Korban Banjir Kalsel Butuh Pertolongan, Bayi dan Orangtua Tak Bisa Dievakuasi
Merdeka.com - Provinsi Kalimantan Selatan direndam banjir sejak hari Minggu (11/1). Pada sore hari ini (15/1), ketinggian banjir semakin tinggi hingga leher orang dewasa.
Hingga kini, banyak warga korban banjir yang butuh pertolongan segera. Bahkan ada sejumlah warga yang terisolir karena bencana tersebut.
Bahkan salah seorang relawan sampai harus membuat video, hingga viral di media sosial, agar bantuan segera datang. Dalam video tersebut, pria yang mengaku sebagai relawan banjir di Kalsel itu meminta pemerintah untuk segera mengirimkan bala bantuan untuk mengevakuasi warga.
-
Mengapa evakuasi Naomi berjalan sulit? Proses evakuasi itu berjalan sulit dan penuh perjuangan. Bahkan sejak berangkat dari pos, tim harus berjalan dengan cuaca kabut tebal dan gerimis.
-
Siapa yang bantu tim evakuasi? Dalam pencarian dan evakuasi korban, tim gabungan di Sumatera Barat juga turut dibantu kantor SAR Bengkulu, kantor SAR Jambi dan Kantor SAR Medan.
-
Siapa yang terlibat dalam evakuasi korban? Mereka menggenapi ratusan personel tim SAR gabungan yang sudah lebih dulu berada di lokasi, terdiri dari Kantor SAR Gorontalo, Korem, Kepolisian Daerah, Palang Merah Indonesia, Kelompok Pencinta Alam, serta grup relawan dan lainnya.
-
Di mana jalan rusak yang membuat warga harus menandu pasien? Sejumlah penduduk di Kecamatan Tutar, Kabupaten Polewali Mandar, Sumatra Utara, harus berjuang saat merujuk seorang warga sakit menggunakan tandu.
-
Bagaimana bantuan disalurkan? 'Hari ini saya sudah berikan santunan kepada ahli waris dan kami juga memberikan kepada korban yang suaminya meningal dunia untuk dimasukkan ke dalam daftar nama penerima bantuan sosial,' tuturnya saat meninjau langsung lokasi kejadian pada Kamis, (14/3) malam.
-
Siapa yang terdampak udara buruk? Berdasarkan pernyataan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), polusi udara dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh.
"Ketinggian air sudah sepinggang, sedada bahkan segini (menunjuk lehernya). Kami relawan sudah evakuasi sebagian warga terhitung dari tanggal 11. Hari ini kami masih bertahan tapi kami juga manusia biasa. Kami punya rasa lelah dan keterbatasan tenaga," kata pria dalam video yang viral di media sosial, Jumat sore (15/1).
Dia mengatakan, para relawan banyak jalan yang sudah tidak bisa diakses. Dia berharap, setidaknya pemerintah mengirimkan logistik dari udara ke warga yang masih mengungsi di atap-atap rumah. Dia mengatakan, banyak warga yang kelaparan. Masih banyak sekali warga yang terjebak di beberapa titik dan belum diungsikan.
"Kami banyak dapat laporan, banyak warga yang masih terjebak di beberapa titik di kabupaten-kabupaten. Kami sangat memohon kepada pemerintah agar dinas terkait bisa memberikan bantuan lewat udara karena melalui keluhan warga terdampak banjir, mereka sangat kelaparan," kata dia.
Semoga segera mendapat bantuan..... Insya Allah banjir segera surut dan kehidupan di Kalsel segera normal kembali. Semoga tak ada korban jiwa. pic.twitter.com/eY45jdRT9P
— Geisz Chalifah (@GeiszChalifah) January 15, 2021Dia juga mengatakan, ketinggian air membuat para relawan sulit untuk menjangkau ke rumah-rumah warga. Dia melaporkan, masih banyak orangtua dan bayi yang belum bisa dievakuasi. Untuk itu, dia berharap pemerintah segera mengerahkan pasukan untuk mengevakuasi warga dan mengirimkan logistik. Sebab, para relawan mengaku sangat terbatas dalam jumlah personel maupun peralatan/ kendaraan.
"Bahkan bayi dan orangtua tidak sempat kami evakuasi karena medan yang cukup sulit. Cukup miris. Apa daya kami sebagai relawan, transportasi kami terbatas menggunakan roda 2, ada juga 4, tapi kami berharap pemerintah bisa mengirimkan armada melalui udara. Paling tidak menjatuhkan logistik ke daerah terdampak banjir yang sulit kami jangkau," ujarnya.
Dia mengaku sudah cukup lelah karena telah berjuang dengan keras selama lima hari ini untuk mengevakuasi warga Kalimantan Selatan.
"Sedikit demi sedikit kami bertahan, tapi mohon kepada pemerintah terkait. Kami juga sudah lelah, kami juga punya anak dan keluarga di Banjarmasin," tutupnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proses evakuasi terkendala air tanah yang keruh serta lubang yang sempit
Baca SelengkapnyaHelikopter Caracal juga mengirim tim medis sebanyak enam orang dari Posko Penanggulangan Bencana Andi Jema menuju Desa Rante Lajang
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan kondisi jalan kampung yang tidak memadai sehingga jenazah harus ditandu oleh warga untuk dibawa pulang.
Baca SelengkapnyaKondisi bayi masih sangat merah karena baru dilahirkan kemarin. Begitupun ibunya belum begitu pulih.
Baca SelengkapnyaKapal yang sebelumnya membawa pasien itu mengalami mati mesin di laut.
Baca SelengkapnyaProses evakuasi tak mudah. Prajurit TNI butuh waktu enam jam.
Baca SelengkapnyaSejumlah petugas mengevakuasi wanita hamil besar dengan menerobos banjir Sungai Batu Merah di Desa Oelatimo, Kupang Timur, NTT, Rabu (13/3).
Baca SelengkapnyaBencana longsor tersebut dipicu tingginya intensitas hujan yang menggujur kota Padang tanpa henti sejak Kamis (13/7) malam hingga Jumat (14/7) pagi.
Baca SelengkapnyaLongsor yang menewaskan hampir 700 orang itu juga mengakibatkan lebih dari 1.200 orang kehilangan tempat tinggal.
Baca SelengkapnyaBerbagai penyakit itu timbul setelah warga tidur di luar rumah selama beberapa hari terakhir.
Baca SelengkapnyaMobilnya Mogok dan dibantu diantar ke Terminal Pakai Mobil Patroli, Warga Ini Langsung Sungkem kepada Kombes Sonny Irawan
Baca SelengkapnyaGempa susulan masih terus terjadi di perairan Tuban Utara atau dekat Kepulauan Bawean
Baca Selengkapnya