Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kriminolog: Jaringan Teroris Merekut Mereka yang Dendam dengan Pemerintah

Kriminolog: Jaringan Teroris Merekut Mereka yang Dendam dengan Pemerintah Lokasi ledakan di gereja katedral Makassar. ©2021 AFP/INDRA ABRIYANTO

Merdeka.com - Dosen pasca sarjana kajian Terorisme Universitas Budi Luhur, Untung Sumarwan mengatakan bahwa saat ini banyak orang yang ingin melakukan aksi seperti ZA, pelaku teror di Mabes Polri ataupun L dan YSR pelaku bom bunuh diri di Makassar. Hal ini juga pernah diucapkan oleh pelaku bom Bali 1, Ali Imron yang saat ini masih mendekam di penjara.

"Kenapa dia (ZA) menjadi orang yang pemberani? Saya pernah dengar ucapan Ali Imron bahwa yang mau daftar untuk berjihad dengan cara seperti itu memang antre, tidak lagi dipaksa. Itu bisa dibuktikan banyak orang yang stres," kata Untung dalam diskusi virtual Terorisme yang diselenggarakan oleh Universitas Budi Luhur, Selasa (6/4).

Untung mengatakan, perekrutan yang dilakukan para jaringan terorisme kini tidak lagi dengan mencuci otak para jemaahnya, namun hanya perlu mengamati, mana jemaah yang terlihat antusias. Selain melihat antusiasmenya, mereka juga akan mencari tahu masalah pribadi setiap anggotanya.

Oleh karena kata dia, hal itu akan mempermudah dalam menentukan siapa yang akan dijadikan eksekutor atau pelaku bom bunuh diri.

"Saat melakukan perekrutan diawali dengan brainstorming, belum cuci otak, tapi mana yang kira-kira berminat, mana yang terlihat antusias akan mereka dekati," kata Kriminolog dari Universitas Budi Luhur itu.

Selain itu, para perekrut juga akan mencari tahu apakah di dalam diri jemaahnya terdapat kebencian terhadap target yang ditentukan, yakni kebencian terhadap negara atau pemerintah. Untuk itu, Untung meminta pemerintah untuk menyadari hal ini. Rasa kebencian itu akan semakin berbahaya jika dimanfaatkan oleh para petinggi jaringan terorisme.

"Mereka akan rekrut orang-orang yang dendam dengan pamerintah, atau yang merasa jadi korban pemerintah. Kalau ada, maka tidak ada keraguan lagi untuk menjadikan mereka pengantin. Karena mereka sudah punya kebencian itu dari awal," kata Untung.

Senada dengan Untung, Mantan Ketua Jamaah Islamiah (JI) Wilayah Timur, Nasir Abas membenarkan bahwa para perekrut hanya akan mengamati siapa jemaah yang terlihat antusias.

Sehingga dengan begitu, para perekrut tersebut tidak perlu lagi susah payah untuk menyebarkan ataupun mempertahankan paham-paham radikalisme ke orang-orang itu.

"Mereka sebar paham, kalau dulu offline sekarang online. Dulu melalui pengajian-pengajian, tablikh akbar, kelas agama, bahasa arab, bahkan les-les seperti matematika itu bisa. Karena hanya perlu melihat siapa yang antusias," kata Nasir.

"Yang antusias lah yang akan didekati (perekrut). Kan kelihatan yang tertarik, dari mulai suka bertanya, dia ingin tahu terus. Jadi perekrut tidak pilih-pilih profesi," ujarnya.

Nasir juga sependapat dengan Untung. Menurutnya, orang yang tidak suka dengan pemerintah ini akan lebih mudah dipengaruhi untuk melakukan tindakan terorisme. Karena kata dia, orang tersebut sudah terpapar paham radikalisme sejak awal, sebelum bergabung dengan jemaah tersebut. Entah itu karena pengaruh lingkungan, dan sebagainya.

"Ketika orang sudah terpapar (radikalisme), maka bukan hal yang sulit untuk melakukan tindakan terorisme. Itu fakta. Polisi menangkap 4 terduga teroris yang statusnya anggota FPI. Mereka mau ngebom pom bensin dan fasilitas punya pengusaha China lainnya. Saya lihat, motifnya karena ada rasa sakit hati dan tidak suka dengan pemerintah," ujarnya.

Mengenai rencana pengeboman itu, Nasir mengatakan bahwa mereka sudah bisa dikatakan sebagai teroris. karena kata Nasir, mereka sudah melakukan tindakan yang akan merusak fasilitas umum hingga menimbulkan ketakutan ataupun dengan tujuan untuk mengancam. Selain itu, tindakan yang akan direncanakannya itu juga bisa membahayakan nyawa orang lain.

Sebagai informasi, Tim Densus 88 mengamankan empat terduga teroris yang diduga berafiliasi atau menjadi bagian dari organisasi yang sudah dilarang pemerintah, yakni Front Pembela Islam (FPI). Keempat terduga teroris yang telah diamankan itu masing-masing bernama Zulaimi Agus, Bambang Setiono, Wiloso Jati, dan Ahmad Junaidi.

Mereka mengaku bahwa mereka bergabung dengan organisasi FPI pada tahun 2019 dengan pimpinan Habib Hasan Al Hasny. Mereka juga mengaku merencanakan sejumlah aksi teror di Tanah Air. Salah satu tujuannya yaitu menuntut mantan pemimpin FPI Habib Rizieq Shihab agar segera dibebaskan.

