Korban penyanderaan terduga teroris di Kaliurang alami syok dan trauma
Merdeka.com - Densus 88 melakukan penyergapan terhadap tiga terduga teroris di Jalan Kaliurang Km 9,5, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Sabtu (14/7) sore. Dalam penyergapan itu sempat terjadi baku tembak antara Densus 88 dengan tiga terduga teroris.
Tiga orang terduga teroris tewas dan dua orang anggota Densus 88 mengalami luka sabetan senjata tajam. Pihak kepolisian pun berhasil mengamankan sejumlah barang bukti di antaranya sebuah pistol dan empat senjata tajam milik ketiga terduga teroris yang tewas.
Sebelum tewas ditembak Densus 88, seorang terduga teroris sempat berusaha melarikan diri dengan cara membajak sebuah truk bernomor polisi AB 8014 BK dan juga sempat menyandera seorang warga bernama Sulis Khusnul selama beberapa menit.
-
Kenapa Densus 88 menangkap terduga teroris? 'Kita tidak ingin persoalan di medsos yang dipicu oleh orang-orang seperti itu memberikan kegaduhan di dunia maya yang tidak hanya didalam negeri tapi bisa di luar negeri karena tokoh sekelas atau figur sekelas seperti Paus keramaian di medsos akan mengganggu kegiatan,' ucap dia
-
Apa yang ditemukan Densus 88 saat penangkapan terduga teroris? 'Kita temukan barang barang yang terkait propaganda saja seperti penggunaan logo logo, foto-foto, kemudian kata-kata. Logo ISIS misalnya, logo-logo yang merujuk pada tanda tertentu yang biasa digunakan kelompok teror, salah satu misalnya bendera bendera itu ya,' kata dia di GBK, Jumat (6/9).
-
Siapa yang ditangkap Densus 88? Aswin mengatakan, Densus 88 Antiteror akan menggali lebih jauh keterangan dari para pelaku, termasuk mencari barang-barang lain yang berhubungan dengan aksi teror.
-
Siapa yang diduga dikuntit Densus 88? Adapun dugaan Jampidsus diduga dikuntit oknum Densus 88 saat makan di salah satu restoran di Cipete, Jakarta Selatan.
-
Siapa yang terlibat dalam kontak tembak? Kontak tembak terjadi antara Satuan Tugas Batalyon Infanteri (Satgas Yonif) 133/Yudha Sakti dengan OPM wilayah Sorong Raya.
-
Siapa yang terlibat dalam baku tembak tersebut? Anggota Brimob dan TNI yang dikerahkan untuk menjaga keamanan Papua dan menumpas KKB juga mengalami masalah yang cukup pelik. Anggota Brimob dan TNI pun kerap terlibat baku tembak dengan para teroris di Papua yang semakin lama mulai berani menyerang TNI dan Polri yang berjaga di sana.
Setelah mengalami penyanderaan, Sulis saat ini masih dalam kondisi syok. Saat ini Sulis terpaksa pindah ke rumah mertuanya untuk menenangkan diri. Saat ditemui wartawan, Sulis masih enggan bercerita dan memilih berdiam diri di dalam kamarnya.
Menurut adik iparnya, Birowo, Sulis saat ini masih mengalami syok dan trauma. Sebab, Sulis sempat disandera selama beberapa menit oleh terduga teroris. Tak hanya itu, saat disandera, Sulis sempat dikalungi clurit oleh terduga teroris tersebut.
"Masih trauma dan belum bisa ditemui oleh siapapun. Setelah kejadian memang langsung diungsikan. Kakak ipar saya tidak mengalami luka karena disandera. Tetapi kakak ipar saya luka lecet akibat terjatuh saat melarikan diri bukan kena clurit," ujar Birowo di rumahnya yang berada di Desa Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman.
Biworo menceritakan terjadi penyanderaan berawal saat tiba-tiba ada sebuah truk yang masuk ke dalam halaman rumahnya. Truk itu sempat menabrak tempat parkir dan kemudian berhenti.
Truk yang dibajak terduga teroris di Kaliurang ©2018 Merdeka.com/purnomo edi
Saat itu Sulis dan suaminya yang bernama Gito keluar rumah untuk melihat kondisi. Saat itu tiba-tiba, keluar seorang terduga teroris dari dalam kabin truk sambil membawa celurit. Gito pun berhasil lari sedangkan istrinya, Sulis tertangkap dan dikalungi celurit oleh seorang pelaku.
"Langsung menghampiri dan mengalungi celurit. Tidak ada permintaan macam-macam, tapi sempat bertanya keberadaan salah satu temannya ke kakak ipar saya. Kakak ipar saya disanderanya enggak lama. Saat terorisnya lengah, kakak ipar saya berhasil melarikan diri dengan menyikut teroris itu. Kemudian kakak ipar saya pun lari menyelamatkan diri," tutur Birowo menirukan cerita Sulis.
Sedangkan menurut saksi mata lainnya yaitu penghuni kos di sekitar rumah Sulis, Emalinda menceritakan saat kejadian dirinya sempat mendengar suara benturan keras akibat truk yang dibajak terduga teroris menabrak bangunan. Emalinda pun kemudian keluar untuk melihat ada kejadian apa.
"Saat saya keluar ada seseorang berpakaian hitam, celana hitam dan mengenakan helm full face keluar dari truk. Bawa senjata saat itu. Karena takut saya pun masuk lagi ke kamar. Saat itu saya dengar suara letusan senjata api berkali-kali," ulas Emalinda.
Emalinda mengaku sempat terjebak di dalam kamar kos dan tak berani keluar selama hampir satu jam. Emalinda bersama seorang rekannya bernama Esti baru berani keluar kamar setelah dievakuasi oleh polisi.
"Sekitar satu jam terjebak di dalam (kos). Polisi sempat memberi perintah kalau ada orang didalam teriak, saat teriak itulah pintu didobrak dan kami dievakuasi. Suara tembakan sekitar kam 18.06," tutup Emalinda.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang anggota TNI jadi korban pengeroyokan oleh sekelompok orang tidak dikenal (OTK
Baca SelengkapnyaAnggota TNI bernama Sersan Mayor Suprayito jadi korban pengeroyokan.
Baca SelengkapnyaSekelompok TNI masuk ke perkampungan Desa Selamat pada Jumat (8/11) malam sekitar pukul 21.30 WIB.
Baca SelengkapnyaSembilan orang yang ditangkap masih menjalani pemeriksaan. Belum ada penjelasan detail soal kegiatan para terduga teroris ini.
Baca SelengkapnyaSeorang warga Boyolali, Jawa Tengah, bernama Yudha Bagus Setiawan (32), dilaporkan meninggal dunia diduga akibat ditembak orang tak dikenal.
Baca SelengkapnyaPolisi menanggung biaya pengobatan korban selama di rumah sakit.
Baca SelengkapnyaAnak-anak itu bahkan takut ke sekolah karena khawatir akan menjadi sasaran meski tak tahu apa-apa.
Baca SelengkapnyaTerkait pelaku utama merupakan pecatan tentara, pihaknya masih melakukan penyelidikan.
Baca SelengkapnyaPrajurit yang diduga terlibat penyerangan itu berasal dari Yon Armed (Batalyon Armed 2/Kilap Sumagan).
Baca SelengkapnyaPenangkapan terduga teroris dilakukan pada hari Rabu (2/8) di rumahnya.
Baca SelengkapnyaHingga kini belum diketahui secara pasti motif penyerangan tersebut.
Baca SelengkapnyaProfil satuan elite TNI AD Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 300/Braja Wijaya yang sedang jadi sorotan.
Baca Selengkapnya