Korban banjir di Samarinda kelaparan dan terserang penyakit gatal
Merdeka.com - Ribuan rumah di tiga kecamatan di Samarinda, Kalimantan Timur, masih terendam banjir hingga 1,5 meter. Memasuki hari kelima banjir, sebagian besar warga mulai mengungsi. Sementara warga yang bertahan terserang penyakit kulit, dehidrasi, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) hingga kelaparan.
Pantauan merdeka.com di salah satu lokasi banjir terparah di Kelurahan Gunung Lingai, Kecamatan Sungai Pinang, tim medis Puskesmas diterjunkan berkeliling ke kawasan banjir menggunakan perahu fiber.
Di Perumahan Griya Mukti Sejahtera di Gunung Lingai misalnya, tim medis mengitari sudut ke sudut perumahan mulai dari RT 6, RT 7, RT 8 dan hingga ke kawasan dalam satu meter di RT 21. Mereka banyak menemukan warga yang dehidrasi, ISPA dan gatal-gatal. Petugas Puskesmas memberikan sejumlah obat kepada warga.
-
Dimana warga terdampak kekeringan? BPBD Kabupaten Cilacap mencatat jumlah warga yang terdampak kekeringan di wilayah tersebut mencapai 9.153 jiwa dari 3.011 keluarga.
-
Bagaimana warga Pesisir Selatan terdampak banjir dan longsor? 'Warga sudah kembali ke rumah mereka, namun terkendala air bersih. Untuk bantuan cukup banyak, hari ini juga akan kita distribusikan kepada warga,' tuturnya.
-
Kenapa banjir menyebabkan krisis kesehatan? Setelah banjir, air yang tergenang dapat menjadi sarang bagi berbagai penyakit menular seperti diare, leptospirosis, dan malaria.
-
Siapa yang terdampak banjir dan longsor di Pesisir Selatan? Data sementara hingga Senin (11/3), 21.000 keluarga (KK) terdampak dengan kerusakan rumah, fasilitas umum, lahan pertanian dan peternakan, yang ditimbulkan bencana itu.
-
Apa saja penyakit yang diderita warga Bantargebang? Pemkot Bekasi mengakui warga di sekitar TPST rentan mengalami masalah kesehatan. Misalnya, gangguan pernapasan, kulit hingga diare.
-
Siapa yang terdampak banjir lahar? 'Semua korban harus diterima dan diberikan perawatan. Soal biaya, nanti pemerintah daerah akan mencarikan solusi,' katanya dihubungi dari Padang, Minggu.
"Di bagian dalam tadi, ada yang bertahan di rumah. Terbanyak memang kena penyakit kulit gatal-gatal," kata dr Irma, yang bertugas di Puskesmas Remaja kepada merdeka.com saat ditemui di lokasi banjir, Jumat (7/4).
Temuan di lapangan, yang memprihatinkan, sebagian warga korban banjir yang bertahan di rumah mereka masing-masing sampai kelaparan. Sebab distribusi bantuan masih menumpuk di posko banjir.
"Di dalam banyak yang bertahan, tidak bisa keluar. Makanan maunya didistribusikan sampai ke dalam. Di dalam banyak yang ngeluh belum dapat makanan," ujar Irma.
Masih menurut Irma, petugas medis terus berkeliling ke lokasi banjir lainnya, untuk memberikan pertolongan medis darurat bagi korban banjir.
"Kita tugas sampai waktu belum ditentukan ya, kita siap. Tadi sebelum gunung lingai ini, kami juga ke lokasi banjir lain di Jalan Kesehatan dan Jalan Gelatik," sebut Irma.
Sementara, Lurah Gunung Lingai Sarifuddin menambahkan, sekitar 926 kepala keluarga di 15 RT terdampak banjir. Sebagian besar memang mengungsi. "Mengungsi karena listrik sudah dipadamkan PLN sejak Kamis (6/4) kemarin. Jadi di rumah gelap gulita," ungkap Sarifuddin.
Diketahui, BPBD Kota Samarinda melansir, sekitar 4.000 KK atau sekitar 10.000 jiwa terdampak banjir di 3 kecamatan, dalan 5 hari terakhir. Melimpahnya air di Bendungan Benanga, menyebabkan Sungai Karang Mumus (SKM) meluap, usai diguyur hujan berturut-turut sejak Minggu (2/4) lalu dan merendam kecamatan Sungai Pinang, kecamatan Samarinda Utara hingga kecamatan Samarinda Ulu.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banjir masih menerjang sejumlah wilayah di Provinsi Riau, termasuk di Kabupaten Inhu
Baca SelengkapnyaBerbagai penyakit itu timbul setelah warga tidur di luar rumah selama beberapa hari terakhir.
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan berhasil mengevakuasi puluhan warga yang terjebak banjir bandang di dalam Puskesmas Palabuhanratu Sukabumi
Baca SelengkapnyaBanjir berpotensi menimbulkan berbagai penyakit menular. Mantan Direktur WHO, Prof. Tjandra Yoga Aditama, mengingatkan untuk waspada terhadap lima penyakit ini:
Baca SelengkapnyaKurang lebih 500 warga yang mengungsi di sejumlah posko di Wulanggitang dan Sekolah Dasar Kemiri
Baca SelengkapnyaHujan deras dan angin kencang melanda Gaza pada Senin (25/11) malam.
Baca SelengkapnyaBNPB mencatat korban meninggal dunia akibat banjir lahar dingin dan longsor yang menerjang 6 kabupaten dan kota di Sumatera Barat bertambah menjadi 50 orang.
Baca SelengkapnyaHal ini dilakukan sebab banjir yang ikut melanda rumah sakit tersebut menenggelamkan seluruh areal beserta alat medis yang terdapat di dalamnya
Baca SelengkapnyaGuyuran hujan lebat menambah penderitaan warga Palestina yang mengungsi di Rafah, Jalur Gaza selatan.
Baca SelengkapnyaKondisi ini sudah dialami warga selama sebulan terakhir.
Baca SelengkapnyaSumber air di tengah hutan itu kondisinya keruh, namun warga tak punya pilihan lain.
Baca SelengkapnyaPenyakit Kulit Merajalela di Gaza, Warga Palestina Hidup dengan Air Kotor, Serangga dan Sampah
Baca Selengkapnya