Kontes waria untuk nikahan adik

Merdeka.com - Pekan depan rencananya akan berlangsung pemilihan Ratu Waria di Makassar, disisipkan dalam sebuah acara pernikahan, Senin malam, (22/1) pukul 19.00 wita di Jalan Poros Kelapa III, Kecamatan Panakkukang. Kegiatan ini merupakan gawean dari King Salon, salon kecantikan yang dikelola oleh Ocha, warga setempat.

Kombes Polisi Dicky Sondani, Kabid Humas Polda Sulsel yang dikonfirmasi, Jumat, (19/1) mengatakan, setiap akan dihelat sebuah kegiatan harus ada izin dari pihak kepolisian. Untuk kegiatan yang akan gelar oleh pengelola King Salon ini, meski masukkan permohonan izin, tetapi tidak akan diberikan atau dikeluarkan karena pertimbangan antisipasi terjadinya gesekan di tengah masyarakat.

Kata Dicky, sejak menyebarnya informasi tentang rencana kegiatan ini di media sosial, masyarakat langsung bereaksi. Pada umumnya mereka menolak baik atas nama kelompok-kelompok masyarakat bahkan Lurah hingga RT nya.

"Masyarakat langsung lakukan penolakan mulai dari kelompok-kelompok masyarakat, Pak Lurahnya hingga ketua RT nya. Meski dikatakan kegiatan itu hanya seru-seruan, disisipkan saja dalam acara pernikahan, ini tidak bisa dianggap sepele. Karena pertimbangan inilah sehingga kegiatan ini tidak akan diizinkan dan manakala mereka nekat maka akan dibubarkan paksa," katanya.

Ocha, pemilik King Salon terpaksa membatalkan acara pemilihan ratu waria yang sudah lama rencanakan, karena menjadi kontroversi di tengah masyarakat.

"Kemarin malam saya akhirnya memutuskan untuk membatalkan rencana kegiatan pemilihan ratu waria ini karena di luar sana kontroversi. Padahal maksud acara itu sekadar mau hibur tamu-tamu adikku di malam pernikahannya Senin malam nanti, (22/1). Waria yang saya undang juga tidak seberapa, waria-waria kawan saya sesama pengelola salon saja," tutur Ocha.

Sedianya, kontes waria yang digagas Ocha ini berlangsung di tengah acara pernikahan adiknya di Jalan Poros Kelapa III, Kecamatan Panakkukang, Makassar. Namun sejak dia mengunggah brosur rencana kontes pemilihan ratu waria itu di media sosial, ternyata menjadi pro kontra.

Bahkan pihak Kepolisian juga telah memastikan kalau akan membubarkan paksa kegiatan itu jika tetap ngotot diselenggarakan.

"Sebenarnya kegiatan ini bukan kegiatan berkelanjutan, juga tidak seperti kegiatan pemilihan ratu waria yang dibayangkan orang-orang. Hanya pemilihan waria berbusana terbaik saja," tuturnya.

Kemudian, dia akan hadiahi pemenang yang terpilih. "Ini maksudnya juga supaya tamu-tamu kami nanti terhibur. Biasanya to kalau waria melenggak itu dianggap topeng monyet bikin ketawa orang," tutur Ocha sembari tertawa.

Sebenarnya, kata Ocha, dia kecewa tetapi juga tidak mau memaksa untuk tetap menggelar kontes itu.