KPK cecar anggota Komisi III soal aliran dana Simulator SIM
Merdeka.com - Anggota Komisi III DPR, Dasrul Djabar, merampungkan pemeriksaannya di KPK hari ini. Dia diperiksa sebagai saksi kasus Simulator SIM. Dasrul mengaku dicecar penyidik terkait pertemuan di luar DPR.
Untuk membahas proyek Simulator SIM, disebut-sebut beberapa anggota Komisi III mengadakan pertemuan pribadi di luar DPR dengan Irjen Pol Djoko Susilo, selaku kuasa pengguna anggaran dan AKBP Teddy Rusmawan, selaku ketua panitia lelang proyek. Dalam pertemuan itulah diduga terjadi pembahasan soal kenaikan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di lingkungan Polri.
"Pertanyaannya kepada saya, apa saya pernah ikut dan tahu dalam pertemuan itu. Saya bilang saya tidak pernah ikut dan tidak tahu ada pertemuan itu. Saya tidak ada di situ dan saya tidak tahu," ujar Dasrul saat dicegat wartawan di lobi Gedung KPK, Kamis (7/3) malam.
-
Apa yang dibahas dalam dialog DPR RI? “Tentunya lewat dialog ini, kita bisa menjembatani diskusi untuk membahas agenda strategis dari setiap anggota AIPA dengan Tiongkok. Karena tentu setiap negara punya isu dan concern tersendiri yang harus ditindaklanjuti. Termasuk mendalami isu-isu skala kawasan dan regional yang juga harus diselesaikan bersama,“ urai Puteri.
-
Mengapa DPR mencecar bos PT Timah? Anggota DPR Amin Ak sampai keras mencecar Bos PT Timah terkait kasus korupsi rugikan negara Rp271 triliun melibatkan banyak pengusaha.
-
Apa yang DPR sesalkan? 'Yang saya sesalkan juga soal minimnya pengawasan orang tua.'
-
Siapa anggota DPRD Jawa Tengah? Wafa dipastikan menjadi anggota DPRD Jawa Tengah, sedangkan Luthfi dipastikan terpilih menjadi anggota DPRD Rembang.
-
Apa yang dibahas DPR dengan bos PT Timah? Anggota DPR Amin Ak sampai keras mencecar Bos PT Timah terkait kasus korupsi rugikan negara Rp271 triliun melibatkan banyak pengusaha.
-
Kenapa DPR RI apresiasi Polda Jatim? DPR melalui Komisi III mengapresiasi langkah Polda Jawa Timur (Jatim) yang memberikan pendampingan kesehatan terhadap Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) saat Pemilu 2024 lalu. Selama bekerja, mereka didampingi 1.000 anggota medis Polri Biddokkes Polda Jatim yang dikomandoi Kepala Biddokkes Polda Jatim, Kombes Pol dr Erwin Zainul Hakim.
Dasrul juga mengaku dicecar terkait aliran dana proyek Simulator SIM ke Komisi III. Dugaan itu pun dibantah Dasrul.
"Ditanya apa ada aliran dana ke Komisi III, saya bilang tidak tahu, itu jawaban saya," jelasnya.
Tak hanya dua pertanyaan itu, politikus Demokrat itu juga dicecar sumber dana proyek Simulator SIM. Menurutnya, sumber dana berasal proyek itu berasal dari Pendapatan Negara Bukan Pajak (BNPB), bukan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dengan demikian, lanjut Dasrul, proyek dari BNPB seharusnya tidak dibahas di Komisi III. Atas hal ini, Dasrul pun mengelak dinyatakan menyetujui proyek itu lantaran tidak dibahas di komisinya.
"Tidak dalam kapasitas menyetujui karena tidak dibahas Komisi III," tegas Dasrul.
Dalam kesempatan yang sama, Dasrul juga enggan mengomentari tudingan Nazaruddin menyebut ada beberapa anggota Komisi III terlibat pengadaan alat Simulator SIM. Dasrul mengatakan karena dirinya tidak ikut disebut nama yang terlibat, maka Dasrul tidak memiliki kapasitas untuk mengomentarinya.
"Apa yang dikatakan Nazarudin, saya bukan kapasitas menjawab. Anda mungkin tahu yang disebut Nazar bukan saya, kalau disebut, saya akan klarifikasi, saya bukan kapasitas untuk menjawab," jelasnya.
Sebelumnya, M Nazaruddin mengungkapkan ada tiga anggota Komisi III DPR yang ikut terlibat dalam kasus ini. Mereka adalah Bambang Soesatyo, Herman Hery dan Aziz Syamsuddin.
"Tadi saya diperiksa soal Simulator. Itu yang terlibat Aziz Syamsuddin, Herman Hery, serta Bambang Soesatyo," kata Nazaruddin kepada wartawan di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (21/2).
Disebut-sebut dalam meloloskan proyek simulator SIM, ada pertemuan anggota Komisi III dengan Polri. Kemudian juga disebut-sebut ada aliran dana yang mengalir ke sejumlah anggota Komisi III DPR. Ketiga anggota DPR Itu dengan serentak membantah tudingan Nazaruddin. Bahkan, Bambang Soesatyo rela ditembak kepalanya jika dirinya terbukti korupsi. (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Golkar Bambang Soesatyo mencecar tajam Jaksa Agung terkait aliran duit suap
Baca SelengkapnyaBenny K Harman secara lantang menantang Kapolri Listyo dan jajarannya memeriksa salah satu tokoh di Kementerian Kominfo terkait judi online
Baca SelengkapnyaPenyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melayangkan pemanggilan terhadap tiga orang anggota Komisi V DPR RI pada hari ini, Rabu (29/11).
Baca SelengkapnyaRiyan diperiksa sebagai saksi. Pemeriksaan dilkukan pada Senin (26/8) kemarin.
Baca SelengkapnyaPolda Jawa Tengah membenarkan informasi keberangkatan Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar menuju Jakarta.
Baca SelengkapnyaSekretaris Daerah (Sekda) Kota Semarang Iswar Aminuddin turut diperiksa KPK. Dia dimintai keterangan terkait allokasi anggaran Pemkot Semarang.
Baca SelengkapnyaPemeriksaan itu sehubungan dengan penyidik KPK yang mengusut kasus dugaan korupsi perabotan rumah Dinas DPR RI.
Baca SelengkapnyaKomisi III menilai jumlah transaksi judi online hingga saat ini mencapai angka yang spektakuler.
Baca SelengkapnyaIndra diperiksa sebagai Saksi dalam Kasus dugaan korupsi rumah jabatan DPR.
Baca SelengkapnyaMenurut Prabowo, pihaknya belum menemukan alat bukti yang cukup untuk melakukan pemeriksaan terhadap Nistra Yohan dan Sadikin.
Baca SelengkapnyaAdapun tergugat dalam permohonan praperadilan Indra Iskandar adalah KPK RI.
Baca SelengkapnyaDirektur Prasarana DJKA Kemenhub Harno Trimadi kini berstatus terpidana kasus korupsi DJKA.
Baca Selengkapnya