Kronologi Bentrokan Perebutan Lahan di Pancoran Buntu Versi Kontras
Merdeka.com - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) menjabarkan kronologi kejadian bentrokan yang terjadi antara pihak Pertamina dengan warga setempat akibat konflik lahan di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan.
Melalui akun twitter @KontraS yang dikonfirmasi Staf Advokasi KontraS Andi Rizaldi, Kontras membeberkan awal mula bentrok terjadi pada Rabu (17/3).
Bermula ketika pukul 15.00 Wib Ormas mulai memblokade akses masuk utama dan pintu belakang Pancoran Gang Buntu II.
-
Apa yang dilakukan Pertamina dan Polri? PT Pertamina (Persero) bersama Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) jalin sinergi publikasi sebagai sumber informasi yang mengedukasi masyarakat melalui kanal pemberitaan maupun media sosial, dalam upaya membangun kepercayaan masyarakat mengenai informasi publik.
-
Bagaimana Pertamina dan Polri menjalin kerja sama? Pertamina dan Polri diharapkan dapat terus bersinergi dalam hal publikasi dan edukasi, dan menjadi trendsetter informasi kalangan milenial dan masyarakat luas. 'Khususnya dalam mengawal bersama penggunaan BBM dan LPG subsidi sesuai dengan peruntukannya, serta distribusi energi berkelanjutan kepada masyarakat,' pungkas Fadjar.
-
Kenapa Pertamina dan Polri bekerja sama? 'Sebagai langkah transformasi publikasi Polri menyesuaikan tren kekinian dalam menyebar informasi, kami turut menggandeng BUMN Pertamina dan stakeholder lainnya mulai sinergi pemanfaatan data informasi untuk publikasi dan edukasi, hingga pemanfaatan SDM untuk meningkatkan kompetensi kehumasan untuk personil Polri pada umumnya dan personil humas Polri pada khususnya,' jelas Irjen Pol Dr. Sandi Nugroho.
-
Kenapa Pertamina turun tangan? Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso mengatakan, penanggulangan karhutla penting dilakukan untuk meminimalisir penyebaran dan dampak lainnya, terutama dampak bagi kesehatan masyarakat dan keberlangsungan lingkungan.
-
Kenapa Pertamina berpartisipasi? Pertamina akan berperan aktif dalam flagship event ASEAN Summit 2023. Hal ini merupakan Upaya bersama Kementerian BUMN dan BUMN mendukung AIPF sebagai pilar episentrum pertumbuhan ekonomi di ASEAN melalui kolaborasi dengan mitra global.
-
Kenapa Polisi Pekanbaru mengajak admin medsos untuk bersinergi? Pentingnya kolaborasi ini dalam menyebarkan informasi positif terkait Pemilu.'Kami meminta agar setiap informasi diverifikasi dengan cermat sebelum diposting, guna menjaga keamanan dan ketenangan masyarakat menjelang Pemilu,' kata Bery.
"Kemudian, pukul 16.00 Wib, Warga menuntut untuk PAUD dikembalikan kepada pihak warga, sehingga anak-anak dapat kembali bersekolah dan menuntut agar preman yang menjaga akses masuk Pancoran Gang Buntu II untuk segera pergi karena preman terus mengintimidasi warga dan solidaritas," tulis akun Kontras seperti dikutip merdeka.com, Kamis (18/3).
Memasuki pukul 17.00 Wib, Warga dan solidaritas melakukan negosiasi dengan pihak PT Pertamina (Persero), Polres Jakarta Selatan, dan Polsek Pancoran. Pihak PT Pertamina meminta warga mengirimkan perwakilan untuk melakukan 'mediasi'. Warga dan solidaritas menolak hal tersebut karena yang sudah-sudah mediasi hanya berujung intimidasi dan ancaman untuk menandatangani surat penerimaan kerohiman.
