KPK prihatin gaji TNI dan PNS lebih rendah dari buruh
Merdeka.com - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad mengatakan gaji TNI dan PNS golongan rendah tidak manusiawi. Menurut Abraham, gaji PNS sekitar Rp 2 juta atau Rp 3 juta dengan menghidupi 3 orang anak tentu tidak akan cukup.
"Bayangkan gaji Rp 2 juta atau 3 juta dengan anak 3 maka enggak akan cukup. Kita harus membedakan korupsi karena tamak dan karena gaji yang rendah. Kalau bupati atau gubernur korupsi karena beliau tamak. Maka hukumannya harus lebih berat," kata Abraham di hadapan caleg PDIP di Gedung Serba Guna, Senayan, Jakarta, Rabu (3/7).
Abraham mencontohkan jeleknya sistem penggajian TNI dan PNS golongan rendah di Indonesia. Untuk itu, menurut Samad, KPK akan merekomendasikan kepada pemerintah untuk memperbaiki sistem penggajian agar lebih baik.
-
Siapa yang dituduh melakukan korupsi? 'Permintaan kebutuhan operasional Syahrul Yasin Limpo dan keluarganya yang juga didukung dengan petunjuk berupa barang bukti elektronik, chat WA antara terdakwa Syahrul Yasin Limpo dan Imam Mujahidin Fahmid, serta adanya barang bukti antara lain dokumen catatan staf Kementan RI dan bukti kwitansi serta transfer uang pembayaran kebutuhan menteri dan keluarganya.
-
Siapa yang diduga melakukan korupsi? KPK telah mendapatkan bukti permulaan dari kasus itu. Bahkan sudah ada tersangkanya.
-
Apa yang membuat Ahok heran tentang koruptor? Dia menyoroti hukum dan sanksi para koruptor. Saking lemahnya hukum, Ahok heran melihat bekas tahanan koruptor yang justru semakin kaya. Beberapa di antaranya bahkan tak segan pamer kekayaan.
-
Kenapa Ahok prihatin dengan korupsi? Ahok pun merasa prihatin dengan nasib generasi muda di masa mendatang.
-
Bagaimana Abraham Samad membuat koruptor jera? Menurut Samad, ada tiga cara untuk membuat koruptor jera. Pertama, hukuman yang berat. Kemudian yang kedua, melakukan pemiskinan. Ketiga, sanksi sosial.
-
Siapa yang terlibat kasus korupsi tambang timah? Namun, pada Rabu (27/3) yang lalu, dilaporkan bahwa dia terlibat dalam sebuah kasus korupsi di sektor tambang timah.
"Gaji buruh di Jakarta lebih besar dari TNI atau PNS golongan terendah. Oleh karena itu, gaji harus manusiawi, negara harus adil. Apabila terjadi korupsi di level PNS terendah, pungli pengurusan KTP, oknum lalu lintas, hemat kami harus ada penggajian pemerintah yang lebih baik. Karena adanya struktur penggajian yang tak manusiawi," ujar Abraham.
Abraham menjelaskan tiga hal penyebab terjadinya korupsi di antaranya, individu, sistem, dan perilaku kebiasaan dalam masyarakat. Dia menuturkan, KPK lagi mengembangkan sistem SIN (Sistem Integritas Nasional). Nanti akan kita berikan ke kementerian, partai-partai dan instansi lainnya.
\r\n (mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Capres Prabowo Subianto dan Cawapres Gibran Rakabuming Raka berkomitmen untuk memberantas korupsi di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaKedudukan hukum PPPK sebagai ASN diatur dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 dan turunannya pada PP 11 Tahun 2017, PP Nomor 49 Tahun 2018.
Baca SelengkapnyaAnies menilai, masih banyak pegawai pemerintahan yang gaji bulanannya terlalu rendah.
Baca SelengkapnyaWahyu mengklaim bakal menyelesaikan masalah polisi korupsi.
Baca SelengkapnyaAsep menjadi Dirdik KPK pada Juni 2022. Asep juga dipercaya menjadi Plt Deputi Penindakan dan Ekskusi KPK menggantikan Irjen Karyoto
Baca SelengkapnyaDesain single salary merujuk pada sistem gaji di mana PNS hanya akan menerima satu jenis penghasilan yang merupakan gabungan berbagai komponen penghasilan.
Baca SelengkapnyaKetahui perbedaan gaji antara PNS dan PPPK, sebelum pendaftaran dibuka.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan membeberkan jurus memberantas korupsi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengaku sudah mengajukan sejak 2-3 tahun lalu untuk jabatannya dinaikkan. Mungkin tidak dari gaji, tapi dari kehormatan.
Baca SelengkapnyaDisusul dengan permintaan maaf Johanis ke TNI dengan menyebut penyelidiknya khilaf saat OTT (Operasi Tangkap Tangan) kasus dugaan suap di Basarnas.
Baca SelengkapnyaKPK menjebloskan sejumlah pejabat buntut aksi pamer atau flexing harta di media sosial.
Baca SelengkapnyaKPK meminta maaf karena pihaknya tidak koordinasi terlebih dahulu dengan pihak TNI sebelum mengumumkan keterlibatan Henri Alfandi.
Baca Selengkapnya