Korban kekerasan Panti Asuhan di Tangerang diperiksa Polda Metro
Merdeka.com - Enam korban kekerasan yang terjadi di panti asuhan Yayasan Kasih Sayang Bunda menjalani pemeriksaan di Mapolda Metro Jaya, Senin (24/2). Ke enamnya diperiksa mulai pukul 12.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB.
Hal tersebut diutarakan salah satu pengacara LBH Mawar Saroon, Jhon Situmeang di Mapolda Metro Jaya.
"Mereka lancar-lancar saja memberikan keterangan apa yang dialaminya," ujar Jhon usai mendampingi pemeriksaan.
-
Siapa yang melakukan penganiayaan terhadap tahanan? 'Terkait penganiayaan, pada saat itu memang ramai di FB (Facebook) bahwasannya mereka disiksa, tetapi pada saat pemeriksaan muncul bahwa (penyiksaan) itu juga dilakukan oleh sesama tahanan,' kata dia di Mapolda Jabar, Minggu (26/5).
-
Dimana penganiayaan terjadi? Hari itu saya shift hanya berdua saya dan teman saya. Pada saat saya sedang bekerja anaknya bos saya (pelaku) datang dari luar masuk ke dalam toko dan duduk di sofa, dan berapa menit kemudian abang grabfood datang membawa makanan dan pelaku minta saya untuk antar makanannya ke dalam kamar pribadinya.
-
Dimana kejadian penganiayaan terjadi? Nasib sial dialami Damari (59) pengemudi ojek online warga Jurumudi, Kota Tangerang, yang dikeroyok tiga orang pria tidak dikenal saat akan menjemput pelanggan di depan pasar Tanah Tinggi, Kota Tangerang.
-
Siapa pelaku penganiayaan? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jendera Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat.
-
Kapan penganiayaan terjadi? Kronologi Versi KorbanSebelumnya, Korban Dwi Ayu menceritakan kisah pahitnya itu terjadi pada 17 Oktober 2024 lalu.
Ditambahkan Jhon, ke enamnya yakni J (12), Y (13), YE (14), LA (17), JJ (9), YA (13). "Masih ada lagi namun di tempat yang kami rahasiakan," jelasnya.
Jhon menjelaskan agenda pemeriksaan kali ini ialah seputar tindak penganiayaan yang dialami para korban.
"Mereka mendapat perlakuan tidak wajar, seperti dipukul pakai sapu, gesper, selang, sandal. Makannya juga hanya indomie," tandasnya.
Sebelumnya, tindak penganiayaan yang terjadi di panti asuhan tersebut terungkap lantaran salah satu anak panti H (20) berhasil kabur karena tidak kuat dengan perlakuan yang kerap dia terima dari C dan Y yang biasa dipanggil Ayah dan Bunda oleh anak-anak asuhnya. Ironisnya, H kabur dan melaporkannya ke donatur yang biasa membantu di panti asuhan tersebut.
"Ada salah satu anak panti asuhan berinisial H ini melapor donatur panti asuhan itu," kata Kepala Divisi Non Litigasi LBH Mawar Saron, Jecky Tengens saat berbincang dengan merdeka.com, Minggu (23/2).
Menurut dia, sang donatur yang tak disebut namanya itu juga curiga, sebab H terlihat sangat kurus seperti orang yang tidak diurus. Padahal, kata dia, donatur itu sering memberikan bantuan baik barang maupun uang untuk menunjang hidup anak-anak panti asuhan tersebut.
"Tapi kok dilihat barang-barangnya nguap gitu saja. Anak-anaknya tetap kurus, sempat ditanya-tanya apa yang terjadi di panti. Akhirnya donatur itu melapor ke mana-mana termasuk ke kita (LBH Mawar Saron). Kebongkar lah kasus ini," kata dia.
Dia menjelaskan, bukan hanya penyiksaan fisik dan psikis yang dilakukan oleh C dan Y, lanjut dia, pemenuhan hak-hak dasar anak-anak di panti seperti pendidikan, kesempatan bermain dan pengasuhan yang layak pun diabaikan.
"Anak-anak di panti tersebut kerap dibiarkan begitu saja tak terurus bahkan kerap dikurung dan diberikan siksaan yang tidak manusiawi ketika si C dan Y merasa kesal dengan mereka, diseret, diikat, dipukul dengan sepatu sudah seperti menjadi makanan sehari-hari bagi anak-anak kecil yang malang ini," kisah dia.
Mendapati laporan kejam seperti ini, Jecky pun langsung bertindak dan sudah mendatangi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk meminta bantuan. Tak hanya itu, dia juga sudah melaporkan kejadian ini ke Mabes Polri.
"Kita sudah datangi Mabes Polri dan sudah melapor di Mabes. Tapi Kanit bilang lewat jalur biasa saja. Sehingga kita lapor ke Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Mabes Polri tapi SPK bilang kasusnya dilimpahkan ke Polda Metro Jaya, sampai sekarang kita masih koordinasi terus dengan Polda," tegas dia.
Menurut dia, dari sekitar 30 anak asuh yang ada di panti asuhan, tujuh di antaranya sudah berhasil kabur dari panti yang beralamat di Sektor 6 GC 10 No 1 Cluster Miccelia Summarecon Gading Serpong, Tangerang ini.
"Besok enam orang akan di BAP (di Polda Metro)," pungkasnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi psikologis tersangka serta menggali motif melakukan tindakan keji tersebut.
Baca SelengkapnyaSaat ini 12 anak penghuni panti asuhan sedang menunggu hasil tes kesehatan dan konseling psikis.
Baca SelengkapnyaSementara itu, satu pelaku berinisial YS kini masih berstatus buronan.
Baca SelengkapnyaKasus ini dilaporkan pada Juli lalu, namun baru diproses bulan Oktober ini.
Baca SelengkapnyaTim psikolog melakukan pengetesan kepada sejumlah saksi, termasuk orang tua Pegi Setiawan.
Baca SelengkapnyaPihak orang tua telah mengecek rekaman CCTV di daycare itu dan mendapati anaknya telah dianiaya.
Baca SelengkapnyaTermasuk penyelidikan terhadap pelaku yang diduga anak seorang selebriti.
Baca SelengkapnyaPenyidik yang telah mendapatkan adanya unsur pidana dalam tewasnya empat bocah inisial VN berusia 6 tahun, S 4 tahun, A 3 tahun, dan A 1 tahun.
Baca SelengkapnyaKepolisian memberikan pendampingan psikologis terhadap anak Panti Asuhan Darussalam korban pencabulan.
Baca SelengkapnyaSelain proses tes kejiwaan, Ade Ary juga mengatakan saat ini Panca tengah mendapat perawatan oleh pihak RS Polri Kramat Jati.
Baca Selengkapnya