Kronologi bocah antre sembako FUI di Monas, terinjak hingga akhirnya tewas
Merdeka.com - Ketua penyelenggara bagi sembako di Monas yang juga pimpinan Forum Untukmu Indonesia (FUI), Dave Revano Santoso, dilaporkan ke Mapolda Metro Jaya. Akibat acara bagi-bagi sembako yang FUI, dua nyawa bocah melayang.
Pelapor adalah Komariyah (49), orangtua salah satu korban. Dia didampingi kuasa hukumnya Muhammad Fayyad, selaku kuasa hukum korban.
Dia menjelaskan, sebelum kejadian bocah MRS (10) memang ikut mengantre sembako bersama Komariyah sejak pukul 10.30 Wib. Saat pukul 11.30 Wib, suasana mendadak tidak kondusif yang menyebabkan bocah MRS terinjak-injak.
-
Apa yang dialami korban? 'Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,' kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
-
Dimana korban disekap? Penyidik Satreskrim Polres Lampung Utara, Lampung, segera merampungkan berkas enam tersangka penyekapan dan perkosaan siswi SMP inisial NA (15).
-
Siapa yang menjadi korban? Renu Singh, salah satu korban yang terjebak, telah melapor ke polisi dengan klaim bahwa ia telah ditipu sebesar USD 21.000 dan mengungkapkan bahwa ratusan orang lainnya juga mengalami kerugian total mencapai USD 4,1 juta.
-
Di mana korban disekap? Menurut pengakuan dari korban, setelah pertemuan kedua dan seterusnya ini mereka tinggal satu rumah di daerah Solo. Nah pada saat itu mereka melakukan suatu hubungan dan membuat video ataupun foto-foto,' Arifin mengatakan pada 11 Mei 2023, ada video dan foto yang dikirim oleh terduga tersangka JR.
-
Apa yang terjadi pada korban? Korban pun akan terpanggang di dalamnya. Sebagai bagian dari desain hukuman yang kejam, saat perunggu yang panas membakar korban dan membuatnya berteriak.
"Korban ikut antrean sekitar pukul 10.30 WIB, kemudian kejadian chaos pukul 11.30 WIB, yang mana dalam genggaman ibu Komariah korban terseret orang berdesakan dan terinjak. Tapi Alhamdulillah ibu Komariah sekuat tenaga mampu mengamankan anaknya untuk dikeluarkan dari desakan dan di bawa ke sebuah pohon dan memberikan pertolongan pertama diberi air minum pada saat itu muntah dan kejang-kejang," kata Fayyad di Kantor Bareskrim Mabes Polri di gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (2/5).
Saat itu, pihak panitia acuh terhadap Komariah yang sempat meminta anaknya dibantu. Padahal, ada beberapa panitia laki-laki namun tak merespons.
"Tidak (dibantu panitia). Pada saat itu ada beberapa panitia laki-laki minta tolong, tapi respon panitia yang ada di situ menyampaikan 'mohon maaf kami sedang sibuk mengurusi ini, yang lain karena chaos jadi enggak bisa, cari lain'. Sikap acuh dan sudah jelas korban tergeletak dalam kondisi muntah dan kejang," ungkapnya.
Ketika panitia penyelenggara tak ada yang merespon saat diminta bantuan, lewatlah dua orang personel TNI yang tak ia sebutkan namanya dengan menggunakan seragam dinas. Lalu, Komariah meminta bantuan terhadap dua personel TNI tersebut.
"Kemudian dibawa ke posko kesehatan di area Monas. Di sana tidak dilakukan penanganan medis karena pihak dokter bilang infus dan peralatan medis lain enggak ada, lalu dibuat surat rujukan ke RSUD Tarakan," ujarnya.
Ambulans langsung membawa korban dan setibanya di rumah sakit langsung masuk UGD.
"Di UGD dari jam 2 siang sampai jam 2 malam. Jam 2 malam dipindah ke ruang PICU. Di ruang PICU sampai pukul 4.35 dan meninggal dinyatakan dokter. Meninggal di Tarakan," katanya.
Hingga saat ini tak ada satu panitia penyelenggara FUI yang menyambangi keluarga korban meninggal tersebut.
"Jangankan ke rumah sakit. Ke rumah pun sampai saat ini tidak ada dari panitia. Ke saya juga enggak ada. Tidak disampaikan (meninggalnya kenapa) justru saya mau ke RSUD Tarakan untuk menemui direktur RSUD terkait surat kematian yang dikeluarkan tidak mencantumkan kematiannya. Hanya surat pengantar kematian berisi identitas korban tapi penyebab tidak disebutkan. Saya mau minta penjelasan dari RSUD dan dokter menangani," ucapnya.
"Dugaannya (dari orangtua) karena ada desakan dan terinjak. Karena peserta ratusan ribu," tandasnya.
Sebelumnya, Forum Untukmu Indonesia melakukan acara bagi-bagi sembako di Monas pada Sabtu (28/4) lalu. Informasi diterima Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, dua orang meninggal diduga dalam acara bagi-bagi sembako tersebut atas nama MJ (12) dan MRS (10).
Hal ini diungkapkan usai dirinya mendapat laporan hasil dari pertemuan secara tertutup dengan pihak FUI dan Dinas Pariwisata dan Budaya DKI.
"Kami sangat prihatin ada dua korban yang mesti kehilangan nyawanya. Dua-duanya warga Pademangan," ucap Sandiaga di kantornya, Jakarta, Senin (30/4).
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono menyampaikan isu yang menyatakan dua anak ini meninggal karena mengantre sembako keliru. "Tidak benar," ujarnya di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (1/5)
Ia menambahkan anak ini ditemukan di luar pagar atau area Monas dan tidak dalam keadaan sedang mengantre sembako. "Kita temukan di luar pagar tergeletak," kata Argo. "Kita temukan tidak mengantre," tambahnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang bocah terjatuh ke dalam sela peron di Stasiun Manggarai.
Baca SelengkapnyaPetugas Damkar akhirnya berhasil melepas kaleng tersebut dalam waktu 5 menit. Aksi tersebut disambut histeris orang tua bocah itu.
Baca SelengkapnyaSaksi melihat ada darah di depan teras musala. Ketika ditelusuri, saksi melihat bayi yang masih dalam kondisi hidup.
Baca SelengkapnyaPelepasan kaleng berlangsung dramatis selama kurang lebih 10 menit.
Baca SelengkapnyaSeorang wanita inisial NA (29) menyelamatkan anaknya saat akan tertimpa pohon besar ketika sedang bermain di Taman Tebet Eco Park pada Jumat (24/5).
Baca SelengkapnyaKasi Operasi Kantor SAR Padang, Hendri mengatakan, empat orang tersebut terdiri dari Ibu dan 3 anaknya.
Baca SelengkapnyaMuhammad Gabriel (3), warga Tamansari, Kota Tasikmalaya mengalami nasib nahas setelah kepalanya tersangkut di dalam kaleng biskuit.
Baca SelengkapnyaKapolsek Pasar Minggu, Kompol Anggiat Sinambela membenarkan adanya kejadian penyanderaan bocah itu. Kepolisian menyebut pelaku merupakan ayah korban sendiri.
Baca Selengkapnya