Kondisi keseharian Mbah Gini, sebatang kara tinggal bersama ayam
Merdeka.com - Kondisi kehidupan Mbah Gini atau Wagini (75) begitu memprihatinkan. Tinggal seorang diri di rumah berukuran sekitar 4 meter X 10 meter bersama beberapa ekor ayam-ayam kesayangannya.
Nama Mbah Gini yang tinggal di Desa Sanankerto RT 11/ RW 02, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, menjadi populer setelah menyebar secara viral di media sosial. Foto-fotonya yang begitu mengiris hati membuat banyak orang bersimpati.
Mbah Gini sehari-hari mencari daun kelapa yang jatuh di kebun tetangga. Lewat sisa tenaganya, ia memisahkan lidi dari daunnya yang dikumpulkan menjadi sapu.
-
Apa yang ditemukan petani di kebun? Seorang petani dan putranya menemukan pedang Viking yang langka di lahan pertanian keluarganya di Suldal, Norwegia.
-
Siapa yang menjadi buruh di perkebunan? Adapun beberapa wilayah di Jawa yang menjadi pemasok utama para pekerja buruh perkebunan, mulai dari Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur.
-
Siapa yang terdampak semangka? Kondisi ini disoroti dalam sebuah studi kasus baru, yang akhirnya menyebabkan kondisi mereka menjadi semakin parah dan berbahaya.
-
Apa yang ditemukan oleh petani tersebut? Artefak yang dia temukan berupa batu besar berbentuk agak bulat dan ada tiga retakan terlihat di batu itu sehingga membuat benda itu mirip jamur.
-
Apa yang ditemukan ibu itu di kebun? Seorang ibu menemukan harta karun berupa ribuan keping koin berusia 900 tahun saat jalan-jalan di kota Kutná Hora di Wilayah Bohemia Tengah, Republik Ceko.
-
Apa yang ditemukan petani di ladang? Seorang petani secara tidak sengaja menemukan gelang kuno langka berusia 3.300 tahun di ladangnya di desa Çitli, distrik Mecitözü, Çorum, Turki.
Paha yang berlapis kain kumal begitu kuat menjadi tumpuan saat membersihkan lidi. Tangan kanannya menahan pisau bergerigi yang sudah tumpul, sementara tangan kirinya menarik sepanjang lidi.
"Mengko yen wis dadi sapu dituku mboh kono wong sing gelem. Dituku rong ewu (Nanti kalau sudah jadi sapu dibeli siapa yang mau. Dibeli Rp 2 ribu," kata Mbah Gini di rumahnya, Sabtu (19/3).
Makan dan minum Mbah Gini dari belah kasihan para tetangga. Kondisinya yang tinggal seorang diri, membuat Mbah Gini tidak terawat, apalagi di rumahnya tidak tersedia kamar mandi.
Tetapi tidak jarang beberapa orang menjadi tempat jujugankannya meminta makan. Dengan membawa wadah, Mbah Gini yang pendengarannya sudah mulai berkurang kerap datang ke rumah tetangganya meminta makan.
Sebelumnya Mbah Gini dirawat oleh Mbok Warsi, yang juga memberinya tempat yang kini ditinggalinya. Rumah Mbok Warsi tepat di depan rumah Mbah Gini. Namun tidak disangka, perempuan tanpa hubungan darah dengan yang begitu perhatian dengan Mbah Gini, lebih dulu meninggal dunia.
Mbok Warsi menyusul suaminya Mbah Paidi, sekitar lima tahun lalu. Akibatnya beban kehidupan Mbah Gini semakin tidak terjamin, apalagi anak-anak Mbok Warsi memiliki tanggungan besar, lantaran salah satu anaknya memiliki kalainan mental.
"Dulu rumahnya di timur sana, tanahnya juga masih ada hingga sekarang. Tapi karena rumahnya hampir roboh dipindahkan di dekat Mbok Warsi situ," kata Musi, warga setempat. Musi sendiri adalah anak Mbok Siti adik dari Mbok Warsi.
Menurut Musi, Mbah Gini adalah pendatang dari Desa Codo, Kecamatan Wajak yang kemudian menikah dengan Mualim (Alim), warga setempat. Pernikahan dengan Mualim tanpa dikaruniai anak, tetapi Mualim saat itu sudah punya satu anak perempuan, dari pernikahan sebelumnya.
"Mbah Gini sebenarnya punya anak, tapi anak tiri dan sudah menikah dengan warga desa sebelah, Sananrejo," katanya.
Ketika anak tirinya, Sumartik (Sutik) menikah, Mbah Gini mulai tinggal sendiri. Sayang Sutik juga kurang memberikan perhatian pada ibu tirinya, kendati tempat tinggalnya tidak begitu jauh. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kakek di Gorontalo hanya santap parutan kelapa untuk mengganjal perut lapar hingga disorot warganet.
Baca SelengkapnyaWalaupun tinggal di tengah hutan, mereka mengaku sudah biasa merasakan kondisi seperti itu.
Baca SelengkapnyaUntuk bertahan hidup, kakek Samudi hanya melakukan usaha sebisanya yakni dengan berjualan daun singkong.
Baca SelengkapnyaTak ada pilihan lain bagi Pak Kasimin selain tinggal di tengah hutan. Rumah yang ia tempati merupakan warisan orang tuanya.
Baca SelengkapnyaDi tengah kelumpuhan yang dialami, pria malang itu rela berjuang demi bertahan hidup dan mencari rezeki.
Baca SelengkapnyaWalau hidup serba kekurangan, ia tampak selalu tersenyum
Baca SelengkapnyaSaat musim tanam tiba, para perantau itu pulang sebentar untuk menanam jagung dan selanjutnya pergi merantau lagi
Baca SelengkapnyaTerungkap, berkebun menjadi salah satu kegiatan yang digemari.
Baca SelengkapnyaWalau usianya telah renta, namun Mbah Soiman masih bekerja keras di ladang
Baca SelengkapnyaPemuda Telanjang Dada Keturunan Rohingya Bertahan Hidup di Hutan, Usai Orangtua Angkat Meninggal Dunia
Baca SelengkapnyaMayoritas warga di sana merupakan petani yang menggarap lahan tadah hujan. Kalau musim kemarau lahan itu dibiarkan kosong.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2021, rumahnya terbakar. Sehingga dibangunlah gubuk reyot yang kundisinya sangat tidak layak itu.
Baca Selengkapnya