Untuk itu, Nasir Abas mendorong pemerintah untuk meningkatkan nilai-nilai pancasila serta kebhinekaan, mulai dari lingkungan keluarga, sosial, hingga di ranah pendidikan.

(mdk/ray)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pelajar Terduga Teroris di Batu Terpapar Radikalisme di Medsos, Sudah Beli Bahan Peledak untuk Bom Bunuh Diri
Pelajar Terduga Teroris di Batu Terpapar Radikalisme di Medsos, Sudah Beli Bahan Peledak untuk Bom Bunuh Diri

Tim Densus 88 Polri sedang mengusut proses rekrutmen jaringan terorisme melalui media sosial.

Baca Selengkapnya
KAI Beberkan Proses Rekrutmen DE, Pegawai Ditangkap Densus Terlibat Terorisme
KAI Beberkan Proses Rekrutmen DE, Pegawai Ditangkap Densus Terlibat Terorisme

Karopenmas Div Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan, terduga teroris yang ditangkap di Bekasi, memiliki satu akun Media Sosial Telegram.

Baca Selengkapnya
Hati-hati Para Pencari Kerja, Modus Baru Penipuan Lowongan Kerja saat Interview Dipaksa Serahkan Uang Hingga Disandera
Hati-hati Para Pencari Kerja, Modus Baru Penipuan Lowongan Kerja saat Interview Dipaksa Serahkan Uang Hingga Disandera

Beredar video mengenai pengakuan sejumlah korban interview bodong.

Baca Selengkapnya
Siap-Siap Para Jago IT, TNI Buka Rekrutmen untuk Perkuat Satuan Siber Buntut Peretasan Data BAIS
Siap-Siap Para Jago IT, TNI Buka Rekrutmen untuk Perkuat Satuan Siber Buntut Peretasan Data BAIS

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto membuka rekrutmen khusus untuk masyarakat yang memiliki kemampuan terkait IT.

Baca Selengkapnya
Kasus Terduga Teroris Karyawan BUMN, Waspadai Jaringan Sosial untuk Cegah Radikalisme
Kasus Terduga Teroris Karyawan BUMN, Waspadai Jaringan Sosial untuk Cegah Radikalisme

Noor Huda berpesan agar masyarakat tidak terpaku pada stereotipe atau subjektivitas yang berlaku di masyarakat.

Baca Selengkapnya
Peran 3 Terduga Teroris Ditangkap di Jateng, Rencanakan Aksi Teror hingga Provokasi di Media Sosial
Peran 3 Terduga Teroris Ditangkap di Jateng, Rencanakan Aksi Teror hingga Provokasi di Media Sosial

Ketiga terduga pelaku teroris merupakan jaringan Anshor Daulah yang beroperasi di Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya
Dua Teroris JAD jadi Guru di NTB, Densus 88 Ingatkan Orang Tua Hati-Hati Sekolahkan Anak
Dua Teroris JAD jadi Guru di NTB, Densus 88 Ingatkan Orang Tua Hati-Hati Sekolahkan Anak

Sebanyak dua teroris jaringan Anshor Daulah, LHM dan DW yang bekerja sebagai tenaga pendidik di Bima, Nusa Tenggara Timur (NTT) ditangkap.

Baca Selengkapnya
BNPT Bongkar Pola Serangan Terorisme di Indonesia, Lewat Gerakan Bawah Tanah Secara Sistematis
BNPT Bongkar Pola Serangan Terorisme di Indonesia, Lewat Gerakan Bawah Tanah Secara Sistematis

Hal tersebut disampaikan Rycko usai mengikuti peringatan tragedi kemanusiaan Bom Bali di Ground Zero atau Tugu Peringatan Bom Bali.

Baca Selengkapnya
Pegawai KAI Teroris Simpatisan ISIS Bergerak Sendiri Menyebarkan Propaganda di Media Sosial
Pegawai KAI Teroris Simpatisan ISIS Bergerak Sendiri Menyebarkan Propaganda di Media Sosial

Salah satu simpatisan ISIS bergerak sendiri adalah DE, karyawan BUMN yang ditangkap Densus 88 Antiteror Polri.

Baca Selengkapnya
Tersangka Teroris di Bekasi Karyawan BUMN, Dikenal Ramah dan Sering Ikut Rapat RT
Tersangka Teroris di Bekasi Karyawan BUMN, Dikenal Ramah dan Sering Ikut Rapat RT

Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap DE (28) di Bekasi, Senin (14/8). Tersangka tindak pidana terorisme ini merupakan karyawan BUMN.

Baca Selengkapnya
Perintah Kapolri Jenderal Sigit ke Densus 88, Usut Jaringan Lain Tersangka Teroris Pegawai KAI
Perintah Kapolri Jenderal Sigit ke Densus 88, Usut Jaringan Lain Tersangka Teroris Pegawai KAI

Perintah Kapolri itu guna memastikan apakah DE yang merupakan pegawai KAI berdiri sendiri atau tergabung dalam jaringan kelompok teroris lain.

Baca Selengkapnya
Tiga Polisi Dikabarkan Ditangkap Diduga Pasok Senjata ke Teroris Pegawai KAI
Tiga Polisi Dikabarkan Ditangkap Diduga Pasok Senjata ke Teroris Pegawai KAI

Polda Metro Jaya akan memberikan pernyataan terkait ini nanti sore

Baca Selengkapnya