Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kreativitas warga sungai Sinre'jala sulap eceng gondok jadi kerajinan tangan

Kreativitas warga sungai Sinre'jala sulap eceng gondok jadi kerajinan tangan Warga Makassar mengolah eceng gondok. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Hampir semua sungai di Kota Makassar penuh dengan tanaman eceng gondok. Seperti di sungai yang membelah Jalan Abdullah Daeng Sirua dan Jalan Batua Raya.

Kini, jenis gulma yang banyak memadati sungai-sungai perkotaan itu mulai dilirik untuk disulap jadi sesuatu yang bernilai ekonomis oleh masyarakat di sekitar bantaran sungai. Eceng gondok ini disulap menjadi kerajinan tangan untuk menghasilkan uang.

Sebab, hamparan gulma eceng gondok di atas permukaan sungai-sungai ini, selain sebagai pemicu sedimentasi, juga mengurangi kelancaran arus sungai. Inilah yang coba diangkat Pemkot Makassar melalui Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Makassar, dari masalah menjadi sesuatu yang menguntungkan.

Uun Faira Hanis, (47), koordinator quality control dari tim eceng gondok Dekranasda Kota Makassar mengatakan, di daerah Yogyakarta tanamam eceng gondok ini jauh-jauh hari sebelumnya sudah dimanfaatkan warga untuk mendatangkan uang. Karena eceng gondok juga banyak bertebaran di Makassar, kenapa tidak mengikuti jejak Yogyakarta.

"Yogyakarta sudah lama memanfaatkan tanaman eceng gondok, kita pun memanggil instruktur dari Yogyakarta. Ada tiga orang sengaja didatangkan untuk melatih kita bagaimana mengolah eceng gondok menjadi produk bernilai jual mulai dari memilih bahan baku eceng gondok sampai cara menganyam, coating atau pelapisan dari bahan-bahan alami agar produk anyaman eceng gondok bebas jamur dan mengeras hingga tahap pemasaran," kata Uun saat ditemui di pinggir bantaran Sungai Sinre'jala, di Jalan Abdullah Daeng Sirua beberapa waktu lalu.

warga makassar mengolah eceng gondok

Uun mengatakan, setelah cukup menguasai, keterampilan menganyam ini pun diajarkan ke warga. Diawali dengan pemberian pemahaman tentang apa itu tanaman eceng gondok, dampaknya terhadap sungai hingga ke pemanfaatannya. Kini, di antara warga itu ada yang sudah bisa melatih warga lainnya. Dan setiap kecamatan di Makassar sudah ada pengrajinnya.

Karena manfaat tanaman eceng gondok sudah menyebar, kini sudah ada warga yang bukan pengrajin, yang memanen sendiri tanaman eceng gondok di sungai dekat rumahnya. Dijemur lalu dijualnya sebagai bahan baku ke Dekranasda.

Sebelumnya, diinformasikan standar kualitas yang dibutuhkan antara lain betul-betul kering dan panjangnya seratnya tidak kurang dari 60 sentimeter. Lalu dibeli ke warga itu Rp 15 ribu per kilogram. Kemudian bagi pengrajin yang tidak punya bahan baku, disiapkan bahan bakunya kemudian produk yang mereka hasilkan dibeli.

Produk-produk warga sudah dibawa ke pameran-pameran hingga ke tingkat internasional antara lain kegiatan Madrid Day di Spanyol, kita juga pasarkan. Yang paling terlihat itu, di tiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sejumlah produk sudah digunakan misalnya wadah tisu, wadah sampah, tatakan gelas dll.

Agar harga bersaing, kata Uun, pengrajin diberi standar kualitas antara lain ukuran anyaman harus konsisten tidak boleh ada yang besar, ada yang kecil. Jangan ada celah, nganyamnya harus rapi. Karena memberlakukan kualitas, warga pengrajin pun termotivasi untuk tidak asal kerja sehingga produknya bisa dibeli.

"Pernah ada hotel memesan 10 ribu sandal dari anyaman eceng gondok tapi kita tidak sanggupi karena terkendala jumlah pengrajin yang tidak cukup. Makanya kita terus sosialisasi keterampilan ini biar bisa seperti Yogyakarta yang mampu penuhi paket kebutuhan hotel-hotel," ujar Uun.

Salah satu upaya mensosialisasikan keterampilan anyaman eceng gondok ini adalah jalin kerjasama dengan komunitas quiqui atau komunitas perajut. Komunitas ini tengah jalankan program bombenang. Kali ini bertema benang dari sungai.

Komunitas ini kemudian digandeng untuk mengajarkan warga keterampilan dari serat tanaman eceng gondok yang berdiam di bantaran Sungai Sinre'jala, jl Abdullah Daeng Sirua.

Nur Asia (21), seorang mahasiswa yang juga koordinator bombenang 2017 dari Komunitas Quiqui menjelaskan, program Dekranasda Kota Makassar sejalan dengan program Bombenang yang temanya kali ini adalah benang dari sungai.