Sedangkan, Pihak PT Pertamina setuju mengeluarkan backhoe (ekskavator) dari lahan Pancoran Gang Buntu II, tapi aparat tetap berjaga di dalam PAUD. Warga pun menuntut aparat dan Aditya Karma (Pihak PT Pertamina) untuk meninggalkan PAUD agar anak-anak dapat kembali bermain dan belajar. Negosiasi berlangsung alot dan terjadi adu mulut.
Akhirnya, pada pukul 18.00 Wib, PAUD berhasil diduduki warga dan solidaritas. Namun aparat tidak pergi dari lahan Pancoran Gang Buntu II dan pindah ke depan portal akses masuk utama.
Akan tetapi, pada pukul 18.30 Wib, ormas mulai berkumpul di depan portal. Warga dan solidaritas bertahan di PAUD dengan anak-anak. Beberapa saat kemudian, anak-anak yang berada di PAUD diamankan ke aula karena kondisi di depan portal akses masuk utama yang semakin tidak kondusif. Warga dan solidaritas kembali melakukan aktivitas, berjaga di sekitar PAUD dan memblokade akses masuk pintu utama dan pintu belakang.
Selanjutnya pukul 22.00 Wib, ormas berusaha memprovokasi warga dan solidaritas yang berjaga di pintu akses masuk. Tiba-tiba mulai ada lemparan batu dari pihak ormas dan terjadi bentrok yang menjatuhkan banyak korban dari pihak warga maupun solidaritas. Kemudian, warga dan solidaritas di serang dari dua arah akses masuk masuk Pancoran Gang Buntu II.
Namun, pada pukul 23.11 Wib, Posko medis yang menangani banyak korban dengan peralatan medis yang minim, tiba-tiba ditembaki gas air mata dari 2 arah, sehingga posko medis terkepung dan harus menutup akses masuknya. Yang mengakibatkan sulitnya mobilitas korban dan tim medis yang menangani korban di dalam posko.
Setelah serangan gas air mata mulai mereda, posko medis kembali dibuka namun akibat serangan gas air mata, kondisi di dalam posko medis menjadi tidak karuan. Akhirnya korban banyak ditangani di luar posko dengan keadaan alat medis yang sudah habis. Kami berusaha menghubungi ambulance dari RS terdekat, tapi tidak ada yang mau menangani.
Hingga sekitar pukul 00.00 Wib, Akses bantuan yang ingin masuk ke posko medis, sulit dijangkau karena seluruh pintu masuk ke Pancoran Gang Buntu II dijaga ketat oleh aparat. Hingga kini kami masih mendata warga dan solidaritas karena kami mendapatkan informasi beberapa warga dan kawan solidaritas sudah berada di Polda Metro Jaya.
"Salah satu momen puncak eskalasi kekerasan terjadi semalam. Warga Pancoran yang masih bertahan di tanah yang telah mereka tempati sejak lama mendapatkan serangan lemparan batu, bom molotov hingga gas air mata. Kepolisian hanya melindungi aset Pertamina, bukan keselamatan warga," tulis akun Twitter KontraS, Kamis (18/3).
Sedangkan sampai saat ini, Pihak Kontras masih mendata total korban akibat bentrokan tersebut. Setidaknya sampai saat ini ada 20 warga yang mengalami luka dan gangguan kesehatan.
"Berdasarkan data yang kami dapat, sebab bentrok semalam ada setidaknya 20 warga yg mengalami berbagai luka dan gangguan kesehatan. Tolong @KomnasHAM untuk segera memantau serta @DivHumas_Polri untuk bersikap profesional yakni melindungi-mengayomi-melayani warganya," pungkasnya.
Bentrokan Antar Ormas dan Warga Karena Perebutan Lahan
Sebelumnya, Bentrokan dua kelompok masa di sekitar Jalan Pancoran Buntu II, Pancoran, Jakarta Selatan pecah pada dini hari. Polisi membenarkan bila bentrokan dilakukan antara salah satu organisasi masyarakat (ormas) dan warga sekitar yang di sana turut mengatasnamakan mahasiswa.
"Yang Bentrokan itu dari salah satu ormas dengan warga yang ada juga bersama mengatasnamakan mahasiswa itu," kata Kapolsek Pancoran Kompol Rohman Yongki saat dihubungi merdeka.com, Kamis (18/3).
