Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Konsep OTG Covid-19 Belum Banyak Dipahami, Jaga Jarak Paling Jarang Dilakukan

Konsep OTG Covid-19 Belum Banyak Dipahami, Jaga Jarak Paling Jarang Dilakukan Ilustrasi masker. ©PixabayShutterstock

Merdeka.com - Konsep Orang Tanpa Gejala (OTG) dalam penularan Covid-19 ternyata masih belum dipahami oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal tersebut tercermin dari survei yang dilakukan oleh Nielsen dan UNICEF pada Agustus lalu. Survei dilakukan di 6 kota besar, Jakarta, Makassar, Surabaya, Bandung, Semarang, dan Medan dengan melibatkan sekitar 2.000 responden.

Dari 2.000 responden yang disurvei, hanya 31,5 persen yang sudah mengimplementasikan perilaku pencegahan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak). Ini artinya, baru sepertiga dari responden survei yang melakukan protokol kesehatan secara lengkap.

"Kalau kita bicara status sosial ekonomi, hasil survei mengatakan justru lower 1 dan 2 paling banyak yang melakukan 3 perilaku sekaligus [3M]. Dari sisi usia, yang muda-muda kurang disiplin. Yang agak senior 50-54 tahun paling disiplin, ada perbedaan di rentang usia," kata Konsultan UNICEF Risang Rimbatmaja dalam diskusi 'Keterlibatan Masyarakat dalam Respon Pandemi Covid-19', ditulis Jumat (6/11).

Jika dirinci, perilaku mencuci tangan menjadi yang paling banyak dilakukan responden dengan jumlah 71,2 persen, lalu diikuti dengan memakai masker 70,8 persen, dan yang paling rendah adalah menjaga jarak 46,8 persen.

Dia mengemukakan, hasil tersebut menunjukkan bahwa masyarakat masih melakukan 3M secara parsial dengan perilaku yang paling banyak dilakukan adalah mencuci tangan dan memakai masker. Khusus untuk jaga jarak, Risan mengatakan ada aspek norma sosial dan mispersepsi yang melatarbelakangi rendahnya implementasi protokol ini.

"Misalnya orang lain yang mendekat bukan saya. Semua juga tidak jaga jarak kenapa saya harus jaga jarak. Nomor duanya adalah mispersepsi, saya sehat, tidak ada virus, ngapain kita jaga jarak. Konsep Orang Tanpa Gejala [OTG] itu belum betul-betul masuk di benak orang," tekannya.

Terkait dengan hal ini, UNICEF Communications Development Specialist Rizky Ika Syafitri menjelaskan konsep OTG perlu lebih ditekankan dalam komunikasi dengan masyarakat. Menurutnya, tidak mudah untuk mengubah perilaku masyarakat saat pandemi. Disiplin dan kepatuhan terhadap protokol kesehatan menjadi kunci untuk keluar dari krisis kesehatan saat ini.

"Kami [UNICEF] mencoba menggali data agar kami bisa merumuskan strategis komunikasi yang tepat untuk mencapai perubahan perilaku. Kita harus paham audience, pengetahuan [mereka] cara pencegahan, cara penularan gimana, sikapnya terhadap perilaku itu," tambahnya.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Teknologi Ini Diakui Punya Kekuatan “Membangkitkan” Orang Mati, Tapi Apa Pantas Digunakan?
Teknologi Ini Diakui Punya Kekuatan “Membangkitkan” Orang Mati, Tapi Apa Pantas Digunakan?

Namun apakah manusia siap menghadapi dunia baru yang penuh tantangan ini?

Baca Selengkapnya
Survei Litbang Kompas: 63,7 Persen Publik Setuju Politik Dinasti Dibatasi
Survei Litbang Kompas: 63,7 Persen Publik Setuju Politik Dinasti Dibatasi

Hasil Survei Litbang Kompas menyatakan, sebanyak 63,7 persen responden menyetujui agar praktik politik dinasti dibatasi.

Baca Selengkapnya