KontraS pertanyakan komitmen Jokowi bereskan kasus HAM masa lalu
Merdeka.com - Kepala Biro Riset Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Puri Kencana Putri menilai, komitmen Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap penyelesaian kasus hak asasi manusia (HAM) dan korban kekerasan semakin hari semakin dipertanyakan. Presiden ke 7 tersebut dinilai kontradiktif dalam hal penegakan HAM di tanah air.
"Pernyataan yang diberikan Jokowi sangat berbeda dengan tindakan atau kebijakan yang diputuskan," ujar Puri saat acara bedah buku di Solo, Rabu (10/12).
Meski demikian, Puri tetap memberikan apresiasi terhadap pernyataan resmi Jokowi terkait Hari HAM yang disampaikan kemarin. Dalam pidato tersebut, lanjut Puri, Jokowi menjanjikan jaminan perlindungan minoritas untuk isu kebebasan beragama, berkeyakinan dan beribadah.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Apa yang dikatakan Hasto soal Jokowi? Lebih lanjut Hasto menyatakan, Jokowi ingin mempertahankan kekuatan politik dengan menguasai parpol. Tidak hanya PDIP namun juga Partai Golkar pimpinan Airlangga Hartarto, salah satu pembantunya di Kabinet Indonesia Maju.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Apa yang Jokowi ajak untuk ditanggulangi? 'Selain itu kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, dan juga ilegal unregulated unreported IUU Fishing,'
-
Mengapa Jokowi digugat? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Siapa yang disebut Jokowi sebagai sosok yang keliru? “Karena ia percaya sumber daya planet bumi terbatas. Akan tetapi, ternyata Thanos keliru.“
"Dalam pidato itu, Jokowi juga memberikan jaminan hak-hak rakyat di sektor ekonomi, sosial dan budaya (ekosob). Kemudian penuntasan kasus-kasus HAM berat dengan rekonsiliasi dan pengadilan HAM Ad Hoc," katanya.
Puri juga memberikan sejumlah catatan penting pidato Jokowi, yakni terkait kebijakan yang bertentangan dengan penegakan HAM. Di antaranya pengangkatan Hendropriyono dan Ryamizard Ryacudu, rencana eksekusi mati 20 terpidana, penembakan lima warga di Papua, intervensi negara dalam konflik parpol, pembebasan bersayarat Pollycarpus.
"Masih banyak lagi, penambahan Kodam di Papua, rencana pemberian grasi untuk Eva Bande, dan aparat yang diturunkan dalam konflik dengan warga, kemudian kebijakan di sektor bisnis dan agraria," ucapnya.
Dalam kasus Papua, lanjut Puri, keputusan Jokowi menambah Kodam tak sesuai dengan komitmennya untuk menekan kekerasan di sana. Persoalan-persoalan yang terjadi di Papua adalah ekspresi mereka yang tidak bisa diselesaikan dengan peluru, tetapi dengan dialog.
"Kata kunci dalam menyelesaikan masalah Papua itu melakukan rekognisi bahwa Papua dan warganya adalah bagian dari kita," ucapnya.
Persoalan lain yang tak kalah penting untuk dicermati adalah, banyaknya orang-orang di lingkaran kekuasaan dengan pelanggaran HAM masa lalu. Orang-orang tersebut merupakan pendukung kemenangan Jokowi dalam Pilpres. Padahal korban orang-orang tersebut sangat jelas dan diketahui secara luas telah dibunuh, disiksa dan bahkan hingga saat ini masih ada yang belum diketahui keberadaanya.
Puri mencontohkan, kasus aktivis Wiji Thukul yang merupakan orang asli Solo.
"Wiji Thukul itu orang Solo, Jokowi juga asli orang Solo. Pasti dia tahu kisah pilu yang dialami Wiji Thukul serta keluarganya. Apakah mereka itu tidak mempunyai sedikit rasa empati untuk Wiji Thukul dan anak anak istrinya," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Suarlin menjelaskan ada dua indikator penilaian dalam pemenuhan HAM.
Baca SelengkapnyaGanjar mengaku tak puas dengan jawaban Prabowo mengenai komitmennya menyelesaikan kasus HAM masa lalu.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan pemimpin tidak boleh memiliki rekam jejak pelanggaran HAM.
Baca SelengkapnyaAktivis Aksi Kamisan ke-836 menyoroti tidak terealisasinya janji-janji keadilan bagi korban pelanggaran HAM selama 10 tahun berkuasa.
Baca SelengkapnyaAktivis kembali menggelar Aksi Kamisan di seberang Istana untuk menuntut penuntasan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu.
Baca SelengkapnyaKontraS menilai bahwa momentum ini kurang maksimal untuk menggali ‘Isi Kepala’ para Calon Presiden terkait isu HAM
Baca SelengkapnyaTaufan menilai belum ada jawaban atau penjelasan yang tegas dari capres Prabowo Subianto. Terutama untuk mendorong peradilan HAM atas kejadian masa lalu.
Baca SelengkapnyaEks Ketua Komnas HAM mengatakan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu bukan isu lima tahunan yang kerap muncul ketika Pemilu.
Baca SelengkapnyaAdik Wiji Thukul mengaku kecewa dengan masa kepemimpinan Jokowi.
Baca SelengkapnyaMenurut Yusril, undang-undang yang telah dicabut oleh Mahkamah Konstitusi itu lahir dari hasil pembelajaran dari pengalaman Afrika Selatan.
Baca SelengkapnyaPernyataan Jokowi boleh mendukung capres menimbulkan sentimen negatif
Baca SelengkapnyaKontraS menilai banyak isu yang penting namun terlewat.
Baca Selengkapnya