Kronologi kelompok bersenjata serang tim Indonesia Terang di Papua
Merdeka.com - Tim survei Indonesia Terang yang terdiri dari 17 orang yakni 3 orang tenaga ahli PLN, 3 orang tenaga sukarela, 11 Mahasiswa, 4 orang Mahasiswa UI dari Jakarta dan 7 orang Mahasiswa Uncen dikawal 16 orang pasukan pengamanan dari TNI berangkat dari Bandara Paniai menuju Distrik Wagemuga Kabupaten Paniai. Mereka dengan menggunakan dua unit Speed Boat.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kol Inf Muhammad Aidi menjelaskan, sekitar pukul 08.19 WIT tim survei tiba dan disambut masyarakat Distrik Wegemuka. Mereka menuju arah Kampung Kinou dengan melewati tujuh Kampung yaitu Kampung Muyadebe, Kampung Kegomakida, Kampung Uwamani, Kampung Bokoa, Kampung Ugitadi, Kampung Dapaiba dan Kampung Kinou.
Mereka membawa misi pengambilan gambar dan melaksanakan pencatatan data elektronik. Selama melewati tujuh kampung tersebut mereka mendapat sambutan baik dari masyarakat. Namun pada saat tim tiba di Kampung Kinou, tiba-tiba dihentikan tiga orang masyarakat Kinou. Mereka meminta tim untuk kembali. Alasannya, tidak membawa surat izin dari Pemda.
-
Apa yang diselamatkan oleh para perwira TNI? Semua kembali ke staf dengan membawa uang untuk pasukan-pasukan dan dinas-dinas untuk melaksanakan secara resmi timbang terima uang itu.
-
Siapa korban penembakan? Kabag Ops Polres Solok Selatan AKP Dadang Iskandar tega menembak mat temannya sendiri, Kasat Reskrim Solok Selatan AKP Ryanto Ulil Anshar.
-
Bagaimana anggota polisi terluka? Dia memaparkan, provokator dalam peristiwa itu sudah diamankan di Polresta Jambi.
-
Kenapa TNI AD membantah klaim pelaku? Narasi dalam video yang diunggah pelaku dalam video bahwa pelaku memiliki hubungan kerabat dengan Mayjen TNI Rifky Nawawi adalah tidak benar,' kata Kristomei saat dihubungi, Minggu (28/4).
-
Siapa yang ditembak tapi tidak mempan? Namun beberapa kali terjadi keanehan. Ada sejumlah tokoh PKI ternyata tak mempan ditembak. Mereka punya ilmu kebal peluru.
-
Siapa yang terluka dalam eksekusi tersebut? Seorang anggota Polri terluka dalam peristiwa itu.
Salah seorang anggota TNI, Serma Alpius Gobay berusaha bernegoisasi dengan ketiga masyarakat. Tetapi ketiganya bersikukuh agar tim kembali.
Untuk menghidari benturan, tim kembali menuju ke pelabuhan Kampung Muyadebe Distrik Wegemuka. Pada saat tiba di Kampung Bokoa, tim dikejar sekitar 50 orang KKSB dan masyarakat. Mereka membawa sekitar 10 pucuk senjata laras panjang campuran, panah, parang dan kampak.
Tidak beberapa lama kemudian dari kiri, kanan dan belakang rumah penduduk Kampung Bokoa keluar sekitar 30 orang KKSB dan dan puluhan masyarakat lainnya yang juga membawa sekitar 20 pucuk senjata laras panjang berbagai tipe, panah, kampak dan parang untuk mengepung tim survei.
Mereka mengeluarkan tembakan dan berusaha merampas senjata milik TNI. Anggota TNI yang dipimpin Serma Alfius Gobay berusaha melakukan perlawanan untuk mempertahankan senjata. TNI kalah jumlah. KKSB merampas tiga pucuk senjata senapan panjang.
Sementara itu ratusan warga masyarakat yang mendukung dan melindungi tim survei berdatangan dan mengusir kelompok KKSB. Untuk menghindari jatuh korban masyarakat sipil, Serma Alifius Gobay memerintahkan kepada seluruh anggota agar tidak mengeluarkan tembakan.
Tidak ada korban jiwa dari peristiwa tersebut. Hanya saja, beberapa orang anggota TNI mengalami luka-luka. Serma Alfius Gobay selaku Dantim pengamanan mengalami luka bibir pecah kena pukulan benda tumpul. Sertu Yauji luka memar di bagian punggung sebelah kiri kena pukulan balok. Sertu Hardi luka lebam di muka. Kopda Karyadi luka sobek di atas pelipis dan kaki kanan kena kampak. Prada Irfannudin luka sobek kepala belakang. Sedangkan tim survei lainnya dalam keadaan aman.
Saat ini seluruh korban telah dievakuasi ke Paniai. Selanjutnya korban Kopda Karyadi dan Prada Irfandi mendapat perawatan medis di RSUD Kabupaten Paniai.
Kolonel Aidi menjelaskan, tim survei bekerja dalam rangka mendukung program pemerintah Papua Terang. Sehingga diharapkan seluruh masyarakat Papua sampai ke pedalaman menikmati penerangan listrik. Sangat disayangkan karena adanya sekelompok orang menghambat proses pembangunan di tanah Papua dengan melakukan tindakan kekerasan.
"Mereka ini mempersenjatai diri secara ilegal dan selalu membuat kekacauan di tanah Papua, dengan dalih perjuangan kemerdekaan Papua pisah dari NKRI. Padahal merekalah yang telah merampas kemerdekaan Masyarakat Papua. Mereka menciptakan teror, melakukan pembantaian baik terhadap masyarakat sipil maupun terhadap aparat keamanan," katanya.
Aidi menyayangkan, aksi penyerangan dan kekerasan dengan melukai aparat keamanan lalu merampas senjata. Sangat disesalkan karena mereka menghambat proses pembangunan di Papua.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
OPM Tembaki Prajurit TNI saat Patroli di Bibida Papua
Baca SelengkapnyaPrajurit TNI berhasil lumpuhkan 5 anggota KSTP hingga tewas. Sulitnya medan tempur di hutan dan pegunungan tak mempan bagi para anggota Satgas Yonif 7 Marinir.
Baca SelengkapnyaHendrianto gugur usai ditembak di Distrik Maybrat, Papua Barat Daya.
Baca SelengkapnyaAparat keamanan masih melakukan penyelidikan terkait kasus penembakan ini.
Baca SelengkapnyaKeduanya merupakan anggota KKB pimpinan Lekagak Telenggen.
Baca SelengkapnyaBentrok bermula dari teguran prajurit TNI kepada anggota Brimob di lokasi
Baca SelengkapnyaPrajurit TNI-Polri melumpuhkan lima anggota KKB di Pegunungan Bintang.
Baca SelengkapnyaPolri dan TNI menegaskan persoalan bentrok telah selesai
Baca SelengkapnyaKapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan masalah bentrokan antara prajurit TNI AL dengan Brimob Polri di Pelabuhan Sorong sudah selesai.
Baca SelengkapnyaJohnny berharap ke depan insiden seperti itu tidak terjadi lagi.
Baca SelengkapnyaSelain menembak mati empat anggota KKB, petugas juga mengamankan dua pucuk senjata api laras panjang.
Baca SelengkapnyaJenazah alamarhum disemayamkan di Batalyon Padang untuk diserahkan kepada pihak keluarga dan dimakamkan di Provinsi Jambi.
Baca Selengkapnya