Korban tewas akibat miras oplosan bertambah jadi 9 orang
Merdeka.com - Korban tewas akibat miras oplosan di Malang, Jawa Timur bertambah jadi 9 orang. Sebelumnya, korban tewas baru mencapai 5 orang.
Kapolres Malang AKBP Aldi Deriyan Jayamarta menyatakan, "oplosan maut" yang menewaskan sembilan peserta pesta minuman keras di Jalan Sumber Waras, Kecamatan Lawang, terdiri delapan jenis atau merek minuman yang dicampur menjadi satu.
"Berdasarkan hasil penyelidikan di tempat kejadian perkara (TKP), ada delapan merek minuman keras yang dioplos menjadi satu. Salah satu merek yang kami temukan berisi riven (sejenis ethanol)," ujar Aldi, seperti yang dikutip dari Antara, Kamis, (17/4).
-
Siapa saja yang tewas di keluarga Malang? Dua orang korban meninggal dunia yakni ibu, Sulikhah (35) dan anak kedua ARE (13) diduga meminum racun obat nyamuk cair. Sementara Wahaf Efendi (38) memotong urat nadi tangan kiri dan meninggal dunia saat dalam upaya penanganan di rumah sakit.
-
Siapa yang menjadi korban tewas? Korban meninggal dunia:1. Catur Pancoro (47) warga Tulangan, Sidoarjo.2. Hadi umar F (21), warga Mojo Lebak Mojokerto.3. Aditya Sapulete (38), warga Cungkup Pucuk, Lamongan.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
-
Apa yang dialami korban? 'Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,' kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
-
Apa yang terjadi pada korban? Korban pun akan terpanggang di dalamnya. Sebagai bagian dari desain hukuman yang kejam, saat perunggu yang panas membakar korban dan membuatnya berteriak.
Sementara jenis minuman lainnya yang ditemukan di TKP adalah Kratingdaeng, Sprite, Coca-Cola, Bir Bintang, Tebs, Mocacino, dan Fanta. Semua botol minuman tersebut akan dikirim ke laboratorium di Surabaya.
Untuk melakukan penyelidikan secara detail atas kasus minuman keras oplosan yang menewaskan sembilan orang itu, kata Adi, Polres Malang tidak hanya menerjunkan tim dari Satreskrim, tapi juga Satreskoba.
Sebenarnya, katanya, salah satu saksi yang tahu persis terkait minuman keras oplosan tersebut adalah Jumiatun alias Tika (34), teman wanita Edwin Bachrudin alias Kevin yang meninggal Selasa (15/4), namun dia sudah menghilang.
"Terpaksa kami harus menunggu korban lainnya hingga sembuh. Sebab, salah satu korban yang masih hidup dan kami mintai keterangan, kondisinya masih kritis," katanya.
Pesta minuman keras di Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang menewaskan 9 orang. Ke-9 korban tewas itu diduga minum minuman keras bir bintang yang dioplos dengan berbagai jenis minuman lainnya.
Petugas Polres Malang, awalnya menerima laporan korban tewas bernama Sri Wijiastuti di rumah kontrakan, Selasa (15/4). Pada saat bersamaan, rekan Sri ternyata menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Dari hasil pemeriksaan Petugas Satreskrim Polres Malang dilakukan oleh Edwin Bachrudin, Warga Krajan Barat, Lawang, dengan mengajak belasan temannya. Edwin akhirnya mengembuskan nafas terakhir setelah dirawat intensif di Rumah Sakit Dr Sutomo Surabaya, Selasa (15/4) malam.
Pesta minuman keras untuk merayakan ulang tahun Edwin alias Kevin itu diikuti 14 orang. Namun, satu per satu korban yang sedang dirawat di rumah sakit tidak tertolong nyawanya, bahkan saat ini tercatat sudah 9 orang meninggal dunia.
Korban tewas setelah pesta minuman keras di Sumber Waras, Lawang itu adalah Sri Wijiastuti (32) alias Dwi warga Sembon Wetan, Ngajum, Kabupaten Malang. Dwi ditemukan tewas di kamar kosnya di Jalan Sumberwaras, Kelurahan Kalirejo, Lawang, Selasa (15/4).
Selain itu, Edwin Bachrudin warga Singosari, meninggal di RS Karangmenjangan (15/4), Jafar warga Sidodadi, Lawang meninggal di rumahnya (15/4), Kholili, warga Bedali dan Arif Dian, warga Tegalrejo meninggal di RSUD Lawang, Rabu (16/4). Kemudian Nardi, warga Desa Sidodadi, Rudi Iswanto warga Desa Sidodadi, dan Jayadi, warga Lawang, meninggal di RSSA Kota Malang, Rabu (16/4) serta satu orang belum teridentifikasi.
Sementara yang masih dirawat di RS Panti Nirmala adalah Paito dan Supir, keduanya warga Sidodadi, Lawang. Sedangkan yang dirawat di RSSA Malang adalah Satuin (40), Sutikno (29), Paito (34), dan Samidi, warga Sidodadi, Lawang serta Tri Hardiyanto (32), warga Desa Polaman, Kecamatan Lawang.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua dari tiga orang korban meninggal tersebut diketahui merupakan pelajar sekolah menengah kejuruan (SMK).
Baca SelengkapnyaMinuman keras (miras) oplosan kembali memakan korban.
Baca SelengkapnyaKetiga pelaku miras oplosan terancam hukuman seumur hidup.
Baca SelengkapnyaDua di antara tiga yang ditangkap merupakan pasangan suami istri yang ditangkap di daerah Doyo Sentani, Kabupaten Jayapura.
Baca SelengkapnyaPenambahan jumlah korban ini dilaporkan setelah dua korban lain yang sempat dievakuasi petugas meninggal.
Baca SelengkapnyaPara korban itu didiagnosa overdosis atau mengonsumsi alkohol lebih dari kadar.
Baca SelengkapnyaBertambah, Korban Meninggal Kecelakaan Bus Rosalia Indah di Tol Batang Jadi 8 Orang
Baca SelengkapnyaJumlah korban tewas akibat robohnya crane girder pembangunan Fly Over Bantaian, Muara Enim, Sumatera Selatan, bertambah menjadi dua orang.
Baca SelengkapnyaSejumlah pasien demam berdarah dengue sampai saat ini masih menjalani rawat inap.
Baca SelengkapnyaKecelakaan Bus Rosalia Indah di KM 370 ruas Rol Semarang-Batang di wilayah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, diduga akibat sopir bus kelelahan.
Baca SelengkapnyaKapolda mengungkap akan terus mengupdate perkembangan dari peristiwa maut itu.
Baca SelengkapnyaSementara untuk korban luka, lanjut Gatot, terdapat lima orang.
Baca Selengkapnya