Krisis Pasokan Oksigen, 33 Pasien di RSUD Dr Sardjito Meninggal Dunia
Merdeka.com - Kekosongan oksigen terjadi di RSUP Dr Sardjito, Sabtu (3/7) malam hingga Minggu (4/7) pagi. Dalam dua hari terakhir, 63 pasien di RS itu meninggal dunia.
Direktur RSUP Dr Sardjito Rukmono Siswishasto mengakui ada 63 pasien meninggal dunia di RSUP Dr Sardjito pada periode Sabtu (3/7) pagi hingga Minggu (4/7) pagi. Namun tidak semua disebabkan kosongnya stok oksigen.
"Sedangkan yang meninggal pasca oksigen central habis pukul 20.00 WIB maka kami sampaikan jumlahnya 33 pasien," kata Rukmono, Minggu (4/7).
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Siapa yang ditemukan meninggal? Saat itu, ditemukan seorang pria atas nama W (55) dalam keadaan tak bernyawa.
-
Mengapa korban diduga meninggal? Diduga kuat, korban meninggal karena sakit karena tidak ditemukan luka akibat kekerasan.
-
Siapa yang meninggal dalam insiden ini? Yang lebih memilukan, kedua teknisi itu masih sangat muda, berusia 19 tahun dan 21 tahun.
-
Siapa yang meninggal? Meskipun ia berjanji akan mengunggah video Kamari mukbang alias makan lagi, Papa Dali sudah pergi selamanya tanpa memenuhi janjinya.
Rukmono menjelaskan, meski krisis oksigen, para pasien tetap tersuplai oksigennya. Suplai oksigen ke pasien ini dengan menggunakan oksigen tabung. Rukmono menceritakan oksigen tabung bagi pasien ini mendapatkan bantuan dari Polda DIY, RS Akademik UGM dan RSGM/FKG UGM.
Kondisi krisis oksigen ini teratasi sekitar pada Minggu (4/7) pukul 03.40 WIB. Truk oksigen liquid pertama sudah masuk dan mengisi tabung utama, sehingga oksigen sentral sudah berfungsi kembali. Disusul kemudian dengan truk pembawa oksigen kedua pada pukul 04.45 WIB dan langsung mengisi tabung sentral oksigen. Paska kedatangan dua truk pembawa oksigen ini, pelayanan terhadap pasien bisa kembali menggunakan oksigen sentral.
Kondisi krisis oksigen ini sebelumnya telah diprediksi RSUP Dr Sardjito. Rukmono sempat mengirimkan surat permohonan bantuan pengiriman oksigen ke sejumlah pihak baik itu Menteri Kesehatan, Kepala BNPB hingga Gubernur DIY.
Surat permintaan pengiriman oksigen ini beredar di grup-grup Whatsapp. Surat ini memiliki nomor SR.04.01/XI.4/26715/2021 dengan tanggal 3 Juli 2021. Dalam surat itu, Rukmono mengatakan bahwa meningkatnya kasus Covid-19 mengakibatkan kenaikan kebutuhan oksigen sehingga terjadi kelangkaan penyediaan oksigen.
Rukmono telah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mendapatkan pasokan oksigen dari penyedia maupun tempat lain. Tetapi sampai saat ini masih mengalami kendala dan pasokan oksigen diperkirakan datang paling cepat akan datang ke RSUP Dr Sardjito pada Minggu 4 Juli 2021 pukul 12.00 WIB.
"Persediaan oksigen sentral di RSUP Dr Sardjito akan mengalami penurunan pada hari ini Sabtu tanggal 3 Juli 2021 pukul 16.00 WIB sampai dengan kehabisan persediaan oksigen pukul 18.00 WIB sehingga beresiko pada keselamatan pasien yang dirawat baik pasien Covid-19 maupun Non Covid-19," kata Rukmono dalam surat itu.
"Kami sudah melakukan upaya antisipasi maksimal dan penghematan seoptimal mungkin. Untuk itu, kami mengajukan permohonan dukungan agar kebutuhan oksigen dapat dipenuhi, mengingat RSUP Dr Sardjito termasuk RS Rujukan dalam penanganan pasien Covid-19 sampai tingkat critical,"sambung Rukmono.
Rukmono berharap ke depannya oksigen bagi rumah sakit terus lancar dipasok oleh penyedia oksigen. Kondisi saat ini disebut Rukmono jika perawatan bagi pasien membutuhkan oksigen.
Rukmono menceritakan RSUP Dr Sardjito telah menyediakan bed untuk pasien Covid-19 secara optimal sebanyak 35 persen dari total tempat tidur, dan pasien yang datang jauh lebih banyak dari kemampuan daya tampung rumah sakit.
Rukmono menuturkan selain berkoordinasi dengan banyak pihak tentang pasokan oksigen, RSUP Dr Sardjito juga akan melakukan penghematan seoptimal mungkin terhadap penggunaan oksigen. Situasi pandemi yang melanda seluruh negeri ini semuanya membutuhkan oksigen, pasokan oksigen menjadi terganggu.
"Kami mengimbau bagi masyarakat untuk mengikuti dan mematuhi PPKM sehingga laju Covid dapat kita tekan bersama-sama. Tanpa peran serta masyarakat ini tentu saja pandemi ini akan sulit tertangani," tutup Rukmono.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengacara menduga ada kelalaian yang dilakukan petugas jaga saat itu.
Baca SelengkapnyaUpdate Kasus Kebakaran Gudang Elpiji di Bali, Korban Tewas Bertambah 2
Baca SelengkapnyaPasien meninggal dunia di RSUP Prof Ngoerah total 12 orang dan satu pasien meninggal di RSUD Wangaya.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan membuat catatan ada 136 jemaah haji yang meninggal dunia
Baca SelengkapnyaSejumlah pasien demam berdarah dengue sampai saat ini masih menjalani rawat inap.
Baca SelengkapnyaRSUD Pirngadi Medan tak menampik dalam proses distribusi obat mengalami keterlambatan. Namun kini obat-obatan itu telah tiba di RSUD Dr.Pirngadi Medan.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui secara pasti penyebab kebakaran. Dugaan sementara akibat korsleting listrik.
Baca SelengkapnyaJumlah jamaah haji yang meninggal pada tahun 2023 ini jauh lebih banyak dibanding tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaSeorang dokter bernama M Ramadhani Soeroso viral di media sosial usai mengkritik manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Pirngadi Medan.
Baca SelengkapnyaGudang terbakar tersebut tidak berizin dan diduga tabung yang ada oplosan.
Baca SelengkapnyaSebanyak 72 jemaah haji asal Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaSeorang lagi korban kebakaran gudang LGP di Bali, Ahmad Tamyis Mujaki (25) yang sebelumnya dirawat di RSUP Prof dr IGNG Ngoerah meninggal dunia.
Baca Selengkapnya