Kreatif, ibu di Mojokerto bikin hiasan bunga cantik dari stocking
Merdeka.com - Stocking atau kaos kaki tipis, mungkin bagi banyak orang merupakan barang biasa yang fungsinya hanya untuk pelengkap pakaian. Tetapi anggapan itu berbanding 180 derajat bagi Tutut Litalin Suhartatik, warga Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Mojokerto Jatim. Justru barang yang dipandang sebelah mata bagi banyak orang ini, bisa menghasilkan keuntungan belasan juta rupiah bagi dirinya.
Caranya dengan bahan bahan murah dan mudah didapat, seperti stocking kaki warna warni, kawat alumunium warna, potongan paralon berbagai ukuran, lem lilin, isolasi warna, benang jahit, tang dan gunting saja, bisa diubah jadi hiasan bunga, seperti vas, bonsai, hiasan dinding, serta bros yang indah dan cantik.
Ditemui di bengkel kerja dan pelatihan, Litalin Craft, miliknya di Desa Bejijong Kecamatan Trowulan, Kamis (9/2), Tutut menceritakan, untuk membuat kerajinan bunga dari stocking sebenarnya cukup mudah. kawat alumunium warna, dibentuk lingkaran dengan cetakan potongan paralon, kemudian kedua ujungnya dililitkan menggunakan tang. kawat yang sudah terbentuk lingkaran dibungkus menggunakan stocking sesuai warna yang dibutuhkan, lalu ujunnya diikat benang jahit.
-
Siapa ibu rumah tangga di Bogor yang sukses berbisnis kue? Perempuan bernama Windhy Arisanty itu rupanya bisa mengantongi omzet hingga puluhan juta rupiah hanya dari berjualan kue.
-
Bagaimana Ibu Putri memulai usaha batiknya? Berawal dari Pandemi Putri bercerita ia merintis usaha batik itu waktu masa pandemi COVID-19. Waktu itu ia termasuk salah satu warga yang kena COVID-19.Setelah pandemi mereda, kampungnya mengadakan pelatihan membatik. Saat itu Ibu Putri tidak ikut sebagai peserta. Di sana ia bertugas sebagai tukang masak. Namun di sela-sela waktu, ia ikut melihat proses membatik itu.Selesai pelatihan, ia mengambil sisa limbah untuk dibawa pulang. Selama mengisi hari-hari di rumah, ia memanfaatkan waktu untuk belajar membatik secara autodidak di rumah. Lama-lama ia ketagihan membatik. Mulai saat itulah Ibu Putri mantap untuk merintis usaha batik.
-
Kapan Ibu Putri memulai usaha batiknya? Berawal dari Pandemi Putri bercerita ia merintis usaha batik itu waktu masa pandemi COVID-19.
-
Mengapa Ibu Putri ingin memiliki usaha? 'Menurut saya perempuan harus punya usaha karena bisa memperkuat fondasi rumah tangga. Dengan perempuan berusaha anak mau sekolah, anak mau beli skincare, nggak usah nunggu uang suami. Kalau kita mengharapkan hasil suami, cukup sih, tapi nggak secukup-cukupnya itu,' kata Ibu Haji Putri Arofah dikutip dari YouTube Moslem Society pada 4 Agustus 2024 lalu.
-
Siapa pemilik UMKM yang menjual batik tulis? Esti, pemilik Griya Kain Solo, UMKM binaan Pertamina asal Solo yang memproduksi batik tulis mengaku senang bisa diajak Pertamina mengikuti pameran.
-
Siapa yang terinspirasi untuk membuka usaha? Usaha ini bermula dari suami Qori yang memiliki ketertarikan dalam dunia kuliner.
Setelah lembaran daun dan bunga sudah jadi, selanjutnya dirangkai layaknya rangkaian bunga berbagai jenis, sesuai permintaan.