Namun demikian, Rohman belum bisa memastikan ormas dan mahasiswa mana yang saling terlibat bentrokan tersebut. Tetapi, diduga bentrokan terjadi karena perebutan lahan.
"Ya mereka bilang begitu (perebutan lahan), cuman bentrokan itu dipicu hal lain saya masih belum bisa pastikan," katanya.
Kemudian, dia mengatakan sampai saat personel dari Polres Jakarta Selatan masih terus disiagakan untuk mengantisipasi, apabila terjadi bentrok susulan.
Diduga Dari Pihak Luar
Sebelumnya kabar dua kelompok massa saling serang di sekitar Jalan Pancoran Buntu II, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (18/3) dini hari. Polisi menduga pemicu keributan adalah persoalan sengketa tanah.
Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Azis Andriansyah mengatakan, kedua kelompok bentrok bukanlah dari pihak yang bersengketa. Mereka diduga pihak luar menunggangi aksi tersebut.
"Bukan pihak-pihak yang bersengketa namun ada pihak-pihak luar yang menunggangi masing-masing kelompok. Baik dari pihak warga maupun dari pihak yang diduga dari pihak satunya juga mendatangkan massa dari luar orang yang bersengketa. Ini yang menimbulkan kericuhan dan bentrokan," kata Aziz, Kamis (18/3).
Azis menjelaskan, permasalahan sengketa tanah sebenarnya sudah terjadi sejak lama. Polisi telah mempertemukan kedua belah pihak yang berseteru untuk mencari solusi. Mediasi berlangsung pada Rabu (17/3) pagi. Namun pada malam hari terjadi bentrokan.
"Kami mediasi kedua belah pihak agar sama-sama menjaga situasi kamtibmas. Namun pada malam hari ini (bentrok)," ucap dia.
Namun setelah mediasi, ada pihak luar melakukan aksi unjuk rasa sambil menutup jalan. "Karena menutup jalan, maka polisi melakukan imbauan agar tidak mengganggu ketertiban," ujar dia.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bentrokan kembali terjadi antara warga Rempang, Kepulauan Riau, dengan PT Makmur Elok Graha (MEG).
Baca SelengkapnyaPenembakan peluru karet itu telah sesuai prosedur setelah dilakukan imbauan dan tembakan gas air mata.
Baca SelengkapnyaSigit mengimbau dalam menyelesaikan masalah ini pihaknya juga akan mendorong adanya musyawarah. Sehingga kejadian bentrokan, seperti hari ini bisa dicegah.
Baca SelengkapnyaWarga menolak aktivitas tambang karena membuat mereka gagal panen dan tercemarnya lingkungan.
Baca SelengkapnyaMasalah ini selesai usa mediasi dua belah pihak. Antara kedua ormas sepakat tidak melakukan aktivitas apapun di lahan tersebut sampai adanya putusan pengadilan.
Baca SelengkapnyaAda komunikasi tidak berjalan baik antara aparat mengawal proses relokasi dengan warga yang menolak pembangunan Proyek Rempang Eco City.
Baca SelengkapnyaBentrokan dipicu proses pengukuran tanah untuk pengembangan kawasan
Baca SelengkapnyaMahfud mengatakan warga Rempang sudah sepakat untuk direlokasi sebelum peristiwa bentrokan
Baca SelengkapnyaMenko Polhukam Mahfud Md mengungkapkan warga Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau sudah sepakat untuk direlokasi sebelum peristiwa bentrokan terjadi.
Baca SelengkapnyaDampak kericuhan, terlihat bus dan mobil polisi dirusak. Begitupun bangunan kantor. Pecahan kaca dan dokumen berhamburan di lokasi.
Baca SelengkapnyaInsiden itu bermula ketika seorang pekerja PT MEG mengamankan sebuah spanduk warga yang penolakan proyek Rempang Eco-City.
Baca SelengkapnyaTawuran ini sempat viral di media sosial, karena memicu kemacetan.
Baca Selengkapnya