KPPU ungkap permainan kartel yang bikin harga cabai melonjak
Merdeka.com - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menduga adanya praktik kartel dalam penentuan harga cabai. Pihaknya saat ini sedang mendalami kemungkinan adanya permainan harga, apalagi dengan kenaikan yang tidak rasional.
"Ini (adanya kartel) yang sedang kita monitor. Kita lihat cara kerjanya seperti apa? Kemudian rantai distribusinya itu berapa panjang? Kita juga akan lihat berapa jumlah pemain di titik-titik distribusi," kata Syarkawi Rauf, Ketua KPPU di Desa Ngantru, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Senin (30/1).
Kata Syarkawi, rantai distribusi cabai dinilai terlalu panjang dan harus dibuat lebih sederhana. Beberapa tempat ditemukan rantai distribusi yang sangat panjang, dari mulai petani ke pengepul, kemudian ke bandar yang kemudian masuk ke pasar-pasar induk seperti di Jakarta.
-
Apa yang dilakukan Kemendag untuk mengatasi harga cabai? 'Memang kita Desember harga cabai melejit, itu musiman. Musim hujan, panen gagal. Saya tadi pagi ke pasar sudah turun,' kata Mendag dalam konferensi pers Capaian Kinerja 2023 dan Outlook Perdagangan 2024, di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (4/1/).
-
Bagaimana Kemendag memantau harga cabai? Mendag mengaku pagi ini telah melakukan kunjungan ke Pasar Palmerah Jakarta Pusat untuk memantau stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan pokok.
-
Dimana Kemendag memantau harga cabai? Mendag mengaku pagi ini telah melakukan kunjungan ke Pasar Palmerah Jakarta Pusat untuk memantau stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan pokok.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Kapan harga cabai mengalami penurunan? 'Memang kita Desember harga cabai melejit, itu musiman. Musim hujan, panen gagal. Saya tadi pagi ke pasar sudah turun,' kata Mendag dalam konferensi pers Capaian Kinerja 2023 dan Outlook Perdagangan 2024, di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (4/1/).
-
Apa yang menyebabkan harga singkong meningkat? Saat ditemui wartawan, seorang penjual singkong dan ubi jalar di Pasar Kopro, Wartini mengaku jika saat ini terjadi peningkatan penjualan.Menurutnya, hal ini seiring dengan tingkat konsumsi umbi-umbian tersebut yang juga tinggi di tengah harga beras yang belum turun.
Dari bandar itu baru kemudian dijual ke agen, dan diteruskan ke retailer sebelum pembeli (end user). Setiap simpul selalu terjadi kenaikan margin harga.
"Sementara yang kami temukan, Bandar di pasar induk tidak banyak jumlahnya, artinya terpusat. Dari sisi persaingan mereka yang paling potensial melakukan persekongkolan harga jual cabai sampai ke penjual akhir," katanya.
Saat di simpul pengepul, cabai kemudian dijual ke bandar yang kemudian menjualnya ke agen dan retailer. Bandar memiliki power yang dimungkinkan dapat mempermainkan harga.
Level bandar juga pemainnya tidak banyak dan menguasai pembelian cabai dari pengepul dan penjualan ke agen. Otomatis di level ini paling mudah untuk menentukan harga.
"Kami memonitor ini, karena harganya sangat luar biasa. Tapi belum bisa kita simpulkan, yang pasti (penyebab harga naik) karena produksi turun, produksi turun menimbulkan harga naik," ungkapnya.
Tetapi, tambahnya lonjakan harga cabai ini bagi KPPU sudah sangat tidak rasional dan tidak masuk akal. Karena harganya sudah terlalu tinggi menyentuh angka Rp 140 ribu atau Rp 120 ribu di pasar.
"Harga yang terbentuk seperti ini bisa disebabkan karena adanya permainan itu. Makanya kita aktif melakukan motitoring," tegasnya.
KPPU menyarankan untuk dilakukan intervensi harga cabai yang memang sudah mulai dilakukan. Tetapi perlu juga dilakukan intervensi di tingkat rantai distribusinya.
"Karena akan mengurangi peran-peran sehingga mereka tidak memiliki market power dominan dalam penentuan harga beli maupun jual ke petani," tegasnya. (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banyak pedagang mengeluh kepada Mendag Zulkifli Hasan mengenai tingginya harga cabai.
Baca SelengkapnyaMendag Zulkifli tersentak saat mendengar harga cabai sekarang sudah Rp100.000 per kilogram.
Baca SelengkapnyaPenjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin melakukan peninjauan harga kebutuhan pokok di Pasar Tradisional Batangase.
Baca SelengkapnyaKepala BPN menyebut produksi cabai rawit merah menurun.
Baca SelengkapnyaKemudian untuk bawang putih dari harga normal Rp30.000 kini naik menjadi Rp50.000 per kilogram.
Baca SelengkapnyaHal tersebut demi membantu petani agar tidak terlalu merugi sehingga memungkinkan menjual tanah atau lahan pertanian mereka untuk bertahan.
Baca SelengkapnyaAjakan ini merespon kenaikan harga cabai rawit hingga Rp100.000/kg.
Baca SelengkapnyaHarga cabai naik karena produksi menurun akibat el nino.
Baca SelengkapnyaPenyebab lonjakan harga cabai rawit adalah masalah distribusi. Akibatnya sebaran komoditas cabai tidak merata dan menyebabkan terjadinya disparitas harga.
Baca SelengkapnyaBadan Pusat Statistik (BPS) buka-bukaan mengungkap penyebab kenaikan harga cabai yang kian mencekik konsumen.
Baca SelengkapnyaHarga bawang merah dan bawang putih naik akibat el nino.
Baca SelengkapnyaHarga cabai merah turun seiring hasil panen yang melimpah di Boyolali.
Baca Selengkapnya