"Kreasi yang kita buat sesui dengan tren dan permintaan pelanggan, misalnya produk vas bunga, jenisnya kita pilih sesuai selera pembeli. Seperti bunga sepatu, bunga tulip, bunga anggrek, bunga kamboja dan bunga mawar," kata Tutut.
Ibu tiga anak ini menjelaskan, kerajinan ini digeluti sejak 2 tahun lalu. Bahkan sekarang dia bisa memberdayakan dan melatih 10 ibu rumah tangga untuk membantu proses produksinya.
"Dulu belajar dari social media (sosmed), sekarang sudah bisa menghasilkan ratusan jenis hiasan bunga. Pesanan pun, tidak hanya lokal Mojokerto saja, tapi sudah keluar kota bahkan luar pulau, seperti Palu dan Kalimantan. untuk harga kita bandrol sesuai dengan besar kecilnya bunga dan tingkat kerumitanya. paling murah Rp 100.000 per unit dan paling mahal Rp 500.000 rupiah," jelas Tutut.
Selain melayani pelanggan, tambah Tutut, momen menjelang valentine seperti ini permintaan bunga mawar merah meningkat. Jumlah permintaan sekarang ini meningkat drastis dibandingkan momen yang sama tahun lalu.
"Permintaan setangkai bunga mawar merah meningkat drastis. tahun lalu momen yang sama sekitar 100 tangkai mawar merah, tapi sekarang permintaan sudah dua kali lipat. Per tangkai bunga mawar merah ini dihargai Rp 12.000 rupiah," terangnya.
Bersama ibu-ibu lain, Tutut ingin mengembangkan kerajinan bunga stocking. Bahkan dia juga mulai menyiapkan ruangan kusus, untuk pertemuan dan pelatihan bagi warga sekitar tempat tinggalnya, yang mau menggeluti kerajinan ini.
"Keinginan saya, tidak hanya kerajinan bunga stocking, saja. Tapi juga kerajinan yang lainnya yang bernilai tinggi. Selain itu, berharap Pemerintah Daerah terus membantu untuk pengembangan pemasarannya," pungkasnya. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sekar Ayu Irawati, seorang pengusaha muda, telah menciptakan sebuah konsep dengan kreativitas daur ulang.
Baca SelengkapnyaIa berhasil membangun bisnis toko bunga sambil berkuliah hingga meraih gelar sarjana.
Baca SelengkapnyaPerayaan ini merupakan bentuk kepedulian dan wujud nyata komitmen BRI dalam menjunjung nilai luhur dan semangat perjuangan perempuan.
Baca SelengkapnyaBatik Ulur Wiji telah diminati pasar internasional, seperti Kanada, Jepang, Australia, Malaysia, dan Hongkong.
Baca SelengkapnyaProgram Klasterku Hidupku sudah dirasakan manfaatnya bagi anggota KUB Berkah Jaya.
Baca SelengkapnyaKarena tidak ada penjualan, semangat Vita untuk berjualan kaktus kembali menurun.
Baca SelengkapnyaBerawal dari coba-coba, siapa sangka produk dari bunga telang ini ternyata bisa menghasilkan cuan.
Baca SelengkapnyaIa memilih berbisnis dari rumah agar bisa membersamai tumbuh kembang anak-anaknya
Baca SelengkapnyaUsaha yang telah dirintis sejak tahun 2009 lalu kini berkembang dan bisa mempekerjakan 10 orang karyawan
Baca SelengkapnyaSelain memanfaatkan media sosial Instagram, penjualannya banyak terbantu karena testimoni pembeli kepada orang lain.
Baca SelengkapnyaSecara berkelompok Ibu-ibu di Banyuwangi bersama warga lingkungan sekitar ternak jangkrik yang hasilnya bisa menambah ekonomi keluarga.
Baca SelengkapnyaFatah Hasan (20) mengaku belajar membuat kerajinan dari sosok ayahnya.
Baca Selengkapnya