Kontraktor kabur, kegiatan belajar di SDN Pitara 2 Depok terganggu
Merdeka.com - Sejak Desember 2015 pengerjaan tiga ruang kelas Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pitara 2 ditinggal pengembang. Sudah sembilan bulan ruang kelas dirobohkan dan hanya tersisa tiang pondasi. Akibatnya siswa di sekolah itu terlantar. Mereka hanya bergiliran belajar di empat ruang kelas yang tersisa.
"Tadinya cuma tiga kelas, sekarang empat kelas karena ruang komputer dipakai untuk lokal," kata Kepala SDN Pitara 2, Umardani, Selasa (20/9).
Dirinya mengaku tidak pernah bertemu sekalipun dengan pengembang. Bahkan dia sempat meminta papan pengumuman proyek untuk dipasang di depan sekolah pun tak digubris. "Sampai sekarang saya tidak pernah bertemu dengan pemborongnya," katanya.
-
Bagaimana kondisi bangunan SDN Cipaku saat ini? Yang tersisa di antaranya dinding, pondasi antara tembok dengan lantai dan logo dari beton bertuliskan SDN Cipaku yang sudah tidak utuh.
-
Kenapa siswa di SDN Ambon belajar di lantai? Tidak ada bangku membuat para siswa harus duduk di lantai dan menunduk saat menulis materi pelajaran.
-
Dimana sekolah itu berada? Peristiwa itu terjadi di Sekolah Al-Awda di Abasan al-kabira, bagian selatan Jalur Gaza dekat Khan Younis.
-
Apa yang terjadi pada bangunan terbengkalai? Setiap bangunan yang tidak terpakai dan diubah fungsinya memberikan kesan baru yang segar.
-
Dimana pelajar di Bogor dibacok? 'Korban P luka di pinggang mendapatkan tiga jahitan, dan korban I luka di kepala dapat tiga jahitan. Keduanya sudah diperbolehkan pulang oleh dokter, selanjutnya kami mencari pelaku yang diduga melakukan penganiayaan,' kata Sudar, Jumat (7/6). Dikutip dari Antara.Sudar menceritakan, kejadian itu terjadi saat kedua korban berboncengan tiga menggunakan satu sepeda motor bersama satu orang temannya lagi. Ketiganya berencana pergi ke tempat tongkrongan. Ketika tiba di wilayah Pintu Ledeng Ciomas, Kabupaten Bogor, dari arah berlawanan ada pelajar dari SMA lain mengejar ketiganya.
-
Kenapa SDN Margamulya II rusak? Kondisi dinding serta kayunya banyak yang mengalami pelapukan, karena tidak pernah tersentuh pembangunan sejak pertama kali didirikan pada 1993.
Sejak ruang kelas dibongkar, pihaknya terpaksa memutar siasat. Ruang kelas sengaja digunakan bergantian. Satu ruang kelas bisa dipakai sampai tiga rombongan belajar. "Misalnya kelas satu pagi, kemudian kelas siang, nanti sorenya kelas tiga," ceritanya.
Dirinya mengaku kasihan melihat anak-anak yang tidak bisa belajar maksimal dan tidak bisa beraktifitas di lapangan akibat mangkraknya pembangunan. Jam belajar siswa pun terpaksa dikurangi agar bisa menampung siswa kelas lainnya. "Jam belajar jadi dipercepat. Mulanya pulang jam 11.45 jadi jam 11.00 karena harus bergantian dengan kelas lain," katanya.
Dia berharap agar dinas terkait segera memberikan solusi sehingga muridnya bisa kembali belajar. "Kalau seperti ini kan kasihan anak-anak," katanya.
Saat ini di lokasi terlihat tiang-tiang pondasi berdiri. Bahkan tiang itu belum sempat dicor. "Itu cuma bawahnya saja yang dipondasi, tiangnya mah belum," kata Candra Wasita, salah satu guru.
Total siswa di sekolah itu sebanyak 576 orang dengan 14 rombongan belajar. Kelas I dua rombel, kelas II dan III tiga rombel, kelas IV, V dan VI dua rombel. "Tahun ini ada penurunan satu rombel. Tadinya kelas I ada tiga rombel tapi turun jadi dua saja," katanya.
Wali murid pun sudah banyak yang bertanya soal kelanjutan pembangunan ruang kelas. Pasalnya, mereka berharap anak-anak bisa kembali belajar seperti sedia kala. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Diduga, gedung ambruk karena usia bangunan yang sudah tua.
Baca SelengkapnyaBangunan ambruk karena kayu atap digerogoti rayap sehingga lama-lama rapuh.
Baca SelengkapnyaDua ruang kelas tersebut belum kunjung diperbaiki. Aktivitas belajar mengajar terpaksa dipindah ke perpustakaan dan laboratorium IPA.
Baca SelengkapnyaKondisi seperti ini sudah terjadi sejak 2014, karena kursi dan meja sudah rapuh.
Baca SelengkapnyaKegiatan belajar mengajar (KBM) tanpa meja kursi di sekolah itu sudah berlangsung lebih dari dua tahun.
Baca SelengkapnyaSebanyak 18 siswa kelas 1 di SDN 02 Desa Tanjung, Kecamatan Koto Kampar Hulu, Kabupaten Kampar, Riau belajar di ruangan bekas water closet (WC).
Baca SelengkapnyaSiswa SD Negeri Bugel Kulon Progo harus rela mengungsi ke rumah warga karena sekolahnya terdampak pembangunan JJLS.
Baca SelengkapnyaTidak ada bangku membuat para siswa harus duduk di lantai dan menunduk saat menulis materi pelajaran.
Baca SelengkapnyaKondisi bangunan bekas WC itu tak layak pakai. Jauh dari standar sekolah seperti biasanya.
Baca SelengkapnyaBangunan Sekolah Dasar (SD) Negeri Pandansari 1, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang ambruk akibat dihantam hujan dan angin kencang.
Baca SelengkapnyaUntungnya saat kejadian sore hari itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
Baca SelengkapnyaAmbruknya atap sejumlah ruang kelas pada SDN Kedaung Depok itu terjadi seusai diguyur hujan deras pada Jumat (15/3) kemarin.
Baca Selengkapnya