Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

KPK sindir Soekarwo tak datang pada rapat kerjasama selamatkan laut

KPK sindir Soekarwo tak datang pada rapat kerjasama selamatkan laut Johan Budi. ©2013 Merdeka.com/dwi narwoko

Merdeka.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pagi ini menggelar rapat Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Indonesia di Sektor Kelautan di Gedung Ghradika Bhakti Pradja di Kantor Pemprov Jawa Tengah di Jalan Pahlawan Nomor 9, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Namun, dari rencana rapat yang dihadiri oleh empat gubernur yaitu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X, hanya dihadiri dua Wakil Gubernur yaitu Wakil Gubernur Jateng Heru Sudjatmoko dan Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mizwar. Sementara dari Pemprov DIY dan Pemprov Jatim hanya dihadiri seorang staf saja.

Plt Pimpinan KPK Johan Budi dalam pidatonya terlihat merasa kecewa. Bahkan, sempat menyentil atau menyindir ketidakhadiran beberapa pimpinan empat pimpinan provinsi. Terutama Pemprov Jatim dan Pemprov DIY yang hanya mengirimkan delegasi stafnya saja.

Orang lain juga bertanya?

"Hampir semua ya tidak bisa hadir. Untuk acara yang saya kira sangat penting untuk penyelamatan sumber daya alam. Kemudian Menteri Kelautan juga tidak bisa hadir diwakili," ungkap Johan Budi dalam pidato sambutannya di hadapan peserta rapat di Gedung Ghradika Bhkati Pradja Pemprov Jateng, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (19/5).

Johan Budi menegaskan, rapat ini merupakan agenda yang sangat penting. Sebab, program penyelamatan SDA kelautan sudah menjadi kesepakatan antara KPK, Presiden Joko Widodo dan 22 menteri.

"Acara ini merupakan acara kesepakatan bersama 22 kementerian yang saat itu disaksikan Bapak Presiden," ungkapnya.

Johan menegaskan, KPK tidak hanya melakukan tindakan terhadap upaya korupsi di sektor kelautan namun juga melakukan upaya pencegahan. Salah satunya dengan menggelar rapat tersebut.

"Sesuai UU Nomor 30 tahun 2002, ikut melakukan konteks pencegahan terkait Sumber Daya Alam. Dalam hal ini penyelamatan Sumber Daya Alam di bidang kelautan. UU Nomor 20 tentang KPK meningkatkan korupsi saat ini tidak terkendali hampir semua sektor yang dikorup. Tidak ada lagi sektor seteril dari di korup," ungkapnya.

Selain upaya korupsi, tindakan eksploitasi sumber daya alam di bidang kelautan juga merusak dan berakibat pada bencana alam.

"Di sisi lain, eksploitasi sumber daya alam berlebihan tidak hanya mengakibatkan pendapatan negara yang tidak bisa dikontrol tetapi membawa ke arah bencana," jelasnya.

Johan menuturkan, upaya korupsi tidak hanya terjadi di bidang kelautan saja. Korupsi sudah menggurita dan dilakukan siapa pun tanpa mengenal posisi, kedudukan, jabatan maupun status pelakunya.

"Dari catatan KPK dulu simbol-simbol harusnya sakral untuk korupsi tidak ada lagi. Intelektual kampus juga dirambati korupsi. Simbol-simbol agama juga terseret korupsi. Ada profesor, doktor, ada gelar ustaz, bahkan terakhir ada yang bergelar kyai. Kita sebagai bagian dari entitas masalah luas, dalam hal ini penyelenggara negara wajib kelola SDA dan hari ini bicara sektor kelautan," paparnya.

Johan menyampaikan saat ini, KPK masih melakukan perencanaan dan bulan depan akan melakukan upaya pelaporan dan penindakan tegas upaya korupsi di bidang kelautan.

"Untuk renstra 2011-2015 SDA kelautan sebagai fokus. Tidak hanya pencegahan tapi penindakan. 2012, sektor penindakan migas, 2015 masuk sektor kelautan. Kita sudah mengkaji itu kalau ada berkaitan kelautan masuk kesana," ujarnya.

Johan bahkan menyitir pernyataan Presiden Joko Widodo yang menekankan bahwa rapat pembahasan upaya penyelamatan sumber daya alam di sektor kelautan tidak hanya seremonial belaka saja.

"Bahkan, Presiden singgung jangan hanya seremonial saja. Seremonial saja bahkan tidak penuh. Ini hal yang penting sehingga harus betul-betul memperhatikan betapa pentingnya penyelamatan sumber daya alam kelautan," ungkapnya.

Johan juga berharap, rapat bersama KPK upaya penyelamatan sumber daya alam di sektor kelautan tidak hanya duduk kemudian pulang dan lupa apa yang harus dilakukan selanjutnya.

"Jangan sekedar seremonial, rapat hadir di sini. Duduk di sini. Setelah itu pulang kemudian lupa. Jawa Timur ada? Pak Wagubnya juga enggak kelihatan ini. Kami digaji oleh rakyat sehingga semaksimal mungkin bekerja untuk rakyat. Sehingga jangan bekerja untuk kelompok atau golongan. Misalnya golongan pengusaha," tegasnya.