"Tanaman eceng gondok itu tiap hari hanya lalu lalang di depan rumah warga karena sungai ini teras rumah warga. Saat air pasang surut, tanaman eceng gondok yang banyak itu bergerak mengikuti arus sungai. Kini warga sudah paham mau diapakan tanaman gulma itu biar bisa jadi uang," kata Nur Asia.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Musim Kemarau, Lautan Eceng Gondok Penuhi Aliran Kali di Bekasi
FOTO: Musim Kemarau, Lautan Eceng Gondok Penuhi Aliran Kali di Bekasi

Masifnya pertumbuhan eceng gondok ini dapat menganggu ekosistem air di sepanjang aliran kali.

Baca Selengkapnya
Eceng Gondok Menggunung di Waduk Pluit
Eceng Gondok Menggunung di Waduk Pluit

Eceng gondok sempat memenuhi sebagian besar waduk dan menyebabkan aroma tidak sedap.

Baca Selengkapnya
Fakta di Balik Tercemarnya Sungai Bengawan Solo, Bencana Rutin Tiap Tahun
Fakta di Balik Tercemarnya Sungai Bengawan Solo, Bencana Rutin Tiap Tahun

Fakta di Balik Tercemarnya Sungai Bengawan Solo, Bencana Rutin Tiap Tahun.

Baca Selengkapnya
Dampak Negatif Tanaman Eceng Gondok bagi Lingkungan, Bisa Ganggu Kadar Oksigen dalam Air
Dampak Negatif Tanaman Eceng Gondok bagi Lingkungan, Bisa Ganggu Kadar Oksigen dalam Air

Meskipun awalnya diperkenalkan sebagai tanaman hias air yang menarik, ekspansi agresifnya tanpa kontrol telah menyebabkan kerusakan lingkungan yang signifikan.

Baca Selengkapnya
FOTO: Penampakan Wajah Sungai Ciliwung Nyaris Kerontang, Batuan Cadas Bermunculan
FOTO: Penampakan Wajah Sungai Ciliwung Nyaris Kerontang, Batuan Cadas Bermunculan

Kondisi Sungai Ciliwung mengalami penyusutan drastis akibat musim kemarau yang dipengaruhi fenomena El Nino.

Baca Selengkapnya
Perajin Ini Bisa Sulap Eceng Gondok Jadi Tas Hingga Tikar, BRI Life Siapkan Rumah Pemasaran
Perajin Ini Bisa Sulap Eceng Gondok Jadi Tas Hingga Tikar, BRI Life Siapkan Rumah Pemasaran

Perajin di sekitar waduk telah memanfaatkan eceng gondok yang tumbuh subur dan mengancam ekosistem waduk selama kurun waktu 20 tahun.

Baca Selengkapnya
Belajar Mancing Ramah Lingkungan dari Tradisi Orang Sunda, Hanya Gunakan Tangan Kosong
Belajar Mancing Ramah Lingkungan dari Tradisi Orang Sunda, Hanya Gunakan Tangan Kosong

Uniknya kearifan lokal ini terletak pada kegiatan membendung sungai sebelum mengambil ikan. Kemudian, cara memancingnya juga dilakukan beramai-ramai.

Baca Selengkapnya
Eceng Gondok, Tanaman Ajaib dengan Manfaat Tersembunyi
Eceng Gondok, Tanaman Ajaib dengan Manfaat Tersembunyi

Eceng gondok sering dianggap sebagai gulma yang merugikan, tetapi siapa sangka, di balik kemampuannya yang invasif, eceng gondok menyimpan sejumlah manfaat.

Baca Selengkapnya
Terdampak Kekeringan, Begini Pilunya Warga Majalengka Harus Cuci Baju di Sungai yang Keruh
Terdampak Kekeringan, Begini Pilunya Warga Majalengka Harus Cuci Baju di Sungai yang Keruh

Kondisi ini sudah dialami warga selama sebulan terakhir.

Baca Selengkapnya
FOTO: Potret Miris Warga Bogor Terdampak El Nino, Gali Sumur di Tengah Sungai Demi Dapatkan Air
FOTO: Potret Miris Warga Bogor Terdampak El Nino, Gali Sumur di Tengah Sungai Demi Dapatkan Air

Sudah tiga bulan, ratusan warga Desa Sukagalih, Jonggol, Bogor terpaksa memenuhi kebutuhan air dengan mengandalkan aliran Sungai Cihoe.

Baca Selengkapnya
Tradisi Masyarakat Sunda saat Musim Kemarau, Pasang Kincir Angin dari Bambu
Tradisi Masyarakat Sunda saat Musim Kemarau, Pasang Kincir Angin dari Bambu

Semaking bising suaranya, semakin senang warga mendengarnya.

Baca Selengkapnya
Ajak Masyarakat Tepi Sungai Citarum Kelola Sampah, Kolabs Yayasan Bening Saguling & BRI Peduli
Ajak Masyarakat Tepi Sungai Citarum Kelola Sampah, Kolabs Yayasan Bening Saguling & BRI Peduli

Sampah yang menumpuk di sungai masih menjadi salah satu isu lingkungan yang mendapatkan perhatian serius.

Baca Selengkapnya