Kriminolog Sebut Kalapas Malah Senang saat Penjara Kelebihan Napi

Merdeka.com - Kementerian Hukum dan HAM dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) akui kondisi seluruh lapas maupun rutan yang ada di Indonesia telah over kapasitas. Seperti Kondisi Lapas Klas I Tangerang yang terbakar beberapa hari lalu, penghuni mencapai 2.072 orang dari kapasitas 600 orang.

Lalu apakah benar over kapasitas di sebuah lapas atau rutan justru disenangi oleh Kepala Lapas (Kalapas) atau Karutan. Kriminolog sekaligus Guru Besar FISIP UI, Adrianus Eliasta Meliala membenarkan itu.

"Betul sekali, betul sekali. Jadi kita aja yang sering kali menganggap itu retorika sebagai beban ya, tapi kalau dari lapas yang kebebanan tadi itu malah mereka enggak mau, minimal tidak berusaha untuk inisiatif ya, untuk menggeser beban mereka ke lapas lain," katanya kepada merdeka.com pekan lalu.

Menurutnya ada dua hal yang didapatkan apabila lapas/rutan over kapasitas. Poin pertama adalah mereka dapat bermain tentang anggaran.

"Wajar dong kalau kemudian saya beli wortel 5 saya ambil 1 gitu artinya. Jadi selalu menyenangkan dimata para sipir kalau punya warga binaan yang banyak agar kemudian lalu dari pembelian macam-macam itu mereka bisa mengambil satu lah, saya tidak mengatakan korupsi ya," katanya.

"Kedua dengan banyaknya napi di lapas mereka, maka mereka tadi jumlah yang banyak itu kemudian lalu membentuk komunitas saling mengenal, lalu memilih ketua yang kemudian di mata petugas lapas sebagai kapital. Saya sebagai petugas mau pergi ke Jakarta-lah lalu kemudian itu minta sangunya kepada siapa, ke kelompok itu yang kemudian belikan tiket atau apalah. Karena jumlah mereka banyak kalau pun hanya urunan Rp50.000 tentukan enggak terasa nih," katanya.