Kronologi anak disiksa ayah, minta maaf dan tewas saat dipeluk
Merdeka.com - Seorang ayah, Deni (30) telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penyiksaan terhadap putrinya, Kasih Ramadani (8) hingga meninggal. Warga Lowokdoro, Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Sukun, Kota Malang itu kini masih menjalani pemeriksaan di Polres Malang.
Pria kelahiran 8 Juli 1983 itu menyiksa anaknya hingga meninggal hanya karena jengkel melihat putrinya rewel berebut baju dengan kakaknya.
Berikut kronologi yang diolah dari berbagai sumber:
-
Kenapa anak korban merasa sedih? 'Ma? Cepet banget perginya? Yeyen Nakal ya? Yeyen minta maaf ya ma sudah jadi anak yang kurang baik. Mama enggak perlu mikirin Yen lagi ya, di sini Yen baik. Mama baik di sana ya, Yen sayang banget sama mama,' tutur dia.
-
Siapa pelaku penganiayaan? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jendera Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat.
-
Kenapa pelaku membunuh korban? Aksi nekat tersebut terjadi lantaran korban meminta uang tambahan sebesar Rp100.000.
-
Bagaimana pria itu membunuh anak tirinya? 'Mereka cekcok sehingga tersangka SE ini menusuk SR dan anaknya menggunakan pisau sehingga anak tidak tertolong lagi,' kata Kapolres Merangin AKBP Ruri Roberto.
-
Apa yang membuat anak terluka? 'Sayangku, ibu minta maaf jika ucapan dan tindakan ibu sebelumnya membuat hatimu terluka. Ibu ingin kamu tahu bahwa ibu selalu mencintaimu tanpa syarat, dan ibu berjanji akan berusaha lebih baik lagi untuk memahami perasaanmu.'
-
Bagaimana anak merasakan sedihnya ibu? Anak-anak memiliki kemampuan intuitif yang sangat tinggi. Mereka mampu memahami bahasa tubuh dan ekspresi wajah dengan cukup baik. Seiring waktu, mereka belajar untuk mengenali perubahan emosi pada orang-orang di sekitarnya, terutama yang dialami oleh ibu mereka. Anak-anak dapat merasakan ketegangan, kecemasan, atau kebahagiaan yang dirasakan oleh ibu hanya melalui ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang ditunjukkan.
1. Sejak Selasa (17/2), Kasih Ramadani (8) dan Dina Marselina (9), kakaknya bermain dan bermalam di rumah bibinya, Nuraini warga RT 2 RW 4 Dusun Buwek, Desa Sitirejo, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang. Mereka menemani bibinya yang ditinggal suaminya, Eko Hendro ke Yogyakarta.
2. Jumat (20/2) Eko Hendro pulang dari Yogyakarta dengan membawa dua baju, warna biru untuk Dina dan pink untuk Kasih.
3. Pukul 07.00 WIB, Kasih dan Dina, bertengkar berebut baju oleh oleh dari pamannya. Kasih minta baju warna biru yang dipakai kakaknya, padahal dia sudah diberi warna pink. Deni mendapat cerita dari adiknya Nuraini langsung memarahi dua anaknya.
Deni sempat bertengkar dengan Nuraini saat diingatkan. Saat itu Deni menghajar di depan rumah, yang memang ada gazebo. Saat ditegur Deni pun menghentikan kemarahannya.
4. Tidak ada yang tahu kalau Deni masih melanjutkan penyiksaan di halaman belakang dekat sawah. Saat itu Eko menjemput anaknya yang pulang sekolah, sementara Nuraini mengurus bayinya yang baru 6 bulan.
5. Usai dipukuli, Deni minta Kasih untuk cuci muka dan membersihkan badan. Kasih membersihkan darah di tubuh dan wajahnya.
6. Selesai membersihkan badan dan bermaksud diajak ke rumah kakek neneknya, Kasih menghampiri ayahnya. Korban minta maaf setelah kemudian pingsan di pelukan ayahnya.
7. Sekitar pukul 11.30 WIB, Eko Hendro yang baru datang diminta Deni mengantarkan ke orangtuanya di Lowokdoro, Gang 3 Kelurahan Sukun. Saat itu diduga Kasih sudah tidak bernyawa.
8. Sekitar 12.00 WIB dipanggilkan bidan terdekat, dan dinyatakan kalau korban sudah meninggal dunia.
8. Pukul 15.00 WIB saat iru hendak langsung dimakamkan, namun sebagian warga termasuk perangkat melaporkan ke polisi.
9. Pukul 15.30 WIB, Deni dibawa ke Kantor polisi Sukun, Kota Malang, sesuai tempat tinggalnya. Namun karena TKP di Wagir, akhirnya kasus ditangani Polres Malang.
10. Jenazah langsung dikirimkan ke rumah sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang untuk menjalani visum.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus ini terungkap setelah ayah kandung korban mencari anaknya.
Baca SelengkapnyaKorban dianiaya dengan cara dicekik pelaku hingga meninggal dunia dan jasadnya langsung dibuang ke sawah yang ada di sekitar rumah tinggal pelaku dan korban.
Baca SelengkapnyaM, pelaku dan ibu korban merupakan pasangan baru. Mereka baru menjalin biduk rumah tangga sekira 5 bulan.
Baca SelengkapnyaJulieghtin menjelaskan kronologi berawal saat pelaku menanyakan kepada istrinya siapa laki-laki pertama yang menidurinya.
Baca SelengkapnyaBeredar informasi jika penyebab penganiayaan ini dilatarbelakangi persoalan keluarga.
Baca SelengkapnyaUsai melakukan mencekik korban di dalam kamar, pelaku sempat keluar rumah dan merokok.
Baca SelengkapnyaOrang tua korban sudah ditetapkan sebagai tersangka atas kematian anak kandungnya.
Baca SelengkapnyaAyah di Muara Baru Banting Anaknya di Tengah Keramaian hingga Meninggal
Baca SelengkapnyaAqilatunnisa Prisca Herlan, bocah usia 5 tahun tewas mengenaskan di tangan tiga orang wanita.
Baca SelengkapnyaKekerasan dalam rumah tangga (KDRT) itu pertama kali dilaporkan oleh anak korban pada keluarga besar.
Baca SelengkapnyaSaat ini korban takut bertemu dengan ayah kandungnya dan sempat tidak ingin berkomunikasi dengan ibunya.
Baca SelengkapnyaMotif melakukan kekerasan alasannya karena untuk menghukum korban. Namun dijelaskan apa kesalahan korban hingga dianiaya begitu sadis.
Baca Selengkapnya