Kritik kebijakan kampus di blog, mahasiswa Semarang dikeluarkan
Merdeka.com - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) melakukan aksi unjuk rasa di Kawasan Bundaran Air Mancur Jl Pahlawan Kota Semarang. Aksi itu digelar sebagai bentuk solidaritas terhadap Wahyu Dwi Pranata mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Kota Semarang, Jawa Tengah.
Wahyu, mahasiswa yang aktif menulis di blog, dipaksa oleh pihak rektorat kampus yang ada di Jl. Nakula Kota Semarang untuk keluar dari kampus karena mengkritik kebijakan kampus yang dinilainya merugikan mahasiswa.
Berbagai permasalahan yang ada di kampus, dituangkan Wahyu dalam tulisan di blog. Hal ini membuat pihak rektorat memberikan teguran, kemudian memanggil Wahyu dan orangtuanya untuk membuat dua pilihan pada awal September 2013 lalu.
-
Apa tuntutan mahasiswa saat itu? Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA. Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat 1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya 2. Rombak Kabinet Dwikora 3. Turunkan Harga-Harga
-
Siapa saja yang ikut demo? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
-
Siapa yang ikut demo? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
-
Mengapa mahasiswa demo di tahun 1965? Para mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) itu tidak puas dengan kebijakan pemerintahan Orde Lama. Mereka terus melakukan demonstrasi dan meminta Presiden Sukarno bertindak tegas terhadap PKI dan menteri-menteri yang tidak becus bekerja.
-
Siapa yang berdemo di DPR? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023).
-
Siapa pendiri Himpunan Mahasiswa Indonesia? Lafran Pane dikenal sebagai pendiri Himpunan Mahasiswa Indonesia dan telah menyandang gelar Pahlawan Nasional Indonesia.
Dua pilihan tersebut adalah Wahyu dan orangtuanya membuat pernyataan untuk mengundurkan diri atau akan dilaporkan dengan jeratan Undang-undang ITE atas pencemaran nama baik. Akhirnya, Wahyu terpaksa mengundurkan diri dari kampusnya.
"Kasus ini tidak muncul karena adanya ketakutan-ketakutan pihak mahasiswa oleh pihak rektorat," ungkap Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi Muhammad Syairudin Abdullah yang juga mahasiswa IAIN Walisongo Semarang Rabu (24/9)ini.
Aksi diam ini dimulai sekitar pukul 09.30 WIB ini kemudian melakukan long march menuju ke Gedung DPRD Jateng Jl. Pahlawan Kota Semarang. Selama aksi, sambil membawa poster berbagai tuntutan, mereka membagi-bagikan brosur yang release tentang 'Aksi Penolakan Tindakan Represif terhadap Kebebasan Berpendapat Insan Pers Mahasiswa'.
Keempat tuntutan itu di antaranya: Mengecam terhadap upaya pembungkaman kebebasan berpendapat dan kritik yang membangun pada mahasiswa. Contoh kasusnya seperti yang dilakukan oleh pihak Rektorat UDINUS Semarang kepada mahasiswanya Wahyu Dwi Pranata.
"Kami meminta negara dalam hal ini pemerintah Indonesia melindungi berjalannya kebebasan berpendapat dalam institusi-institusi pendidikan dan menindak para pelaku yang merusak upaya terciptanya kondisi yang baik di dalamnya," kata Syairudin.
Sekitar pukul 11.00 WIB ratusan mahasiswa itu melakukan orasi begitu berkumpul di depan gerbang Gedung DPRD Jateng langsung membubarkan diri. Aksi berlangsung secara damai dengan penjagaan puluhan petugas aparat kepolisian Polrestabes Semarang dan Polda Jateng. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Demonstrasi terkait RUU Pilkada di Semarang berakhir ricuh. Puluhan mahasiswa harus dirawat di rumah sakit dan puluhan lainnya ditahan polisi
Baca SelengkapnyaMahasiswa berangka pukul 11.30 menggunakan 10 kopaja dan 20 angkot. Mereka juga membawa sejumlah spanduk dan poster.
Baca SelengkapnyaPara pelajar dan mahasiswa tersebut masih menjalani pemeriksaan di Polrestabes Semarang hingga malam hari.
Baca SelengkapnyaDemo yang dilakukan mahasiswa Universitas Pancasila , Selasa (27/2) sempat diwarnai aksi blokade Jalan Raya Srengseng Sawah yang memicu kemacetan.
Baca SelengkapnyaKorban merupakan mahasiswa baru asal Fakultas Kehutanan Untad.
Baca SelengkapnyaKehadiran mereka disambut sejumlah mahasiswa yang masih bertahan di sekitar gedung DPR/MPR.
Baca SelengkapnyaAksi tersebut berujung ricuh setelah mahasiswa yang ingin masuk kedalam gedung DPRD dipukul mundur polisi.
Baca SelengkapnyaDi depan Gedung Rektorat Universitas Pancasila, salah satu koordinator aksi Dio Marcelino menyampaikan orasinya.
Baca SelengkapnyaPolisi dan mahasiswa saling halau. Mahasiswa yang mundur ke depan kampung Universitas Diponegoro menghalau polisi kembali ke Gedung DPRD Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaAksi ini digelar sebagai bentuk demokrasi untuk melawan Politik Dinasti serta menolak Pelanggaran HAM.
Baca SelengkapnyaDemo berlangsung ricuh hingga malam hari. Tembakan gas air mata membuat udara di sekitar lokasi demo membikin sesak dan perih di mata.
Baca SelengkapnyaDi tengah gelombang aksi mahasiswa, Ibu Negara Iriana Jokowi melakukan kunjungan kerja di sejumlah tempat di Kota Makassar.
Baca Selengkapnya