Korban gempa dan tsunami Sulteng di asrama haji Makassar mulai terserang penyakit
Merdeka.com - Pengungsi korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah di asrama haji Sudiang, Makassar. Sulawesi Selatan, mulai sakit-sakitan. Dalam sehari, ratusan pengungsi terdiri dari anak-anak maupun orang dewasa mendatangi klinik yang ada di asrama haji Sudiang itu.
Dokter klinik asrama haji Sudiang, Hajjah Sitti Rahma mengatakan, dalam sehari rata-rata sekitar ratusan pengungsi menyambangi klinik. Para pengungsi umumnya mengeluhkan sakit diare, batuk, demam, pilek dan tekanan darah tinggi, sakit badan dan lutut bagi orang tua.
"Kondisi kesehatan menurun yang dikeluhkan pengungsi korban gempa ini lebih dipengaruhi karena kondisinya saat masih di daerahnya di Sulawesi Tengah seperti kurang higienis, lalu di sana makan tidak teratur, kurang tidur hingga tiba di Makassar mereka kemudian masuk angin, kena diare, batuk, pilek dan deman khususnya yang anak-anak itu," kata Sitti Rahma, ditemui di klinik, Selasa (16/10).
-
Bagaimana kondisi mereka setelah gempa? Saat gempa usai, anak perempuan dan ibunya itu ditemukan warga sedang menangis histeris. Wajah dan sekujur tubuhnya dipenuhi dengan debu yang sangat tebal karena kondisi rumah mereka yang sudah hancur.
-
Siapa yang terkena dampak penyakit? Lebih dari 95 siswi di SMU St. Theresa's Eregi Girls Ibu Kota Nairobi, Kenya menderita penyakit misterius sehingga sekolah terpaksa ditutup sementara.
-
Siapa yang mengalami gangguan kesehatan? Dalam salinan DKPP, Pengadu (CAT) disebut mengalami gangguan kesehatan usai menjalani hubungan badan yang dipaksa oleh Teradu (Hasyim Asyari) dalam hal ini Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari.
-
Siapa yang mengalami masalah kesehatan? Batuk kering dan sesak napas dialami Kama, putra bungsu Zaskia Adya Mecca.
-
Apa saja penyakit yang diderita warga Bantargebang? Pemkot Bekasi mengakui warga di sekitar TPST rentan mengalami masalah kesehatan. Misalnya, gangguan pernapasan, kulit hingga diare.
-
Siapa yang mengalami masalah kesehatan di Bali? Pongki menjelaskan bahwa keputusan tersebut juga dipengaruhi oleh kondisi kesehatan istrinya. 2 Sophie mengalami masalah kesehatan, namun setelah pindah ke Bali, kesehatannya sangat membaik dan kini sudah pulih sepenuhnya.
Sitti Rahma bersama tim dokter lainnya yang bergantian tugas di jam-jam tertentu juga melakukan visited ke tiap-tiap kamar di wisma-wisma yang ditinggali para pengungsi. Memeriksa di tempat atau mengganti perban bagi korban yang luka.
Di klinik juga disiapkan kamar dan tempat tidur bagi korban luka yang sudah keluar dari rumah sakit namun masih membutuhkan observasi secara rutin karena kondisinya dinilai belum stabil. Bukan hanya dokter umum-dokter umum yang siaga, dokter jiwa dari RS Jiwa Dadi juga bergantian datang melakukan trauma healing.
"Sementara ini stok obat mencukup. Bantuan obat-obatan bukan hanya datang dari pemerintah tapi juga dari warga. Jadi selain bantuan makanan, minuman dan perlengkapan pengungsi, ada juga warga yang menyumbang obat-obatan untuk pengobatan dasar seperti untuk batuk, demam dll," kata dia.
