Korban tsunami ditemukan setelah 10 tahun terkubur di sungai
Merdeka.com - Sosok mayat laki-laki ditemukan oleh petugas pengeruk sungai Beurawe, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh, Selasa (13/5). Mayat tersebut saat ditemukan sudah tidak utuh lagi, hanya ada potongan tangan dan kerangka tulang kaki.
Mayat tersebut diduga merupakan korban tsunami 26 Desember 2004 lalu. Karena bersamaan mayat itu ikut ditemukan Kartu Tanda Penduduk (KTP) merah putih, di mana KTP itu merupakan indentitas resmi pada saat Aceh Darurat Militer. Bersama mayat itu juga ditemukan Surat Izin Mengemudi C (SIM C).
Sebagaimana tertera di KTP yang ditemukan itu, mayat korban tsunami itu bernama Lukman lahir pada 8 April 1970. Almarhum Lukman itu sebelum tsunami beralamat di Jalan T Muda, Desa Peulanggahan, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh.
-
Siapa yang menjadi korban tsunami Aceh? Dilaporkan, sekitar 132.000 orang meninggal dunia dan 37.000 lainnya dinyatakan hilang. Tragedi ini menjadi bencana kemanusiaan terbesar yang pernah terjadi di Indonesia, sebagaimana dinyatakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 27 Desember 2004.
-
Kapan tsunami Aceh terjadi? Peristiwa menyedihkan terjadi di bumi serambi Mekkah Indonesia, Aceh. Pada tahun 2004 tepatnya pada hari Minggu pagi, tanggal 26 Desember.
-
Kapan Tsunami Aceh terjadi? Provinsi Aceh pernah dilanda bencana Tsunami yang dahsyat. Beberapa di antaranya kini menjadi spot-spot wisata untuk mengenang kejadian tersebut. Sama halnya dengan Desa Wisata Ulee Lheue yang terkena dampak langsung dari Tsunami pada 2004 silam.
-
Kapan bencana Tsunami Aceh terjadi? Peristiwa gempa dan tsunami Aceh pada 2004 masih terus dikenang sampai saat ini.
-
Kapan tsunami terjadi di Aceh? Tepat 20 tahun yang lalu, Indonesia mengalami salah satu bencana alam terbesar dalam sejarahnya, yaitu tragedi Tsunami Aceh. Pada Minggu, 26 Desember 2004, gelombang dahsyat menghantam Aceh setelah gempa berkekuatan magnitudo 9,1–9,3 mengguncang kawasan tersebut pada pukul 07.50 WIB.
-
Siapa yang menemukan tengkorak korban tsunami? Ahli geologi Australia, Paul Hossfeld pertama kali menemukan potongan tengkorak ini di dekat kota Aitape, sekitar 12 kilometer ke arah pedalaman dari pantai utara Papua Nugini.
Kepala desa Peulanggahan, Husaini mengatakan, mayat tersebut merupakan korban tsunami. Saat ini mayat itu telah disemayamkan oleh keluarga di desa Peulanggahan.
"Sudah disemayamkan kemarin langsung oleh keluarga," kata Husaini saat dihubungi merdeka.com, Rabu (14/5).
Katanya, mayat yang ditemukan itu tidak utuh lagi terbungkus dalam baju bermotif kotak-kotak dan menggunakan celana jeans. Baju dan celana jeans tersebut masih utuh saat ditemukan oleh petugas pengerukan sungai tersebut.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tsunami dahsyat menghantam wilayah ini sekitar 6.000 tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPolisi tidak menemukan ada tanda kekerasan di tubuh jenazah tersebut.
Baca SelengkapnyaSebelum ditemukan tewas, korban pergi dari rumah sejak 6 Juni 2024.
Baca SelengkapnyaSaat ini proses identifikasi masih berlangsung oleh tim RS Cipto Mangunkusumo.
Baca SelengkapnyaDi bawah naungan pepohonan di kuburan massal Siron, Banda Aceh, sejumlah peziarah dan penyintas memanjatkan doa untuk mengenang para korban tsunami Aceh.
Baca SelengkapnyaKerangka manusia itu diduga berjenis kelamin laki-laki.
Baca SelengkapnyaTulang-tulang itu diketahui ditemukan saat rumah pompa setempat dalam kondisi tidak ada air
Baca SelengkapnyaSelain kerangka, dalam drum juga ada kaos berwarna kuning dengan tulisan angka 13.
Baca SelengkapnyaKanit Reskrim Polsek Duren Sawit AKP Indra Darmawan menerangkan, petugas saat itu sedang membersihkan saluran air.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2010, kampung itu terkena lahar panas letusan Gunung Merapi. Kini yang tersisa hanyalah rumah-rumah tak berpenghuni
Baca SelengkapnyaKapolres Kepulauan Seribu, AKBP Ajie Lukman Hidayat menjelaskan, mayat itu diduga sudah hanyut berhari-hari di laut sehingga diduga menyebabkan kepala rusak.
Baca SelengkapnyaKorban diduga dalam kondisi mabuk saat berada di pinggir sungai
Baca Selengkapnya