Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Konflik, 2 kubu Keraton Surakarta sama-sama gelar acara naik tahta

Konflik, 2 kubu Keraton Surakarta sama-sama gelar acara naik tahta Tari di Keraton Solo. ©2015 merdeka.com/arie sunaryo

Merdeka.com - Konflik internal yang terjadi di Keraton Kasunanan Surakarta, membuat dua kubu merasa saling benar dan berkuasa. Sehingga dalam peringatan 'Naik Tahta Raja' ke 11 atau ritual Tingalan Jumenengan Dalem yang jatuh hari ini, kedua kubu yang berseteru merayakannya sendiri-sendiri.

Kubu Lembaga Dewan Adat yang dimotori oleh Gusti Raden Ayu (GRAy) Moertiyah atau Gusti Moeng, menggelar acara di Bangsal Ageng Sasana Sewaka. Sedangkan kubu Raja Surakarta Sampeyan Ingkang Sunuwun Kanjeng Susuhunan (SISKS) PB XIII Hangabehi bersama Mahapatih Tedjowulan menggelar ritual di kediamannya, Sasana Narendra, sebelah barat Sasana Sewalka atau hanya berjarak sekitar 200 meter.

"Tingalan Jumenengan Dalem sinuhun memang tertutup, tadi dihadiri ratusan abdi dalem," ujar Penasihat Hukum PB XIII Ferry Firman Nur Wahyu, kepada wartawan usai acara, Kamis (14/5).

Orang lain juga bertanya?

Sementara itu acara yang dimotori Dewan Adat di Sasana Sewaka dimulai sekitar pukul 10.00 dihadiri ratusan kerabat dan abdi dalem keraton. Berbeda dengan prosesi sebelum adanya konflik, kali ini tidak terlihat dampar atau singgasana raja.

Menurut kubu Lembaga Dewan Adat, yaitu Wakil Raja Surakarta PB XIII, Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Puger, prosesi yang digelar di Keraton Surakarta itu bukan Tingalan Jumenengan PB XIII, melainkan Tingalan Adeging Bedhaya Ketawang atau pentas tari sakral Bedaya Ketawang.

"Ritual Tingalan Jumenengan PB XIII tahun ini ditiadakan karena Raja PB XIII Hangabehi sudah di-nonaktifkan sebagai Raja Surakarta oleh Lembaga Dewan Adat setelah lebih dari dua tahun tidak menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai raja," katanya.

Tari Bedaya Ketawang, lanjut dia tetap ditampilkan karena merupakan prosesi adat yang tetap harus digelar sesuai perintah Sinuhun Paku Buwono XII semasa hidupnya.

Terpisah, humas Kubu PB XIII Kanjeng Pangeran (KP) Bambang Pradotonagoro mempertanyakan prosesi tingalan juimenengan yang digelar kubu Lembaga Dewan Adat. "Acara itu bukan acara resmi keraton karena Raja Surakarta PB XIII tidak pernah memerintahkan gelaran seperti itu," tandasnya.

Bambang menegaskan, daalm sebuah ritual jumenengan seharusnya ada raja yang duduk di singgasana. "Tidak ada jumenengan kok yang jadi raja pelaksana tugas (Plt)," ucapnya.

Bambang menambahkan, upacara yang digelar PB XIII sangat sederhana dan tanpa menampilkan tari sakral Bedaya Ketawang yang merupakan ciri khas tingalan jumenengan. Raja duduk di singgasana didampingi permasuri. Tingalan Jumemenangan itu diwarnai dengan pemberian sertifikat kenaikan pangkat gelar keraton kepada kerabat dan abdi dalem. (mdk/eko)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kronologi Kericuhan di Tengah Prosesi Tabuh Gamelan Sekaten Keraton Surakarta
Kronologi Kericuhan di Tengah Prosesi Tabuh Gamelan Sekaten Keraton Surakarta

Seseorang berambut panjang yang mengenakan kaos hitam juga memukul pesilat Pagar Nusa yang mengawal rombongan Rizki.

