Kopassus: Daeng Koro tak lulus komando, cuma bisa main voli
Merdeka.com - Gembong teroris kelompok Santoso Sabar Subagio alias Daeng Koro sebelum menjadi gembong teroris merupakan anggota pasukan elite TNI AD yaitu Kopassus. Daeng Koro dipecat dari kesatuan dan militer lantaran tertangkap berzina dengan istri prajurit lain.
Selama di Kopassus, Daeng Koro tidak lulus seleksi saat menjalani seleksi Komando. Daeng Koro dinilai gagal saat tes jasmani sehingga tak memenuhi syarat prajurit Komando.
"Kemudian dia ditampung di Denma Cijantung selama 4 tahun. Kegiatan selama ditampung di Denma hanya mengikuti TC (training Center) voli," kata Kepala Penerangan Kopassus Mayor Inf Achmad Munir dalam keterangan persnya, Senin (6/4).
-
Kenapa Kolonel Bambang menolak jadi jenderal? Bambang menolak menerima begitu saja pangkat jenderal dari presiden, tanpa prosedur yang berlaku. Itu justru akan membuatnya dicemooh oleh sesama perwira dan merusak sistem yang berlaku.
-
Kenapa TKN tak siapkan pakar khusus untuk Prabowo? Tim Kampanye Nasional (TKN) tidak menyiapkan pakar khusus untuk membantu persiapan debat Prabowo-Gibran. Karena temanya bukan jadi masalah bagi Prabowo dan Gibran.
-
Siapa yang menolak jadi jenderal? Bambang Widjanarko adalah Seorang Perwira KKO, kini Marinir TNI AL Dia menjadi ajudan presiden Sukarno tahun 1960-1967.
-
Kenapa Jenderal R Hartono tidak bisa masuk RPKAD? Saat Tingkat III Akademi Militer, R Hartono mengikuti latihan terjun payung. Saat mendarat, ternyata kakinya keseleo hingga bengkak. Dia sampai dirawat di Rumah Sakit Taruna untuk pemulihan.
-
Siapa anggota KORPRI? Korps Pegawai Republik Indonesia atau Korpri adalah wadah untuk menghimpun seluruh pegawai Republik Indonesia demi meningkatkan perjuangan, pengabdian, dan kesetiaan pada cita-cita perjuangan bangsa.
-
Kesalahan apa yang dilakukan kopral? 'Hey kopral, kamu dengan santainya ngemut-ngemut es krim di dalam bus. Kamu pikir ini busnya nenek moyangmu. Kamu pikir ini di rumahmu apa?'
Karena dianggap tak punya kualifikasi sebagai prajurit Komando, lanjut Munir, maka Daeng Koro tidak mempunyai kemampuan khusus. "Dia juga tidak pernah mengikuti latihan-latihan yang bersifat khusus," katanya.
Munir menambahkan, pada tahun 1985 Daeng Koro dipindahkan ke Kariango untuk menjadi anggota Brigif Linud 3/TBS Kostrad dan menjadi tim TC Voli.
Seperti diketahui, Daeng Koro tewas saat baku tembak dengan Densus 88 di Poso. Saat itu, Daeng Koro bersama terduga teroris lain mendatangi rumah warga dan meminta makanan sembari membawa senjata laras panjang M16.
Warga kemudian melaporkan ke polisi. Polisi yang datang ke lokasi sudah berupaya meminta mereka menyerahkan diri. Namun, Daeng Koro dkk malah membalas dengan tembakan dan lemparan bom molotov. Baku tembak tak terhindarkan. Daeng Koro tewas sementara yang lainnya melarikan diri ke hutan.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut momen Jenderal Polri blak-blakan ungkap anaknya tak lulus masuk Akpol.
Baca SelengkapnyaSebanyak 6 Calon Siswa dinyatakan gagal saat mengikuti tes kejiwaan.
Baca SelengkapnyaVideo pembubaran acara turnamen bola voli oleh seorang polisi tidak berseragam viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaPutusan tersebut tercatat dalam nomor perkara 147-01-04-29/PHPU.DPR-DPRD-XXII/2024.
Baca SelengkapnyaAjudan Jokowi Kompol Syarif menceritakan kisahnya saat ia berkali-kali daftar TNI dan ditolak.
Baca SelengkapnyaSaat itu masuk RPKAD adalah kebanggaan tiap taruna.
Baca SelengkapnyaJoni kini berusia 19 tahun dan telah menamatkan pendidikannya di SMA Negeri 1 Atambua.
Baca SelengkapnyaJoni, bocah pemanjat tiang bendera saat HUT RI ke-73 di NTT tahun 2018 silam gagal seleksi masuk TNI AD.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang Kapolres yang menghukum Polwan karena belum menikah.
Baca SelengkapnyaTB Silalahi yang ingin minta beking pamannya malah kena marah. Dia kemudian membuktikan bisa masuk AKMIL tanpa sponsor.
Baca Selengkapnya