Komunitas Aleut, mengenalkan Bandung lewat jelajah jalan kaki
Merdeka.com - Bandung dari masa ke masa bergerak begitu dinamis. Kota yang disebut nyaman, aman dan harmonis bisa menjadi bom waktu jika pertumbuhan penduduk tak mampu dibendung.
Sebagai ibu kota Jawa Barat, secara ideal kota ini harusnya hanya ditinggali 500 ribu jiwa. Namun apa yang terjadi dewasa ini. Penduduk Bandung mencapai 2,7 juta.
Kota adalah tempat di mana warganya hidup, bekerja, bercanda dan beraktivitas. Sebuah kota diharapkan bisa benar-benar kebahagiaan untuk warganya.
-
Apa yang terjadi akibat banjir di Bandung? Hujan lebat yang melanda Bandung sepanjang Kamis (11/1) lalu menyebabkan bencana banjir hingga vira di media sosial.
-
Bagaimana kerusakan bangunan akibat gempa Bandung? Bangunan rumah yang hancur rata-rata sudah terbuat dari tembok batu bata. Kondisi hancurnya juga beragam, ada yang rusak ringan hingga cukup berat.Salah satu yang mengalami kerusakan parah adalah bangunan SDN Cirawa, di Kertasari, Kecamatan Cibereum, Kabupaten Bandung.Mengutip Jabar Quick Response, dampak dari gempa ini membuat atap dari beberapa ruang kelas roboh.
-
Sampah plastik apa yang diolah di Bandung? Beberapa produk yang dihasilkan rupanya memiliki nilai ekonomi yang tinggi, seperti jam dinding hingga mainan wayang plastik.
-
Apa saja dampak gempa Bandung? Akibat kejadian ini, sejumlah bangunan rumah dan sekolah di wilayah Pangalengan hingga Kabupaten Garut rusak parah bahkan hancur. Berikut potret dampaknya.
-
Kapan banjir terjadi di Bandung? Hujan lebat yang melanda Bandung sepanjang Kamis (11/1) lalu menyebabkan bencana banjir hingga vira di media sosial.
-
Kenapa sampah plastik diolah di Bandung? Upaya warga sendiri merupakan langkah preventif untuk mengurangi sampah plastik yang sulit terurai dan berpotensi menumpuk hingga ribuan tahun.
Namun tumbuh kembangnya Bandung, tak jarang menjadi masalah. Banjir, macet, sampah, alih fungsi lahan, menjadi titik balik cermin keterpurukan Bandung di usianya yang menginjak 202 tahun.
Keprihatinan akan masa depan Bandung membuat sejumlah warga bergerak, Komunitas Aleut misalnya yang berdiri sejak 2006 lalu. Berangkat dan peduli dari permasalahan yang ada, sekumpulan mahasiswa dari berbagai latar belakang coba memahami apa yang terjadi.
Dengan metode berjalan kaki, Aleut berusaha mengapresiasi, memahami masalah Bandung.
Tak kenal maka tak sayang. Istilah ini menjadi panduan tersendiri untuk lebih mencintai Bandung. Melalui cara ngaleut (datang, lihat dan belajar) banyak informasi didapat.
Aleut sendiri memiliki arti berjalan beriringan. Untuk menimbulkan interaksi positif dan memahami (dengan) warganya, perlu adanya hal yang diingatkan.
Melalui sebuah laman aleut.wordpress.com aktivitas pencatatan, pendokumentasian, dan publikasi adalah salah satu cara membangun ingatan warga. Dengan adanya metode itu diharapkan warganya makin peduli dan mencintai kotanya.
"Jangan bilang cinta Bandung, kalau sebenarnya masih menanyakan masalah Bandung itu apa," terang Koordinator Aleut Hani Septia Rahmi saat berbincang dengan merdeka.com, Sabtu (11/1).
Sejak berdiri 8 tahun silam, sudah ribuan tempat disambangi komunitas yang sudah beranggotakan sekitar 700 orang. Komunitas ini memang punya cara sendiri untuk mencintai kotanya.
"Kami tidak frontal mengkritisi kebijakan pemerintah, tapi kami hanya menjalankan apa yang kiranya berguna buat kami sebagai pengetahuan dan orang lain melalui apa yang sudah didapat dan dituangkan ke dalam media tulisan," imbuh perempuan jebolan ITB tersebut.
Dia sadar bentuk kepedulian warga Bandung sudah sangat kurang. Permasalahan yang ada terkadang dibuat warganya sendiri. Warga yang apatis, pengusaha yang oportunis menjadikan Bandung sulit untuk dibanggakan dewasa ini.
"Kalau bukan warganya siapa lagi yang mau peduli," terangnya.
Aleut melalui gerakan ngaleutnya membuka bagi siapa saja yang ingin tahu Bandung. Melalui jalan-jalannya, itu adalah bentuk cinta warga terhadap kota bahkan mengetahui permasalahannya. Tentu dengan solusinya juga.
"Jadi untuk mencintai Bandung mulailah dari hal-hal kecil, berhentilah membuang sampah sembarangan," ucap dia yang berharap Pemerintah bisa membenahi kawasan pedestrian di Bandung. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Walaupun berukuran hanya selebar badan, kondisi gang padat penduduk di Kota Bandung ini amat bersih dan rapi
Baca SelengkapnyaKondisi jalan begitu parah, yakni berlubang dan bergelombang besar. Akibat kerusakan ini, beberapa pengguna roda dua yang melintas sampai mengalami kecelakaan.
Baca SelengkapnyaSebuah rumah di Bandung ini bikin merinding. Tapi bagi automotive enthusiast, pasti lebih terkejut dengan mobil-mobil di dalamnya.
Baca SelengkapnyaDi tahun 1971, Bandung masih dipenuhi Bemo dan masjid-masjid masih belum memakai teknologi pengeras suara.
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu lalu, jalan ini pun sempat viral karena namanya yang sulit diucapkan.
Baca SelengkapnyaSebuah jalan di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat menjadi sorotan usai dipenuhi ceceran sampah.
Baca SelengkapnyaJakarta dan macet dua hal yang sulit dipisahkan. Berbagai upaya pemerintah untuk mengatasi masalah ini masih belum membuahkan hasil yang signifikan.
Baca SelengkapnyaBangunan sekolah hingga deretan rumah-rumah warga kini terpaksa kosong hingga mulai termakan usia.
Baca SelengkapnyaTampak sejumlah kendaraan berlalu-lalang di atas jalan yang penuh dengan kubangan air.
Baca SelengkapnyaSalah satu program TV di Jepang memperlihatkan jalanan di Indoensia yang masuk dalam kategori teraneh di dunia.
Baca SelengkapnyaGang tersebut tampak kumuh dan dipenuhi rumah-rumah penduduk.
Baca Selengkapnya