KPAI: Ada yang menghalangi kami investigasi kasus di JIS
Merdeka.com - Sekjen Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Erlinda mengungkapkan, ada pihak yang berusaha menghalangi bahkan melemahkan proses investigasi kasus kekerasan seksual di Jakarta Internasional School (JIS).
"Ada yang melemahkan kami pada proses investigasi. Saya tidak menampik bahwa memang ada rangkaian masalah yang terjadi di JIS. Adanya korban lain memang ada," kata Erlinda dalam jumpa pers di Griya Dewantara, Jalan Rumah Sakit Fatmawati 16-18, Jakarta Selatan, Sabtu (19/4).
Selain itu, Erlinda juga menambahkan, pihak JIS juga tidak memberikan ruang kepada orang tua lain yang anaknya juga menjadi korban kekerasan dan pelecehan seksual.
-
Apa bentuk pelecehan yang dilakukan pelaku? Dia mengatakan korban sempat takut untuk mengaku hingga akhirnya pihak keluarga membawa korban ke fasilitas kesehatan untuk melakukan pengecekan.'Yang bersangkutan menyampaikan takut. Setelah itu keluarga korban mengecek ke rumah sakit dan ternyata betul korban hamil, dan diakui oleh korban bahwa ia mengalami kekerasan seksual oleh pamannya sendiri,' kata dia, seperti dilansir dari Antara.
-
Siapa yang melakukan pelecehan terhadap korban? Kapolres Cimahi AKBP Tri Suhartanto menyampaikan bahwa peristiwa pelecehan seksual dilakukan oleh pelaku hingga korban mengalami kehamilan terjadi di wilayah Kabupaten Bandung Barat.
-
Siapa yang sering jadi korban pemerasan? Siapa yang selalu jadi korban pemerasan? Sapi perah.
-
Kenapa pelaku melakukan pelecehan terhadap korban? Lebih lanjut, dia mengungkapkan AR sendiri tinggal sementara di rumah korban dan pelaku mengaku melakukan kekerasan seksual untuk kepuasan pribadi.
-
Bagaimana pelaku melakukan pelecehan terhadap korban? 'Pamannya melakukan kekerasan seksual kepada yang bersangkutan itu sebanyak empat kali kali sehingga korban hamil dan sudah melahirkan,' kata Tri.
-
Siapa yang diduga melakukan pelecehan seksual? Video itu berisikan pengakuan dan permintaan maaf seorang pria atas pelecehan seksual yang dilakukannya.
"Orang tua siswa yang awalnya mau bicara sekarang tidak ada yang mau. Mereka semua menjadi takut. Namun, kita akan mencoba terus untuk menemukan karena ini demi anak yang sebagai aset bangsa kita," katanya.
KPAI mengimbau kepada seluruh orang tua korban, bila memang anaknya juga menjadi korban kekerasan dan pelecehan seksual di sekolah tersebut agar melaporkan.
"Saya meminta keluarga korban lain berani angkat bicara agar masalah ini bisa terungkap semua dan mendapat kejelasan kepada publik," harapnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
P juga ada di rumah tersebut, dengan tangan terluka dan berdarah.
Baca SelengkapnyaPolisi diharapkan mengungkap sebab kematian dan menemukan pelaku atas tewasnya empat anak tersebut.
Baca SelengkapnyaKPAI saat ini berkoordinasi dengan Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak .
Baca SelengkapnyaSalah satu anggota Perkumpulan Pejuang Anak Indonesia mengeluhkan sulitnya bertemu darah dagingnya.
Baca SelengkapnyaKawiyan memastikan, KPAI terus melakukan pendampingan terhadap anak yang menjadi korban kekerasan.
Baca SelengkapnyaOran tua korban sudah diperiksa. Tetapi setiap kali ditanya perkembangannya hanya diminta menunggu.
Baca Selengkapnya