Gus Dur Dijadikan Polri Meningkatkan Profesionalisme Kompolnas. ©istimewa

Merdeka.com - Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menyambut baik keputusan penyidik Polres Kepulauan Sula yang menghentikan proses hukum salah satu warga yang mengunggah guyonan Presiden ke-4 RI Abdurahman Wahid alias Gus Dur mengenai '3 polisi jujur'. Guyonan Gus Dur itu diunggah Ismail Ahmad (41) warga asal Kepulauan Sula, di akun media sosial Facebook miliknya dengan nama Mael Sulla.

Dia mengunggah kalimat yang pernah diucapkan Gus Dur yakni 'Hanya ada tiga polisi jujur di Indonesia: patung polisi, polisi tidur, dan Jenderal Hoegeng' (Gus Dur)'. Kasus ini disetop polisi setelah Ismail menjelaskan bahwa tidak punya maksud buruk atas unggahannya tersebut.

"Di satu sisi, bagi Polri hal ini harus dianggap sebagai kritik membangun untuk bisa meningkatkan profesionalitasnya dalam melayani, mengayomi, melindungi masyarakat dan menegakkan hukum guna mewujudkan harkamtibmas," kata Anggota Kompolnas Poengky Indarti saat dikonfirmasi merdeka.com, Kamis (18/6).

Orang lain juga bertanya?

Poengky mengingatkan sebagai anggota Polri di manapun harus paham bahwa masyarakat mengharapkan Reformasi Polri berjalan dengan baik. Sehingga jika ada kritik membangun, dia berharap, seharusnya ditanggapi dengan baik.

"Di sisi lain, bagi warganet agar bijak bermedia sosial dan jika memposting kutipan diharapkan secara utuh sesuai konteksnya, agar tidak menimbulkan salah pengertian," ujar dia.

Kronologi Pengunggah Guyonan Gus Dur Diperiksa Polisi

Ismail Ahmad (41) warga asal Kepulauan Sula harus berurusan dengan polisi akibat unggahan di akun media sosial Facebook miliknya dengan nama Mael Sulla. Dia mengunggah kalimat yang pernah diucapkan Presiden ke-4 Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), yakni 'Hanya ada tiga polisi jujur di Indonesia: patung polisi, polisi tidur, dan Jenderal Hoegeng' (Gus Dur)'.

Ismail sudah dimintai klarifikasi oleh penyidik Polres Kepulauan Sula. Dia mengaku menemukan guyonan Gus Dur itu membaca artikel di mesin pencarian Google dan dia pastikan tidak punya maksud buruk atas unggahannya tersebut.

Dia telah meminta maaf atas unggahannya tersebut. Kepolisian juga tak menahan Ismail dan kasusnya telah ditutup.

Polisi Sebut Pemanggilan Ismail untuk Klarifikasi

Kapolres Kepulauan Sula, AKBP Muhammad Irfan, membenarkan pihaknya sempat memanggil Ismail untuk dimintai keterangan atas unggahan tersebut. Dikarenakan unggahan itu membawa nama institusi Polri.

"Yang bersangkutan tidak kami tangkap, tapi kami minta keterangannya tentang mens rea atau niat yang bersangkutan mengunggah hal tersebut di Facebook. Karena yang bersangkutan telah membawa nama institusi Polri dan bisa disalahartikan oleh masyarakat luas," kata Irfan saat dikonfirmasi merdeka.com, Rabu (17/6).

Kepada Ismail, lanjut Irfan, sempat ditanyakan maksud dan tujuannya mengunggah kalimat itu di akun Facebook miliknya. Sebab menurutnya, kala itu Gus Dur menyampaikan kalimat itu dalam kapasitasnya sebagai Presiden dengan maksud agar institusi Polri bisa lebih baik.

"Sewaktu Gus Dur mengatakan hal tersebut, posisi beliau sebagai Presiden yang berharap atau dengan maksud polisi dapat lebih baik lagi dengan mencontoh Kapolri Hoegeng. Nah untuk yang bersangkutan maksudnya apa dan dalam kapasitas apa menggugah hal tersebut? Apakah ada yang salah dengan institusi Polri?" jelasnya.

Irfan memastikan tidak melakukan penahanan terhadap Ismail atas unggahannya. Apalagi dalam pertemuan itu, Ismail juga sudah meminta maaf.

"Bisa kita panggil berkaitan mens rea atau niatnya terhadap postingan tersebut dan yang bersangkutan mengatakan minta maaf dan tidak bermaksud untuk menyinggung institusi Polri. Sebagai kita lakukan pers release dan yang bersangkutan kita setelah dimintai keterangannya dipersilakan pulang, karena sudah minta maaf," ungkapnya.

Berkaca pada kasus ini, Irfan mengimbau kepada masyarakat agar bijak dalam menggunakan media sosial. Ia ingin agar masyarakat menggunakan media sosial untuk hal-hal yang baik.

