KPI: Banyak program TV berating tinggi lakukan pelanggaran
Merdeka.com - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) tidak sepakat jika rating dijadikan patokan untuk menentukan hidup matinya sebuah program. Ini karena banyak pengaduan masuk ke KPI terkait program-program yang berating tinggi.
"Banyak acara yang memperoleh rating tinggi justru melakukan pelanggaran Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS)," ujar Komisioner bidang Isi Siaran KPI Nina Mutmainnah Armando dalam dialog publik bertajuk 'Quo Vadis Rating dalam Dunia Pertelevisian Indonesia?' yang digelar KPI di Gedung Kemenkominfo, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (27/6).
Nina mengatakan, pengaduan terkait program-program berating tinggi semakin meningkat. Selain itu, pengaduan tersebut berasal dari berbagai wilayah di Indonesia.
-
Bagaimana cara mengurangi dampak negatif TV? Membatasi Waktu Menonton:Tentukan batasan waktu menonton televisi. Anak-anak sebaiknya tidak menghabiskan terlalu banyak waktu di depan layar. Pastikan waktu menonton tidak mengganggu aktivitas produktif seperti belajar, bermain, dan berolahraga.
-
Apa yang diukur dari *Media Online*? Data in menunjukkan peringkat performa publisher group dalam industri digital berdasarkan total Unique Visitor yang diraih.
-
Siapa yang berpendapat dewasa harus bijak dalam media? Yalda T. Uhls, PhD, seorang profesor pendamping asisten di UCLA, memiliki pandangan yang berbeda. Dia berharap orang dewasa lebih memikirkan cara positif untuk menggunakan media dan tidak terlalu keras pada batasan waktu layar.
-
Apa dampak negatif TV untuk interaksi anak? Televisi adalah salah satu jenis media komunikasi searah, sehingga tidak terjadi komunikasi secara aktif. Oleh karena itu, menonton televisi terlalu sering dapat menyebabkan anak kekurangan keterampilan dalam hal interaksi sosial dengan lingkungannya serta kemampuannya dalam berbahasa.
-
Apa kriteria yang harus dipertimbangkan untuk menentukan skala prioritas? Dikutip dari buku Pengembangan Kepribadian dan Profesional (2019), terdapat 4 kriteria dari skala prioritas.
-
Siapa yang optimis tentang penonton televisi? Sutanto menunjukkan bahwa minat masyarakat Indonesia tetap tinggi untuk menonton televisi meskipun di era digital.Dia optimis bahwa peminat masyarakat di Indonesia akan tetap terus ada untuk menonton televisi'Televisi is still alive, tv is still be watch a view (Televisi tetap hidu, televisi masih berupa tontonan),' ucap Sutanto.
"Pengaduan publik terhadap acara-acara yang populer itu meningkat dan datang dari 33 provinsi ditambah satu provinsi baru Kalimantan Utara. Artinya, pengaduan publik cukup merata di seluruh Indonesia," kata Nina.
Kemudian, Nina justru mempertanyakan relasi antara rating dengan kualitas acara. Dia justru menilai keduanya tidak memiliki hubungan.
"Kalau bicara rating, kita bisa pertanyakan bagaimana hubungannya dengan kualitas acara?" tanya Nina.
Lebih lanjut, Nina menjelaskan, media seharusnya tidak terlalu melihat rating sebagai faktor penentu berjalan tidaknya sebuah program.
"Seharusnya rating menjadi tolok ukur untuk membuat sebuah program berkualitas, bukan menjadi dasar program itu banyak ditonton atau tidak," pungkas dia. (mdk/did)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anggota Dewan Pers Yadi Hendriana menyebut, ada perbedaan mendasar antara KPI dengan Dewan Pers
Baca SelengkapnyaKPI mengimbau Lembaga Penyiaran tidak memihak salah satu capres.
Baca SelengkapnyaKomisi Penyiaran Indonesia (KPI) memutuskan tayangan azan menampilkan Bacapres Ganjar Pranowo tidak melanggar ketentuan P3SPS
Baca SelengkapnyaSejumlah pasal dalam RUU Penyiaran berpotensi menjadi pasal karet
Baca SelengkapnyaHasil SPI KPK menunjukkan skor integritas untuk tahun 2023 sebesar 71.
Baca SelengkapnyaTelevisi, sebagai salah satu sumber hiburan, memiliki dampak yang signifikan pada tumbuh kembang anak-anak.
Baca SelengkapnyaRUU Penyiaran berawal dari sebuah persaingan politik antara lembaga berita melalui platform teresterial versus jurnalism platform digital.
Baca SelengkapnyaDraf RUU Nomor 32 tahun 2002 Tentang Penyiaran menuai beragam polemik.
Baca SelengkapnyaIndosiar geram banyak pembuat konten 'mencatut' logo dan program untuk dibuat video parodi.
Baca SelengkapnyaRevisi UU Penyiaran tidak boleh mengganggu kemerdekaan pers.
Baca SelengkapnyaIndeks Persepsi Korupsi di Indonesia terus merosot.
Baca SelengkapnyaBanyak pihak menilai bahwa pelarangan tayangan jurnalistik investigasi di televisi justru membatasi kebebasan pers
Baca Selengkapnya