KontraS Duga Penyebab Bentrokan Polisi Empat Lawang vs Warga Karena Pungli
Merdeka.com - KontraS menduga penyebab utama terjadinya bentrokan polisi dan warga di Empat Lawang, Sumatera Selatan, beberapa waktu lalu karena adanya pungutan liar (pungli). Polisi didesak mengusut tuntas kasus ini agar terbongkar latar belakangnya.
Kepala Divisi Pembelaan HAM Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Arif Nur Fikri mengungkapkan, dugaan itu muncul setelah warga Desa Tanjung Raman, Kecamatan Pendopo, Empat Lawang, mengadu terkait bentrokan dan penangkapan belasan warga. Warga membantah kronologis yang disampaikan kepolisian.
Warga menyebut, polisi melakukan pungli saat pembangunan jalan. Polisi meminta jatah Rp 30 ribu per angkutan truk selama beberapa bulan sebelum kejadian.
-
Di mana aksi pungli terjadi? Viral Video Pungli di Babelan Bekasi Palaki Sopir Truk Tiap Lima Meter, Ini Faktanya Beredar video pungli di Babelan Bekasi. Seorang sopir truk yang melintas di kawasan Jalan Raya Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat merekam banyaknya aktivitas pungli baru-baru ini.
-
Siapa yang melakukan pungli? Berdasarkan keterangan di video, disebutkan bahwa pungli di Babelan jadi pungli terkuat di muka bumi.
-
Kenapa Polisi diserang? Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Siapa yang menyerang Polisi? 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Siapa yang diduga terlibat dalam pungli di Lapas Cebongan? Kepala Lapas Kelas IIB Sleman atau Lapas Cebongan, Kelik Sulistyanto mengakui memang ada oknum yang diduga melakukan pungli.
-
Kenapa pungli di Babelan Bekasi viral? Tingginya aktivitas pungli ini meresahkan hingga viral di media sosial.
"Persoalan utamanya adalah dugaan pungli yang dilakukan oknum polisi di Empat Lawang, ada warga yang hendak melaporkan. Ini menjadi dugaan penyebab terjadinya bentrokan," ungkap Arif, Senin (2/9).
Menurut dia, kasus ini telah dilaporkan ke Ombudsman RI dan warga tinggal menyertakan barang bukti seperti data pendukung adanya pungli. Semestinya, kasus dugaan pungli tersebut harus diusut tuntas.
"Makanya dikejar ke situ dan dibuktikan dengan data yang ada," ujarnya.
KontraS juga mendesak polisi menyelidiki dugaan penganiayaan yang dilakukan polisi kepada para tersangka dan saksi bentrokan dalam proses penyelidikan. Bahkan, seorang tersangka yang terbaring di rumah sakit akibat terkena tembakan polisi juga harus diborgol.
"Kita menyayangkan itu, dia sudah mengalami luka tembak, tidak berdaya, masih diborgol. Padahal dia tidak bisa lari kemana-mana karena luka itu, tidak mungkin juga melarikan diri, ini tidak manusiawi," kata dia.
Menanggapi hal itu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumsel Kombes Pol Yustan Alpiani mengaku belum mengetahui adanya laporan warga terkait dugaan pungli. Dia mengimbau tidak asal menuding tanpa bukti yang lengkap.
"Kalau itu kan terserah, apapun versi mereka (warga). Seandainya kalau ada dia menemukan itu, dia bisa lapor dong. Melaporkan siapa yang melakukan itu," ujarnya.
Dijelaskannya, dugaan pungli dan penangkapan 14 tersangka penyerangan adalah kasus yang berbeda. Dugaan pungli tidak bisa dijadikan pembenaran untuk melakukan penyerangan terhadap anggota polisi yang sedang bertugas.
"Konteks kita pada saat anggota mau nangkap orang, dilakukan perlawanan. Kalau awalnya yang lain itu terserah, yang pasti seandainya tidak ada perlawanan, penyerangan terhadap anggota, itu tidak akan terjadi," kata dia.