"Kami mengimbau kepada masyarakat agar lebih bijak dalam bermeditasi agar tidak terjadi multitafsir di masyarakat," ujarnya.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kapolri Jenderal Sigit: Kritik Masyarakat Menjadi Bahan Perbaikan untuk Polri
Kapolri Jenderal Sigit: Kritik Masyarakat Menjadi Bahan Perbaikan untuk Polri

Kapolri menegaskan Polri bukan lembaga anti kritik.

Baca Selengkapnya
Penguatan Kompolnas Dianggap Penting untuk Efektivitas Pengawasan Polri
Penguatan Kompolnas Dianggap Penting untuk Efektivitas Pengawasan Polri

Sebagai lembaga pengawas, Kompolnas bertanggung jawab memantau dan menilai kinerja serta integritas anggota dan pejabat Polri.

Baca Selengkapnya
Polri Bukan Organisasi Anti Kritik, Jenderal Sigit: Kalau Kami Menutup Diri Akan Jadi Stagnan
Polri Bukan Organisasi Anti Kritik, Jenderal Sigit: Kalau Kami Menutup Diri Akan Jadi Stagnan

Sikap terbuka sangat penting diadopsi oleh seluruh jajaran Polri

Baca Selengkapnya
Ganjar ke Komedian: Silakan Kritik Saya, Tapi Kalau Dikritik Balik Jangan Marah
Ganjar ke Komedian: Silakan Kritik Saya, Tapi Kalau Dikritik Balik Jangan Marah

Mantan Gubernur Jawa Tengah itu menjelaskan kritik dari pejabat dalam bentuk menggiatkan sehingga kritik seorang pejabat ada batasnya.

Baca Selengkapnya
HUT ke-78 Bhayangkara, Kompolnas Doakan Polri Semakin Profesional dan Dicintai Masyarakat
HUT ke-78 Bhayangkara, Kompolnas Doakan Polri Semakin Profesional dan Dicintai Masyarakat

Kompolnas menyebut Polri berhasil hadir di tengah-tengah masyarakat membuat suasana aman, tentram dan damai.

Baca Selengkapnya
BG Ungkap Program Kerja Kompolnas, Awasi Pemberantasan Judi Online hingga Korupsi
BG Ungkap Program Kerja Kompolnas, Awasi Pemberantasan Judi Online hingga Korupsi

BG mengatakan, ada beberapa hal yang akan dilakukan Kompolnas, seperti fokus pada program prioritas presiden.

Baca Selengkapnya
Gelar Acara Stand Up Comedy HUT Bhayangkara, Polri: Kritik Kita Tindaklanjuti
Gelar Acara Stand Up Comedy HUT Bhayangkara, Polri: Kritik Kita Tindaklanjuti

Gelar Acara Stand Up Comedy Hur Bhayangkara, Polri: Kritik Kita Tindaklanjuti

Baca Selengkapnya
Jenderal Polri ke Anak Buah: Kita Digaji oleh Masyarakat, Masyarakat Adalah Majikan Kita
Jenderal Polri ke Anak Buah: Kita Digaji oleh Masyarakat, Masyarakat Adalah Majikan Kita

Momen Jenderal Polri mengingatkan anak buahnya untuk mengabdi pada masyarakat.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Gelar Stand Up Comedy, Polri Kalem Terima Kritikan Para Komika
VIDEO: Gelar Stand Up Comedy, Polri Kalem Terima Kritikan Para Komika

Diharapkan dengan diadakannya acara tersebut dapat membuat Polri lebih dekat ke masyarakat.

Baca Selengkapnya
NasDem Kritik Pedas Rocky Gerung Dipolisikan: Demokrasi Tak Sehat Menjurus Otoriter
NasDem Kritik Pedas Rocky Gerung Dipolisikan: Demokrasi Tak Sehat Menjurus Otoriter

Taufik mendorong hukum jangan digunakan untuk menutup ruang demokrasi. Harus dibiasakan dalam negara demokrasi dengan kritik bahkan kecaman.

Baca Selengkapnya
Ramai-Ramai Sivitas Akademika Kritik Pemerintah, Puan: Biarkan Rakyat Memilih Pemimpin, Tanpa Intimidasi
Ramai-Ramai Sivitas Akademika Kritik Pemerintah, Puan: Biarkan Rakyat Memilih Pemimpin, Tanpa Intimidasi

Puan juga mempersilakan masyarakat memberikan penilaian dan menyuarakan aspirasi sesuai yang nuraninya.

Baca Selengkapnya
Gus Yahya Ucapkan Selamat HUT Bhayangkara ke-78: Semoga Polri Lebih Diandalkan Masyarakat
Gus Yahya Ucapkan Selamat HUT Bhayangkara ke-78: Semoga Polri Lebih Diandalkan Masyarakat

Gus Yahya berharap momen Hari Bhayangkara kali ini menjadi tonggak yang kokoh untuk kinerja Polri yang lebih baik.

Baca Selengkapnya