Sementara itu, Ahmad Baehaqi (45), warga Balaroa, Palu, salah seorang pengungsi yang ditemui di klinik mengaku terpaksa angkat kaki dari pengungsian di Palu dan terbang dengan pesawat hercules ke Makassar sejak Jumat lalu (12/10). Dia mengungsi bersama istri, Maya (30) dan dua anaknya, Natasya (9) dan Adeva (2,5).
"Di sana rumah sudah hancur, anak-anak juga mulai sakit-sakitan sementara rumah sakit di Palu sudah tidak memadai jadi saya pilih boyong keluarga ke Makassar. Alhamdulillah setiba di asrama haji Sudiang, Makassar, pelayanannya bagus sekali mulai dari logistik seperti kebutuhan makan hingga pelayanan kesehatannya," kata Ahmad Baehaqi.
Dia mengatakan, anak sulungnya demam sejak Senin kemarin. Sudah minum obat dan istirahat di kamar. Sementara anak bungsunya, menderita kelainan otak sejak lahir dan sangat tergantung obat. Setiba di Makassar, pengobatan sakit yang diserita Adeva berlanjut di Makassar.
"Alhamdulillah kami ucapkan karena kami terlayani dengan baik di tempat pengungsian ini," tutur Ahmad Baehaqi.
Adapun Abdul Rahman Sulo, koordinator pelayanan pengungsi di asrama haji dan juga ketua Forum Koordinasi Tagana Provinsi Sulsel mengatakan, jumlah pengungsi yang terdata di asrama haji sejak 29 September atau sehari pasca gempa hingga Senin (15/10) sebanyak 3.393 jiwa. Namun 2.734 jiwa di antaranya sudah keluar dari asrama dan memilih tinggal di rumah kerabat baik yang ada di Makassar dan di daerah lain di Sulsel. Ada juga yang pulang ke daerah Jawa.
"Kita berusaha masimalkan pelayanan di sini biar pengungsi ini bisa menghilangkan trauma yang mereka alami. Kalaupun ada yang sudah keluar, tetap akan diberikan pelayanan misalnya bantuan makanan dll. Bagi yang belum terdata di asrama haji, diharap segera melaporkan diri agar bisa disalurkan bantuan," kata Abdul Rahman Sulo.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berbagai penyakit itu timbul setelah warga tidur di luar rumah selama beberapa hari terakhir.
Baca SelengkapnyaKurang lebih 500 warga yang mengungsi di sejumlah posko di Wulanggitang dan Sekolah Dasar Kemiri
Baca SelengkapnyaDalam sehari ada sekira 60 jemaah haji yang mendapatkan pelayanan rawat jalan.
Baca SelengkapnyaBanjir masih menerjang sejumlah wilayah di Provinsi Riau, termasuk di Kabupaten Inhu
Baca SelengkapnyaTerjangan banjir bandang telah meluluhlantakkan rumah-rumah warga di Ganting, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Baca Selengkapnya327 warga telah dievakuasi pada gelombang ketiga Tim KRI Kakap-811 atau dari TNI Angkatan Laut. Dari jumlah itu, terdapat 192 wanita dan 135 pria.f
Baca SelengkapnyaRatusan Pasien RS Unair Akhirnya Dirawat di Tenda Darurat
Baca SelengkapnyaHondo mengatakan untuk mengetahui penyebab terjadinya keracunan massal ini sudah ditangani oleh pihak Dinkes Kabupaten Sukabumi serta aparat kepolisian.
Baca SelengkapnyaPara korban diduga mengalami keracunan usai menyantap nasi bungkus yang dibagikan pada acara syukuran.
Baca SelengkapnyaBeberapa apa jemaah yang dianggap membutuhkan obat diberikan obat pereda nyeri.
Baca SelengkapnyaPetugas kesehatan sudah mengamankan sampel makanan nasi kuning utuh dan muntahan pasien.
Baca SelengkapnyaAnak-anak dan lanjut usia merupakan kelompok terbanyak sebagai penderita ISPA akibat kabut asap.
Baca Selengkapnya