Memasuki bulan Juni mendatang, KPK akan memberikan laporan dan kemudian akan melakukan rencana aksi terkait upaya pelaksanaan penyelamatan sumber daya alam di sektor kelautan.

"Tahap laporan bulan Juni 2015. Kita berharap pertemuan ini tuai hasil dan tidak hanya dengarkan orang berbicara, berpidato belaka. Tapi nanti juga diimplementasikan rencana aksi. Semoga Allah SWT meridhoi, segala kegiatan di sini. Bukan hanya imajinasi atau impian belaka," pungkasnya.

(mdk/efd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Presiden Diklaim Buntuti Kampanye Ganjar, TPN: Enggak Lah, Pak Jokowi Sayang Mas Ganjar
Presiden Diklaim Buntuti Kampanye Ganjar, TPN: Enggak Lah, Pak Jokowi Sayang Mas Ganjar

Wakil Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Muhammad Zainul Majdi atau TGB justru menganggap Jokowi sayang dengan Ganjar.

Baca Selengkapnya
Ganjar Datang Setelah Jokowi Pulang
Ganjar Datang Setelah Jokowi Pulang

Meski di pekan ini sama-sama mengunjungi Pulau Bali. Presiden Jokowi dan Ganjar tak sempat bertemu.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Nawawi Telak Sindir Jokowi Lebih Mudah Ormas Temui Presiden Daripada Pimpinan KPK
VIDEO: Nawawi Telak Sindir Jokowi Lebih Mudah Ormas Temui Presiden Daripada Pimpinan KPK

Ketua sementara Korupsi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nawawi Pomolango menyindir Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca Selengkapnya
PDIP Jateng Buka Suara Soal Gibran dan Ganjar Pranowo Tak Diundang saat Konsolidasi Partai di Semarang
PDIP Jateng Buka Suara Soal Gibran dan Ganjar Pranowo Tak Diundang saat Konsolidasi Partai di Semarang

Atas permasalahan itu, PDIP Jateng meminta maaf, sebab undangan tersebut diberikan mendadak.

Baca Selengkapnya
Dewas KPK Tetap Gelar Sidang Dugaan Pelanggaran Etik Meski Johanis Tanak Tidak Hadir
Dewas KPK Tetap Gelar Sidang Dugaan Pelanggaran Etik Meski Johanis Tanak Tidak Hadir

Johanis Tanak mangkir pemeriksaan Dewas KPK lantaran mengajukan cuti.

Baca Selengkapnya
Hakim MK Tegur Muhadjir Saat Bela Jokowi Sering Kunker ke Jateng: Mohon Bapak Tak Berpendapat soal Itu
Hakim MK Tegur Muhadjir Saat Bela Jokowi Sering Kunker ke Jateng: Mohon Bapak Tak Berpendapat soal Itu

Muhadjir membela Jokowi yang lebih sering mengunjungi Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya
Ganjar Ungkap Reaksi Megawati Dengar Kabar Jokowi Minta Bertemu
Ganjar Ungkap Reaksi Megawati Dengar Kabar Jokowi Minta Bertemu

Ganjar Pranowo mengungkapkan respons Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat mendengar kabar Presiden Jokowi ingin bertemu.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jawaban Kejutan Ganjar soal Jokowi Absen & Tak Kasih Ucapan HUT PDIP
VIDEO: Jawaban Kejutan Ganjar soal Jokowi Absen & Tak Kasih Ucapan HUT PDIP

Jokowi tidak membuat video ucapan selamat dan mengirim karangan bunga.

Baca Selengkapnya
Mentan Syahrul Limpo 'Hilang' di Luar Negeri, Imigrasi Belum Diminta KPK Lakukan Cekal
Mentan Syahrul Limpo 'Hilang' di Luar Negeri, Imigrasi Belum Diminta KPK Lakukan Cekal

Menurut NasDem, SYL dipastikan akan segera kembali pada 5 Oktober mendatang.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ini Alasan Jokowi Tak Sapa Kaesang di Acara Relawan
Ternyata Ini Alasan Jokowi Tak Sapa Kaesang di Acara Relawan

Jokowi mulanya menyapa seluruh jaringan relawan yang hadir.

Baca Selengkapnya
Rakernas PDIP, Hasto: Tidak Ada Refleksi Khusus Atas Tidak Adanya Jokowi
Rakernas PDIP, Hasto: Tidak Ada Refleksi Khusus Atas Tidak Adanya Jokowi

Tak diundang dalam Rakernas, Presiden Jokowi menyerahkan ke PDIP selaku tuan rumah acara.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Respons Mengejutkan PDIP, Foto Jokowi Hilang Jadi Sorotan Cuma Ada Ma'ruf Amin
VIDEO: Respons Mengejutkan PDIP, Foto Jokowi Hilang Jadi Sorotan Cuma Ada Ma'ruf Amin

Wakil DPD PDIP Sumatera Utara, Aswan Jaya membantah jika foto Jokowi yang tak terpajang itu berkaitan dengan sikap politik

Baca Selengkapnya