KPU imbau Polri dan BIN sigap cegah konflik pilkada serentak
Merdeka.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) meminta Kepolisian dan Badan Intelijen Negara (BIN) untuk mengantisipasi setiap potensi konflik menjelang Pilkada serentak 9 Desember yang sebentar lagi akan digelar. Sebab konflik di Pilkada serentak bukan tidak mungkin terjadi entah dengan alasan apa pun.
"Polisi dan BIN lebih tahu di wilayah mana yang berpotensi ricuh. Mohon mereka bekerja dengan penuh antisipasi. Jangan terlambat," kata Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay di Gedung KPU, Jl. Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Rabu (2/12).
Adapun daerah-daerah yang berpotensi ricuh, menurut dia bisa terjadi di daerah yang punya riwayat konflik Pilkada. Selain itu, daerah-daerah di mana terdapat pembatalan para calon, kata dia juga berpotensi ricuh.
-
Kenapa Pilkada DIY rawan konflik? Di beberapa daerah, penyelenggaraan pemilihan kepala daerah (Pilkada) rawan terjadi konflik, tak terkecuali di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
-
Di mana Pilkada 2024 paling rawan konflik di DIY? 'Berdasarkan data itu, dari seluruh kabupaten/kota yang ada di DIY, memang Kabupaten Sleman yang paling tinggi. Bahkan Sleman menjadi kabupaten yang menduduki peringkat kerawanan nomor 25 di tingkat nasional,' kata Umi dikutip dari ANTARA pada Kamis (18/7)
-
Kenapa Kaltim dianggap rawan keributan dalam Pemilu 2024? Berdasarkan data yang diperoleh, Bawaslu RI meluncurkan Indeks Kerawanan Pemilu yang memperlihatkan lima wilayah yang berpotensi memiliki tingkat kerawanan tinggi menjelang pemilu serentak 2024. Wilayah-wilayah tersebut antara lain DKI Jakarta, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Jawa Barat, dan Kalimantan Timur.
-
Dimana Pilkada ini? Pilkada Jawa Tengah semakin menarik karena bakal ada 'perang bintang'.
-
Apa itu Pilkada? Pilkada atau Pemilihan Kepala Daerah adalah proses demokratisasi di Indonesia yang memungkinkan rakyat untuk memilih kepala daerah mereka secara langsung.
-
Siapa yang berpotensi menimbulkan konflik di Pilkada Sleman? Umi mengatakan bahwa strategi yang disiapkan antara lain memetakan situasi politik yang berkembang di tengah masyarakat menyusul kemungkinan majunya petahana Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo dan wakilnya, Danang Maharsa dengan kendaraan politik yang berbeda.
"Pada dasarnya daerah yang ada sejarah konflik dan daerah yang memang dalam Pilkada ini ada pembatalan dan ketidakpuasan para calon dan para pendukung bisa saja ricuh," ujar dia.
Dia menambahkan, meski di tiga daerah paslon tunggal (Blitar, Tasikmalaya dan TTU) belum kelihatan adanya potensi ricuh, namun sumber kericuhan bisa saja terjadi dari para calon dan pendukung yang gagal waktu pencalonan.
"Tiga daerah itu baru ya untuk calon tunggal meski tidak kelihatan (potensi ricuh). Tapi di situ kan ada juga kelompok parpol yang tidak punya calon. Dia bisa saja tidak merasa puas. Mereka yang mau tunda tapi karena ada putusan MK ya maka jadi juga (Pilkada)," tutup dia. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jawa Tengah menjadi salah satu titik rawan Pilkada 2024, KPU beberkan sejumlah faktornya.
Baca SelengkapnyaJika pemerintah daerah tidak memasilitasi maka pilkada serentak pasti akan terganggu.
Baca SelengkapnyaPolri sudah melakukan pemetaan terhadap beberapa wilayah yang rawan akan terjadinya gangguan selama proses Pilkada.
Baca SelengkapnyaKonflik menjadi salah satu aspek yang tidak dapat lepas dalam kontestasi pemilihan umum.
Baca SelengkapnyaListyo meminta jajarannya mengoptimalkan preventif strike agar pelaku teror bisa ditangkap sebelum melancarkan aksinya.
Baca SelengkapnyaPelaksanaan Pilkada secara serentak nanti memiliki kerawanan yang lebih besar dibandingkan Pilpres maupun Pileg.
Baca SelengkapnyaDewan Ketahanan Nasional (Wantannas) mengungkap potensi kerawanan konflik di daerah yang menggelar Pilkada serentak 2024.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan jadwal yang ditetapkan KPU, masa tenang Pilkada dimulai pada 24 sampai 26 November 2024.
Baca SelengkapnyaPolri telah mengantisipasi dan menjamin keamanan saat hari pencoblosan pada 27 November mendatang.
Baca SelengkapnyaSosialisasi di wilayah ini dianggap sangat krusial untuk mencegah terjadinya gesekan antar pendukung calon kepala daerah.
Baca SelengkapnyaIni terjadi karena pemilih dan peserta atau calon kepala daerah memiliki kedekatan yang lebih, bahkan diwarnai unsur kekeluargaan dalam kompetisi.
Baca SelengkapnyaGibran menegaskan, perbedaan menjadi hal yang lumrah di Indonesia, termasuk perbedaan pilihan pemimpin.
Baca Selengkapnya