KPK Nilai Biaya Pilkada Serentak Beratkan Keuangan Daerah
Merdeka.com - Deputi Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Pahala Nainggolan khawatir anggaran Pilkada Serentak 2020 dapat membebani daerah, terutama daerah berpendapatan rendah. Dia meminta agar anggaran tersebut bisa ditekan agar lebih efisien.
"Kalau kita bilang biayanya sudah hampir Rp10 triliun (anggaran Pilkada di 270 daerah). Saya hitung-hitung kasar kira-kira satu daerah Rp40 miliar, kira-kira," katanya di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Senin (23/9).
Dia membandingkan anggaran membangun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan pelaksanaan pemilu. Menurutnya, anggaran untuk membangun SMK hanya Rp2 miliar, sedangkan menyelenggarakan Pemilu butuh sekitar Rp30-40 miliar. Jumlah tersebut jelas memberatkan daerah, terutama daerah yang hanya berpendapatan di bawah Rp1 triliun.
-
Bagaimana anggaran Pemilu 2024 dialokasikan? Rincian alokasi dana Pemilu sendiri digunakan untuk: 1. Perencanaan program dan anggaran serta penyusunan peraturan 2. Pemutakhiran data pemilih 3. Pendaftaran dan verifikasi peserta pemilu 4. Penetapan peserta pemilu 5. Penetapan jumlah kursi dan penetapan dapil 6. Pencalonan presiden dan wapres serta anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan kabupaten kota 7. Masa kampanye pemilu 8. Masa tenang 9. Pemungutan dan perhitungan suara 10. Penetapan hasil pemilu
-
Bagaimana menentukan gaji sekretaris PPS Pilkada 2024? Ada pula besaran gaji yang diterima oleh sekretariat PPS atau sekretaris PPS ialah senilai Rp 1.150.000 per orang.
-
Apa besaran gaji Pantarlih Pilkada 2024? Menurut regulasi tersebut, gaji Pantarlih Pilkada 2024 ditetapkan sebesar Rp 1.000.000 per bulan.
-
Apa itu pantarlih pilkada? Salah satunya adalah Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih).
-
Apa saja yang dibiayai dari anggaran Pemilu 2024? Anggaran Pemilu 2024 ini disebut mengalami kenaikan mencapai 57,3% dibanding anggaran Pemilu 2019 lalu, yakni sebesar Rp45,3 triliun.
-
Kenapa dana Pemilu 2024 lebih tinggi dari Pemilu sebelumnya? Perbedaan jumlah anggaran salah satunya disebabkan adanya kenaikan honorium Badan Adhoc, yakni petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
"Lantas dari Rp1 triliun itu, 50 persen lebih untuk gaji, 20 persen untuk pendidikan, 10 persen kesehatan, sisanya dibagi lagi untuk infrastruktur, lalu tiba-tiba ada Pilkada. Bayangkan betapa beratnya beban buat daerah-daerah miskin," jelasnya.
Pahala menegaskan, sebaiknya para pemangku kepentingan lebih menekan pengeluaran anggaran untuk Pilkada 2020 nanti. Dia menilai, penekanan biaya ini bisa dimulai dari sektor sosialisasi. Dengan adanya kemajuan teknologi, anggaran untuk sosialisasi pasti bisa ditekan.
"Memang udah dianggarkan (jumlahnya), oke. Hibahnya benar, sudah. Tapi rasanya prestasi sendiri kalo partisipasi pemilih tinggi tapi biaya efisien," tutupnya.
Reporter: Ratu Annisaa SuryasumiratSumber: Liputan6.com
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Untuk menjadi calon anggota legislatif (caleg) membutuhkan biaya yang besar.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi II Fraksi PKB DPR RI Indrajaya mengatakan partainya yang pertama kali mengusulkan pemilihan Gubernur melalui DPRD.
Baca SelengkapnyaNantinya dana tersebut akan dialokasikan untuk kebutuhan dan seluruh tahapan penyelanggaraan Pilkada.
Baca SelengkapnyaMenurut Cak Imin, kompetisi politik sudah semakin pragmatis. Dia ingin pemilihan dikembalikan kepada nilai-nilai dari tujuan berbangsa dan bernegara.
Baca SelengkapnyaMenurut Cak Imin, sejatinya pesta demokrasi dibuat senyaman dan seaman mungkin
Baca SelengkapnyaMasalah tersebut, seperti saksi ahli yang tidak hadir, karena hanya dibayar Rp1 juta. Padahal saksi ahli tersebut meminta bayaran Rp20 juta
Baca SelengkapnyaUsai pendatangan NPHD, dana akan cair paling lambat 14 hari setelahnya.
Baca SelengkapnyaDalam Pilkada ini, masyarakat di setiap wilayah akan memilih gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, serta walikota dan wakil walikota.
Baca SelengkapnyaSebanyak Rp21,2 triliun telah digelontorkan untuk Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu).
Baca SelengkapnyaPKS menilai dana besar negara untuk perhelatan beberapa Pilkada langsung bisa dialokasikan untuk berbagai program kesejahteraan rakyat.
Baca SelengkapnyaCak Imin mengungkapkan bahwa dalam Pilkada 2024, biaya politik uang mencapai Rp300 ribu untuk setiap suara. Apakah hal ini mengancam kualitas demokrasi kita?
Baca SelengkapnyaKejagung telah membentuk 534 posko Pemilu di seluruh satuan kerja di Indonesia untuk menyukseskan pemilu.
Baca Selengkapnya