KPU Sebut Satu Hacker Penyerang Situs Pemilu Diamankan
Merdeka.com - Komisioner KPU RI Viryan Aziz mengakui intensitas serangan hacker pada sistem data KPU makin tinggi menjelang Pemilu 2019. Namun tidak semua hacker melakukan peretasan terhadap situs milik KPU.
"Alhamdulillah teman-teman hacker makin banyak yang bersahabat dengan KPU. Prinsipnya, hacker itu kalau saya lihat ada beberapa kelompok, pertama ada yang ingin tahu saja, kemudian, ada yang kesel. Bisa jadi ada yang kesel, ketiga motif lain," katanya di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (13/3).
Saat ini, KPU terus berkoordinasi dengan Mabes Polri menangani para hacker. Bahkan, sudah ada satu hacker asal Indonesia yang ditangkap.
-
Siapa yang ditangkap KPK? Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menahan Bupati Labuhanbatu Erick Adtrada Ritonga setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap proyek pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara.
-
Apa kasus yang sedang dihadapi KPK? Pemeriksaan atas dugaan pemotongan dan penerimaan uang, dalam hal ini dana insentif ASN Bupati Sidoarji Ahmad Muhdlor Ali diperiksa KPK terkait kasus dugaan pemotongan dan penerimaan uang, dalam hal ini dana insentif ASN di lingkungan BPPD Pemkab Sidoarjo.
-
Siapa saja hacker yang menyerang? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Siapa yang diperiksa oleh KPK? Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) Edward Omar Sharif Hiariej alias Eddy Hiariej rampung menjalani pemeriksaan penyidik KPK, Senin (4/12).
-
Siapa yang ditangkap KPK tahun 2022? Awalnya Terbit dihukum 9 tahun penjara dan Iskandar divonis 7 tahun. Kasus ini berawal saat Terbit ditetapkan tersangka usai terjaring operasi tangkap tangan (OTT) KPK pada 18 Januari 2022 dan menyita barang bukti berupa uang tunai Rp786 juta.
-
Apa yang dilakukan KPU? Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menggelar rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara tingkat nasional serta penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu) serentak tahun 2024.
"Kerjasama jalan terus, dan setiap ada serangan siber kita selalu koordinasi dengan Mabes Polri dalam hal ini cyber crime. Kita harap mereka bisa ungkap dan itu terbukti bisa ditangkap," jelasnya.
Viryan mengungkapkan, motif hacker menyerang KPU bermacam-macam. Namun, Viryan berharap tidak ada warga yang bermaksud kritis dengan KPU dengan cara meretas.
"Kita berharap masyarakat di Indonesia jangan melakukan hal demikian, misalnya mengkritisi tahapan penyelenggara pemilu, silakan bisa komunikasi dengan kita. Kan kita terbuka selama ini, semua pihak kita layani," jelasnya.
Viryan menjelaskan, KPU belum bisa memastikan apakah hacker berasal dari Indonesia atau negara lain. Dia membantah kabar bahwa hacker paling banyak menyerang data base KPU berasal dari Rusia dan China.
"Kita tidak tahu, karena orang seperti itu prinsipnya yang namanya proxy itu kan bisa dilakukan oleh siapa pun. Dan biasanya, misalnya ada orang hack kemudian pakai ip address dari tempat tertentu, biasanya bukan dari situ," tutupnya.
Reporter: Delvira HutabaratSumber: Liputan6.com
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia kembali dihebohkan kabar kebobolan 204 juta Data Pemilih Tetap (DTP) Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Baca SelengkapnyaKomisi Pemilihan Umum (KPU) tengah menginvestigasi kasus dugaan kebocoran data pemilih 2024.
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap seorang pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) terkait kasus judi online.
Baca SelengkapnyaData pemilih bocor diduga usai diretas oleh hacker Jimbo.
Baca SelengkapnyaKPU hingga kini masih menelusuri dugaan peretasan tersebut.
Baca SelengkapnyaTotal ada 11 orang yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini, termasuk pihak sipil.
Baca SelengkapnyaSebanyak 204 juta data pemilih KPU diduga bocor. Diperjualbelikan di darkweb seharga Rp 1 miliar lebih.
Baca SelengkapnyaKPU melakukan pengecekan melalui Sistem Informasi Data Pemilih (Sidalih) terkait kebocoran data pemilih tersebut.
Baca SelengkapnyaDPR geram dengan kabar dugaan kebocoran data 204 juta pemilih oleh KPU.
Baca SelengkapnyaSeorang peretas dengan nama anonim "Jimbo" mengklaim telah meretas situs kpu.go.id dan berhasil mendapatkan data pemilih dari situs tersebut.
Baca SelengkapnyaTerduga yang ditangkap ini adalah pelaku judol yang melibatkan pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
Baca SelengkapnyaPegawai Komidigi yang terlibat dalam kasus judol adalah meraka yang telah diberikan kewenangan dalam memblokir situs judol.
Baca Selengkapnya