Kronologi Kematian Trio Usai Divaksinasi AstraZeneca Versi Komnas KIPI
Merdeka.com - Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Hindra Irawan Satari mengatakan kematian Trio Fauqi Virdaus setelah vaksin Covid-19 menggunakan merk AstraZeneca sulit disimpulkan akibat vaksin. Sebab masih kekurangan data.
"Jadi sulit untuk menentukan penyebab kematiannya karena enggak ada data," kata Hindra dalam rapat dengan Komisi IX DPR RI, Kamis (20/5).
Hindra menjelaskan kronologi kematian Trio. Kronologi ini didapatkan setelah bertemu dengan ibu Trio. Pemuda berusia 22 tahun ini mengikuti vaksinasi atas dorongan kantornya, Pegadaian Cibubur.
-
Kenapa mpox bukan efek samping vaksin COVID-19? Jadi, penyakit Mpox ini tidak dapat dikatakan karena efek samping dari vaksin COVID-19. Itu tidak ada hubungannya,' tegas Syahril.
-
Kenapa opini sulit diverifikasi? Opini sulit atau bahkan tidak mungkin untuk diuji atau dibuktikan kebenarannya secara objektif. Pendapat pribadi mungkin berbeda-beda dan tidak bisa disepakati oleh semua orang.
-
Siapa yang menyatakan bahwa mpox bukan efek samping vaksin? Juru bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, menjelaskan bahwa mpox dan Covid-19 merupakan dua penyakit yang berbeda.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Kenapa opini sulit dibuktikan? Opini merupakan hasil dari pemikiran seseorang yang belum tentu kebenarannya.
-
Kenapa ambigu bisa terjadi? Ambigu ini berlaku dalam bentuk percakapan lisan, di mana seseorang salah menangkap apa yang dimaksud atau makna suatu ucapan dari lawan bicaranya sebab pengucapannya kurang jelas. Atau mungkin bisa juga karena adanya kesamaan dalam ucapan pengucapan sehingga menimbulkan terjadinya makna ambigu.
Setelah vaksinasi, Trio kembali bekerja namun karena merasa kurang sehat, atasannya memperbolehkan pulang sekitar pukul setengah empat sore. Trio pun menceritakan keluhannya kepada sang ibu.
"Ketemu sama ibunya, kamu kenapa pusing mah, yauda ini minum parasetamol ah enggak mau takut karena baru divaksin," kata Hindra menceritakan penuturan ibu Trio.
Trio awalnya mau berobat ke dokter. Ia menelpon sang kakak perempuan, namun tidak sempat mengantar karena sibuk.
Saat itu sedang berpuasa, Trio hanya membatalkan hanya dengan air putih. Tengah malamnnya, suhu Trio naik hingga 39 drajat. Ia tak juga dibawa ke rumah sakit.
Teman Trio juga mengalami keluhan sama. Namun lebih ringan.
"Jadi tetap di rumah setengah 12 malem demam 39 (derajat). Temennya juga ngerasa keluhannya tapi barangkali lebih ringan," ujar Hindra.
Keesokan paginya Trio mencoba berobat ke klinik namun batal karena tutup. Ia juga tak mencari ke tempat lain karena alasan sulit kendaraan.
Kemudian, Trio mengalami kejang saat dipijit di rumahnya. Keluarganya membawa ke Rumah Sakit Ibu dan Anak. Sesampai di sana, Trio dinyatakan dead on arrival.
"Kebetulan oleh dokter lihat jadi diagnosisnya dead on arrival," jelas Hindra.
Komnas KIPI belum bisa menyimpulkan kematian Trio apakah akibat vaksin AstraZeneca atau bukan.
"Jadi sulit menyatakan ini terkait imunisasi, namun juga sulit ini tidak terkait imunisasi," kata Hindra.
Merujuk kasus AstraZeneca di tempat lain, biasa ada keluhan di paru-paru atau perut atau tungkai. Trio tak mengalami keluhan di bagian tersebut. Serta vaksin AstraZeneca terjadi kejadian pasca vaksinasi tiga sampai 14 hari kemudian.
"Anak ini enggak ngeluh tentang tungkai enggak sakit perut enggak sesak jadi mungkin di otak. Tapi kejadian di Eropa dan UK kejadiannya setelah tiga hari rata-rata 14 hari. Jadi juga enggak cocok," kata Hindra.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaPetugas kesehatan langsung datang ke rumah Bayi MKA, dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaViral Bayi Meninggal Pascaimunisasi di Sukabumi, Ini Kronologinya Menurut Kemenkes
Baca SelengkapnyaHebohnya kasus TTS berawal dari gugatan yang dilayangkan Jamie Scott ke Pengadilan Tinggi Inggris.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaEpidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, ada kemungkinan kasus TTS dipicu vaksin AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaTiga orang meninggal dunia diduga karena konsumsi ternak sapi yang telah mati sebelum disembelih
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca Selengkapnya