"Sekarang kita tangani dulu kasus penyerangan ini. Kalau warga mau lapor itu (pungli) itu terserah mereka," tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, empat polisi mengalami luka tusuk dan tembak akibat diserang massa. Sebanyak 16 warga diamankan polisi dalam insiden itu.
Keempat polisi yang terluka adalah Ipda Arsan Fajri (Kanit Reskrim Polsek Ulu Musi), Bripka Darmawan, Bripda Teja Apriaga, dan Briptu Agus.
Bentrokan terjadi di dua tempat, yakni di Desa Tanjung Raman, Kecamatan Pendopo, Empat Lawang, Sumatera Selatan, Rabu (31/7) malam. Kemudian disusul serangan massa di RSUD Tebing Tinggi, Empat Lawang.
Peristiwa itu bermula saat seorang warga melaporkan dirinya menjadi korban pengancaman oleh warga setempat. Ipda Arsan bersama tiga anak buahnya mendatangi rumah pelaku, Erwin. Polisi tak menemukan pelaku karena tidak berada di tempat.
Di perjalanan, petugas bertemu pelaku bersama tujuh orang lainnya. Ketika petugas bermaksud mendamaikan pelapor dan terlapor, pelaku Erwin justru menyerang dengan pisau.
Ipda Arsan dan Bripka Darmawan terkena luka tusuk. Tak ingin situasi semakin membahayakan, dua petugas yang lain melepaskan tembakan peringatan. Tembakan membuat enam pelaku kocar-kacir, dan dua pelaku, Erwin dan Irwan diamankan dengan luka tembak di kaki.
Empat polisi dan pelaku yang terluka langsung dibawa ke RSUD Tebing Tinggi untuk menjalani perawatan. Tak lama, datang sekitar 70 orang menyerang polisi yang tengah dirawat di rumah sakit.
Para pelaku membawa senjata api dan sajam berbagai jenis. Polisi mengeluarkan tembakan peringatan agar sekelompok orang itu membubarkan diri.
Tembakan itu dibalas para pelaku yang membuat dua polisi yang sedang berjaga, Bripda Teja Apriaga dan Briptu Agus terkena luka tembak. Dalam insiden itu, petugas mengamankan dua pucuk senjata api rakitan dan 15 bilah senjata tajam. Anggota yang terluka kini dirujuk ke RS di Lubuklinggau.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban tertembak dan terlindas mobil polisi kini dirawat di rumah sakit.
Baca SelengkapnyaSejauh ini, dikatakan Kapolres Jakarta Utara tidak ada korban jiwa dari bentrokan warga itu.
Baca SelengkapnyaKapolres menyesalkan tindakan warga yang menghalangi penangkapan pelaku kejahatan bahkan menyerang dan menyandera polisi.
Baca SelengkapnyaTotal sebanyak 45 orang prajurit Yonarmed 2/Kilap Sumagan masih terus menjalani pemeriksaan secara maraton.
Baca SelengkapnyaPolisi memastikan gas air mata hanya ditembakkan ke jalan tidak ke arah permukiman warga.
Baca SelengkapnyaBeruntungnya, dari cekcok ini berhasil dicegah oleh petugas aparat kepolisian yang ada di lokasi.
Baca SelengkapnyaBentrokan antar warga pecah di sekitar Kompleks Perumahan Pemda, Kabupaten Maluku Tenggara, Selasa (20/2) malam.
Baca SelengkapnyaPolisi masih mendalami penyebab tawuran di Underpass Manggarai.
Baca SelengkapnyaBukan tersangka yang didapat, para aparat kepolisian ini justru dikeroyok oleh warga Kampung Ambon.
Baca SelengkapnyaKondisi nahas dialami dua orang polisi saat menangkap terduga penipu daring di OKI, Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaKompolnas mengingatkan seluruh anggota memahami bekerja dan bertugas sebagai satu kesatuan Korps Bhayangkara guna mencegah timbulnya ego sektoral.
Baca SelengkapnyaEmpat orang yang terdiri dari warga dan mahasiswa yang terluka dalam kericuhan yang terjadi
Baca Selengkapnya