Baca Selengkapnya
Viral Video Keluarga Keraton Surakarta Ribut-Ribut sampai Adu Mulut, Ini Duduk Perkaranya
Viral Video Keluarga Keraton Surakarta Ribut-Ribut sampai Adu Mulut, Ini Duduk Perkaranya

Sebuah video berisi perselisihan keluarga Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat viral di sejumlah media sosial.

Baca Selengkapnya
Konflik Lagi, Keraton Surakarta Laporkan Dugaan Pengeroyokan Saat Pembukaan Sekaten
Konflik Lagi, Keraton Surakarta Laporkan Dugaan Pengeroyokan Saat Pembukaan Sekaten

Kali ini pemicunya adalah tradisi tahunan saat prosesi tabuh gamelan Sekaten dalam rangka perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, Senin (9/9) lalu.

Baca Selengkapnya
Sejarah Malam 1 Suro, Tradisi Perayaan Islam Jawa Era Sultan Agung
Sejarah Malam 1 Suro, Tradisi Perayaan Islam Jawa Era Sultan Agung

Tanggal 1 Suro diperingati setelah magrib pada hari sebelum tanggal 1, dan biasanya disebut malam satu suro.

Baca Selengkapnya
Tingalan Jumenengan, KGPAA Mangkunegaran X Berbagi Gelar Kehormatan
Tingalan Jumenengan, KGPAA Mangkunegaran X Berbagi Gelar Kehormatan

Dalam acara jumenengan tersebut juga ditampilkan tarian sakral dari Pura Mangkunegaran Solo, Bedaya Anglir Mendhung.

Baca Selengkapnya
Sakralnya Kirab 7 Pusaka Keraton Surakarta, Dipimpin 5 Kerbau Bule
Sakralnya Kirab 7 Pusaka Keraton Surakarta, Dipimpin 5 Kerbau Bule

Selama kirab, peserta tidak boleh mengenakan alas kaki dan dilarang berbicara

Baca Selengkapnya
Spesial, Upacara 17 Agustus di Solo Dipimpin KGPAA Mangkunegara X
Spesial, Upacara 17 Agustus di Solo Dipimpin KGPAA Mangkunegara X

Untuk pertama kalinya, Upacara HUT RI di Kota Solo dipimpin oleh Mangkunegara X.

Baca Selengkapnya
FOTO: Panas, Ricuh Dua Kelompok Pengunjuk Rasa Warnai Demo MK di Patung Kuda
FOTO: Panas, Ricuh Dua Kelompok Pengunjuk Rasa Warnai Demo MK di Patung Kuda

Lemparan batu, botol, dan benda lainnya sempat mewarnai kericuhan tersebut.

Baca Selengkapnya
Pendukung Cagub Sulsel Bentrok di Dalam dan Luar Arena Debat Kandidat
Pendukung Cagub Sulsel Bentrok di Dalam dan Luar Arena Debat Kandidat

Debat publik kedua kali ini sempat memanas antar simpatisan paslon di dalam maupun luar Hotel Claro Makassar.

Baca Selengkapnya
Bupati Rokan Hilir Cekcok dan Saling Dorong dengan Wakilnya saat Pelantikan Kepala Desa
Bupati Rokan Hilir Cekcok dan Saling Dorong dengan Wakilnya saat Pelantikan Kepala Desa

Bupati Rokan Hilir Afrizal Sintong dan Wakil Bupati Sulaiman cekcok hingga saling dorong dalam acara resmi. Keributan keduanya viral di media sosial.

Baca Selengkapnya
FOTO: Panas! Massa Pro dan Tolak Hasil Pemilu 2024 Ricuh di Patung Kuda, Diwarnai Lemparan Batu dan Botol
FOTO: Panas! Massa Pro dan Tolak Hasil Pemilu 2024 Ricuh di Patung Kuda, Diwarnai Lemparan Batu dan Botol

Kedua kubu awalnya hanya saling beradu argumen, namun situasi kian panas hingga diwarnai lemparan batu dan botol air mineral.

Baca Selengkapnya
Dua Kelompok Massa Ricuh Saling Lempar-lemparan di Patung Kuda
Dua Kelompok Massa Ricuh Saling Lempar-lemparan di Patung Kuda

Massa menolak Pemilu curang sampai menerobos barikade polisi.

Baca Selengkapnya