Kronologi Erupsi Gunung Semeru
Merdeka.com - Gunung Semeru adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa dan salah satu gunung aktif dengan puncak ketinggian mencapai 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Gunung ini berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang.
Semeru merupakan gunung api yang memiliki tipe strato dengan kubah lava, dan aktivitas saat ini terdapat di Kawah Jonggring Seloko yang terletak di sebelah tenggara puncak Mahameru yang terbentuk sejak 1913.
Letusan Gunung Semeru umumnya bertipe vulkanian dan strombolian berupa penghancuran kubah atau lidah lava, serta adanya pembentukan kubah lava atau lidah lava baru. Penghancuran ini mengakibatkan pembentukan awan panas guguran yang merupakan karakteristik dari Gunung Semeru.
-
Di mana letak Gunung Semeru? Gunung Semeru atau yang akrab disapa Mahameru sebagai gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa dengan ketinggian mencapai 3.676 meter di atas permukaan laut.
-
Apa nama gunung tertinggi di Indonesia? Carstenzs Pyramid atau yang lebih dikenal sebagai Puncak Jaya memiliki ketinggian 4.884 mdpl. Gunung satu ini berlokasi di Papua. Bisa dibilang, gunung ini merupakan gunung tertinggi di Indonesia.
-
Apa nama lain dari Gunung Semeru? Mahameru itu adalah Gunung Semeru, sedangkan Pawitra sekarang dikenal sebagai Gunung Penanggungan
-
Dimana erupsi Gunung Semeru terjadi? Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur mengalami erupsi dengan tinggi letusan teramati 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada Rabu.
-
Apa yang terjadi pada Gunung Semeru? Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur mengalami erupsi dengan tinggi letusan teramati 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada Rabu.
Meningkatnya aktivitas gunung tersebut terjadi sejak Jumat (27/11), yang ditandai dengan guguran lava pijar sebanyak empat kali dengan jarak luncur 200-300 meter.
Kemudian terus mengalami peningkatan setiap harinya hingga mengalami erupsi tidak menerus dengan meluncurkan awan panas guguran ke arah lereng selatan dan tenggara hingga jaraknya 1 kilometer, serta lontaran batu pijar pada Selasa (1/12) pukul 01.23 WIB.
Kepala Subbidang Mitigasi Gunung api Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Nia Haerani mengatakan, teramati awan panas guguran dari kubah puncak, dengan jarak luncur 2 kilometer hingga 11 kilometer ke arah Besuk Kobokan di sektor tenggara dari puncak Gunung Semeru pada Selasa (1/12).
Ia mengatakan pengamatan visual menunjukkan adanya kenaikan jumlah gempa guguran dan beberapa kali awan panas guguran yang diakibatkan oleh adanya ketidakstabilan kubah lava di bagian puncak.
"Dari kegempaan hingga 1 Desember 2020 pukul 06.00 WIB didominasi oleh gempa guguran dan beberapa kali gempa awan panas guguran," katanya. Dikutip dari Antara.
PVMBG juga memetakan potensi ancaman bahaya erupsi Gunung Semeru berupa lontaran batuan pijar di sekitar puncak, sedangkan material lontaran berukuran abu dapat tersebar lebih jauh tergantung arah dan kecepatan angin.
Potensi ancaman bahaya lainnya berupa awan panas guguran dan guguran batuan dari kubah/ujung lidah lava ke sektor tenggara dan selatan dari puncak. Jika terjadi hujan, dapat terjadi lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di daerah puncak.
Nia menjelaskan berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental, serta potensi ancaman bahayanya, maka tingkat aktivitas Gunung Semeru masih ditetapkan pada Level II (Waspada).
Ia mengimbau agar warga tidak beraktivitas dalam radius 1 km dari kawah/puncak Gunung Semeru dan jarak 4 km arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara.
Masyarakat juga diminta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Semeru. Radius dan jarak rekomendasi itu akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya.
Erupsi Gunung Semeru yang meluncurkan guguran awan panas yang mengarah pada Besuk Kobokan menyebabkan tertimbunnya sejumlah alat berat dan kendaraan milik penambang pasir yang berada di jalur DAS yang dilewati lahar panas tersebut.
Satu orang dikabarkan hilang yakni operator alat berat di areal pertambangan pasir itu, namun pihak BPBD Lumajang belum bisa memastikan apakah operator alat berat itu tertimbun lahar panas atau berada di tempat lain saat kejadian erupsi Gunung Semeru.
Erupsi Gunung Semeru tentu menjadi aktivitas rutin bagi gunung aktif secara berkala, sehingga warga di lereng gunung pun merasa sudah terbiasa dengan bencana erupsi yang berdampak pada turunnya hujan abu vulkanik tersebut.
Salah seorang warga di lereng Gunung Semeru yang berada di Kecamatan Pronojiwo Tien mengaku mendengar suara gemuruh pada Selasa (1/12) sekitar pukul 03.00 WIB, sehingga ia bersama warga sekitar berbondong-bondong untuk ke luar rumah mencari tempat aman.
Ia mengaku sudah terbiasa dengan aktivitas Gunung Semeru dan mengetahui apa yang harus dilakukan saat terjadi erupsi sehingga sebagian warga menuju ke jalan raya dan ke balai desa setempat yang dinilai aman.
Warga terdekat dengan Gunung Semeru yang berada di Dusun Curah Kobokan dan Dusun Kajar Kuning juga berbondong-bondong untuk menuju tempat yang aman, namun mereka juga tetap menggunakan masker saat keluar rumah karena Kabupaten Lumajang pada akhir November 2020 masuk zona merah Covid-19.
Berdasarkan data BPBD Lumajang, ratusan warga mengungsi di Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur yang berada di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro dan sebagian di Balai Desa Supiturang.
Wilayah yang berpotensi terdampak aktivitas vulkanik Gunung Semeru meliputi Desa Supiturang, Oro-oro Ombo, dan Rowobaung di Kecamatan Pronojiwo serta Desa Sumberwuluh di Kecamatan Candipuro di Kabupaten Lumajang.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat diminta tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru meletus dan melontarkan abu vulkanik setinggi lebih kurang 1.000 meter atau 1 Km di atas puncak.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru masih berstatus Siaga atau Level III.
Baca SelengkapnyaBanjir lahar dingin Gunung Semeru menerjang Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Kamis (18/4) malam.
Baca SelengkapnyaErupsi gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu terekam di seismograf.
Baca SelengkapnyaPada hari ini, Gunung Semeru erupsi sebanyak 4 kali. Namun tidak terpantau visual letusan karena tertutup kabut.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru masih berstatus siaga atau level III, sehingga masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara.
Baca SelengkapnyaErupsi Gunung Semeru terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 137 detik.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru berstatus Siaga atau Level III, sehingga pihak PVMBG memberikan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas sejauh 13 km dari puncak.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru Erupsi sebanyak Lima Kali Sejak Jumat Pagi
Baca SelengkapnyaKolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru erupsi dengan tinggi kolom letusan sekitar 800 meter di atas puncak pada Rabu pukul 17.02 WIB.
Baca Selengkapnya