Kontras Soroti Cara Polisi Bubarkan Aksi May Day & Demo 21-22 Mei
Merdeka.com - Komisi untuk orang hilang dan korban tindak kekerasan (Kontras) memberikan catatan kepada Polri dalam HUT Bhayangkara ke-73. Salah satunya mengenai tindakan arogan dalam penanganan aksi massa.
Koordinator Kontras Yati Andriyani mengatakan, tindakan itu terjadi ketika penanganan aksi May Day di Bandung 1 Mei 2019. Menurutnya aksi tersebut diwarnai tindakan sewenang-wenang aparat keamanan dengan membubarkan massa lewat cara memukul meski tanpa perlawanan.
"Anggota Polri juga menangkap, mengumpulkan, menelanjangi, menyuruh jalan jongkok satu demi satu, menggunduli, mengecat tubuh, serta memperlakukan massa aksi di depan umum," katanya saat jumpa pers di kantor Kontras, Senen, Jakarta Pusat, Senin (1/6).
-
Siapa yang ditangkap karena kerusuhan? 'Kami telah mengidentifikasi beberapa pelaku, dan saat ini kami baru menangkap satu orang, sementara yang lainnya masih dalam pengejaran,' ujar Kusworo.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Siapa yang melakukan penganiayaan terhadap tahanan? 'Terkait penganiayaan, pada saat itu memang ramai di FB (Facebook) bahwasannya mereka disiksa, tetapi pada saat pemeriksaan muncul bahwa (penyiksaan) itu juga dilakukan oleh sesama tahanan,' kata dia di Mapolda Jabar, Minggu (26/5).
-
Siapa yang dituduh melakukan kekerasan? Menurut Vanessa, Yudha Arfandi lah yang melakukan tindakan kekerasan terhadap Tamara Tyasmara.
-
Siapa yang terlibat keributan? 'Minggu (7/7), terjadi perselisihan antara saudara MK dan DN di salah satu acara hajatan di wilayah hukum Polsek Majalaya,' demikian dikutip dari keterangan video.
-
Apa yang terjadi pada kerusuhan ini? Dalam peristiwa tersebut, 47 orang Yahudi dan satu orang Prancis terbunuh, banyak yang terluka, dan harta benda dirusak.
Kemudian, pada aksi May Day di Bandung aparat menangkap massa aksi hingga 619 orang yang terdiri dari 326 orang dewasa, 293 anak dibawah umur, dan 14 perempuan. Yati mengungkapkan, pada saat penangkapan, prosesnya penuh intimidasi verbal maupun nonverbal.
"Massa aksi dipukul secara membabi buta dan adapula yang ditelanjangi di tempat dan disemprotkan menggunakan cat pilox," ucapnya.
Kontras pun menyoroti tindakan tidak manusiawi saat penanganan aksi 21-22 Mei 2019. Dalam kasus itu, Kontras bersama LBH Jakarta melakukan pemantauan dan bekerja sama membuka pos pengaduan, untuk memverifikasi dan mendalami jatuhnya korban jiwa di kerusuhan tersebut.
Yati menyebut, bahwa pihaknya mendapatkan 7 pengaduan. Di antaranya sulitnya akses keluarga korban untuk bertemu anggota keluarga yang ditangkap, tidak diberikannya surat perintah dan penahanan, adanya penyiksaan dan pelanggaran hak hak anak.
"Pelanggaran-pelanggaran tersebut dapat bermuara pada dihukumnya orang yang tidak bersalah karena tidak mendapatkan hak-haknya sedari awal proses hukum," kata Yati.
Kontras juga mengumpulkan kasus dugaan penganiayaan dan penyiksaan pada kerusuhan 21-22 Mei. Salah satunya terhadap Markus, salah seorang tukang parkir yang dianiaya oknum anggota Brimob saat bertugas di kerusuhan tersebut. Markus hingga sekarang masih dirawat di RS Polri.
Selain itu ada Reza, korban meninggal yang sempat hilang. Namun tiba-tiba keluarga diberikan kabar kematian Reza dari RS Polri pada 27 Mei 2019. Korban tewas lain dalam peristiwa itu bernama Sandro. Padahal, Sandro tidak mengetahui adanya aksi itu. Namun, ia harus meregang nyawa karena peluru melewati rusuk kanannya.
"Ia (Sandro) sempat dioperasi, namun sehari kemudian ia meninggal di RS Tarakan," tukas Yati.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah video penganiayaan terhadap petugas Satpol PP saat aksi demo buruh beredar di media sosial.
Baca SelengkapnyaKelompok itu akan melakukan penutupan jalan pantura, dan pintu tol menuju Krapyak.
Baca SelengkapnyaPengeroyokan itu terjadi di Jalan Raya Banjaran-Soreang, Rabu (20/12) lalu.
Baca SelengkapnyaDua petugas Satpol PP Surabaya yang berniat membantu warga, justru babak belur diamuk oknum buruh
Baca SelengkapnyaKorban hendak melerai kerusuhan, namun dia justru dianiaya lima pelaku
Baca SelengkapnyaKejadian itu berawal saat korban sedang berunjuk rasa. Ketika itu, ada enam orang tak dikenal menghampiri korban.
Baca SelengkapnyaDua demonstran terekam kamera melempar mobil dinas Satlantas Polrestabes Makassar. Akibat lemparan itu kaca mobil pecah dan Kasatlantas terluka.
Baca SelengkapnyaKorban saat ini sedang dalam penanganan medis di rumah sakit.
Baca SelengkapnyaOmbudsman menemukan beberapa demonstran mengalami luka-luka diduga dipukul oknum kepolisian
Baca SelengkapnyaEri mempersilakan menggelar demonstrasi setiap saat karena itu bagian dari demokrasi.
Baca SelengkapnyaSalah satu kawasan yang menerapkan rekayasa lalu lintas adalah Medan Merdeka.
Baca SelengkapnyaAksi pengeroyokan itu terjadi pada Minggu (31/12) di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Baca Selengkapnya