KPAI sebut buku balita mengandung ajaran LGBT sangat bahaya
Merdeka.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima laporan buku berjudul 'Balita Langsung Lancar Membaca' berisi konten yang mengkampanyekan Lesbi, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT). Penulis buku tersebut adalah Intan Noviana dengan penerbitnya Pustaka Widyatama.
Komisioner KPAI Bidang Napza, Pornografi dan Cyber Crime, Margaret Aliyatul Maimunah menjelaskan huruf-huruf vokal di konten dalam buku tersebut bisa berdampak buruk bagi sosiologis anak di masa depan. Dalam hal ini pun KPAI mendesak penerbit untuk segera merevisi isi buku tersebut.
"LGBT termasuk perilaku sosial menyimpang, semua agama menolak adanya LGBT. Dari kecil jika sudah ditanamkan maka akan menginternalisasi dan akan berdampak pada perilaku anak kemudian," ucap Aliyatul di kantor KPAI, Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (28/12).
-
Apa dampak membaca buku pada anak? Membaca merupakan aktivitas mental yang merangsang otak. Saat membaca, anak harus memahami konsep, mengikuti alur cerita, dan mengingat detail. Ini melatih otak untuk lebih fokus, berpikir kritis, dan meningkatkan daya ingat.
-
Apa yang terjadi jika anak dipaksa membaca? Memaksa mereka untuk membaca ketika mereka tidak ingin hanya akan menciptakan asosiasi negatif dengan aktivitas membaca.
-
Bagaimana UU ITE baru lindungi anak dari konten dewasa? 'Hak anak juga harus dilindungi jangan sampai terekspos melebihi usianya. Mereka harus mendeteksi apakah banyak anak-anak yang menggunakan platform buatan mereka. Jadi, ketika memang bisa diakses oleh anak mereka harus dan berkewajiban menghapus segala konten dewasa di platformnya,' jelasnya.
-
Kenapa buku penting untuk anak-anak? Keberadaan buku sangat penting dalam tumbuh kembang generasi bangsa. Anak-anak mulai melupakan bacaan yang menarik, karena asyik dengan gawainya. “Ibu atau ayah mendampingi anak-anak mereka untuk kenalkan literasi. Penelitian membuktikan usia 0-5 tahun pada anak, perkembangannya dikontrol melalui buku bacaan,“ ujar Agus.
-
Siapa yang bilang media sosial berbahaya bagi anak? Seorang Ahli Bedah Umum asal Amerika Serikat (AS) Vivek Murphy mengatakan bahwa media sosial menghadirkan risiko besar bagi kesehatan mental remaja.
-
Siapa yang bertugas memberikan edukasi tentang seksualitas pada anak? Mencegah pelecehan seksual pada anak adalah tanggung jawab bersama, dan orang tua memegang peranan penting dalam membekali anak dengan pengetahuan serta nilai-nilai yang melindungi mereka.
Diketahui, buku yang berjudul 'Balita Langsung Lancar Membaca' itu memuat kata kata Opa bisa jadi waria, Fafa merasa dia wanita, dan ada waria suka wanita. Ali khawatir, jika balita membaca dari usia dini dampaknya akan terlihat ketika dewasa nanti.
Sebab lanjutnya, usia anak mulai dari 0 sampai 8 tahun termasuk usia golden age. kata Aliyatul, dalam pondasi anak usia dini, penanaman nilai anak terdapat pada usia tersebut. Sebab itu, anak dapat menyerap apapun dan menganggapnya sebagai sebuah kebenaran.
"Anak akan merekam menganggap ada waria suka wanita itu sebagai kebenaran. Ini sangat bahaya," ujar Aliyatul.
Pada kesempatan yang sama, Komisioner KPAI lainnya bidang traficking dan eksploitasi anak Ai Maryati Sholihah menegaskan LGBT berdampak buruk bagi mindset anak.
"Pertama yang harus difokuskan adalah konten kampanye LGBT di dalam buku itu. Ini memberikan arah pandangan anak, oh ternyata boleh perempuan dengan perempuan menikah. Jadi ini prinsip KPAI untuk mengusut penerbit supaya direvisi buku itu," papar Ai di lokasi yang sama. (mdk/rzk)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pendidikan seksual harus diterapkan sebagai langkah awal untuk memberikan pemahaman dasar pada anak
Baca SelengkapnyaBisnis konten 'Video Gay Kids' yang dibongkar Polda Metro Jaya menjadi bukti rentannya anak-anak Indonesia menjadi korban eksploitasi pornografi.
Baca SelengkapnyaAnak-anak harus dilindungi dari ancaman intoleransi, radikalisme dan terorisme
Baca SelengkapnyaKunci utama dalam melindungi anak di era digital adalah membangun lingkungan yang aman dan protektif, terutama dari orang tua dan keluarga.
Baca SelengkapnyaPerkembangan tekhnologi yang berkembang dengan pesat, melahirkan berbagai inovasi untuk masyarakat.
Baca SelengkapnyaMPLS juga bertujuan untuk mengenali potensi diri siswa baru, membantu siswa baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya.
Baca Selengkapnya"Pemerintah akan tegas untuk merekomendasikan agar gim yang bisa membahayakan bangsa, anak-anak kita, harus ditindak," kata Sandi
Baca SelengkapnyaAturan itu menjadi perpanjangan dari Undang-Undang nomor Nomor 1 Tahun 2024.
Baca SelengkapnyaHendri mengatakan, peran juru kamera masih didalami.
Baca SelengkapnyaKPAI mencatat terdapat 15 pelanggaran hak anak pada pemilu-pemilu sebelum 2024.
Baca SelengkapnyaKomdigi juga menerapkan berbagai strategi untuk menjaga ruang digital dari konten negatif.
Baca SelengkapnyaGalih Loss ditangkap polisi karena konten bermuatan penistaan agama
Baca Selengkapnya