Kritik untuk jenderal polisi dalam kasus pengeroyokan TNI AL
Merdeka.com - Plt Kapolri Komjen Badrodin Haiti tak memberi atensi dalam kasus pengeroyokan yang menimpa dua perwira polisi. Badrodin sebagai pimpinan pun dinilai tidak memberi perhatikan kepada bawahan.
Komisioner Kompolnas Andrianus Meliala menyarankan agar Badrodin mau meluangkan waktu menengok Kompol Teuku Arsya Khadafi dan Kompol Budi Hermanto. Keduanya babak belur dihajar TNI AL saat berada di Bengkel Cafe.
"Kami ingin mengatakan bahwa seharusnya pimpinan dapat bersikap lebih tegas apabila ada anak buah seperti ini, jangan terlihat seperti adanya sikap pendiaman," kata Andrianus, kemarin.
-
Mengapa perwira tersebut diperlakukan seperti itu? Dijelaskan dalam video, bahwa setiap prajurit yang sudah masuk ke rumah tahanan maka dianggap sama. “Tidak ada yang spesial di penjara militer meski setinggi apapun pangkatnya,“
-
Kenapa Polisi diserang? Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Kenapa warga mengeroyok anggota TNI? Saat itu, warga yang sedang menikmati hiburan khas tersebut tiba-tiba ricuh dan membuat kondisi menjadi tidak kondusif.
-
Bagaimana cara Komisi III agar polisi bisa tegas? “Dua sikap yang penting bagi jajaran di lapangan; tegas dan humanis. Berikan pelayanan yang maksimal untuk masyarakat dan tegas dalam menegur yang menyalahi aturan,“ demikian Sahroni.
-
Bagaimana hukuman diberikan pada anggota TNI? 'Kalau dia melanggar kita hukum. Ada aturannya,' imbuh Agus.
-
Siapa yang diimbau TNI-Polri untuk menjaga keamanan? Mereka mengimbau agar warga berpartisipasi aktif dalam kegiatan siskamling.
Adrianus yang sempat melihat kondisi kedua polisi mengatakan ada jejak kaki dan jejak pukulan sebagi bukti penganiayaan. Dia menilai Badrodin sebagai pimpinan yang tidak memperhatikan bawahan.
"Kami sebagai komisi yang mengatasi ada hal yang salah. Harusnya pimpinan membuat upaya yang maksimal agar anak buah terlindungi dan diayomi," tuturnya.
Namun Komisioner Kompolnas Hamidah juga mengkritik polisi yang kerap melakukan rapat di tempat-tempat hiburan malam. Cara ini dinilai tidak pantas dilakukan karena akan berdampak negatif bagi institusi.
Menurutnya, kejadian di Bengkel Cafe harus menjadi pelajaran bagi seluruh anggota Polri. Bukan tidak mungkin kejadian serupa terulang saat para anggota ini terjaring razia.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mabes Polri buka suara atas kasus pengeroyokan dilakukan puluhan Brimob kepada seorang anggota TNI.
Baca SelengkapnyaMerangkum sejumlah tindak tak terpuji oknum TNI yang terjadi sejak Bulan Agustus hingga kini
Baca SelengkapnyaCalon Presiden Ganjar Pranowo mengapresiasi langkah cepat TNI memproses anggotanya yang menganiaya relawan.
Baca SelengkapnyaRentetan kasus kriminal libatkan polisi menunjukkan pembinaan mental Sumber Daya Manusia (SDM) Polri belum berjalan maksimal.
Baca SelengkapnyaJenderal Dudung memastikan, hukuman militer akan lebih berat dibanding hukuman sipil.
Baca SelengkapnyaKapolri Listyo meminta jajarannya jangan ragu menindak pelaku yang merupakan perwira polisi.
Baca SelengkapnyaKaryoto banyak menerima pesan masuk terkait anggotanya yang melanggar.
Baca SelengkapnyaKoalisi menilai tindakan penculikan dan penyiksaan sampai hilangnya nyawa warga sipil ini telah mencoreng nama baik TNI.
Baca SelengkapnyaIbas mengutuk keras kasus penculikan dan penganiayaan Paspampres terhadap pemuda Aceh.
Baca SelengkapnyaAgar tindakan segelintir oknum tidak merusak citra Mabes TNI.
Baca SelengkapnyaDua relawan memainkan gas saat melintas di jalan Perintis Kemerdekaan, sehingga menimbulkan kebisingan dan terjadi cekcok.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi I DPR, TB Hasanuddin mengecam penyerangan puluhan prajurit TNI ke sebuah desa di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara
Baca Selengkapnya