Kronologi Lengkap Aksi 22 Mei, dari Damai Sampai Muncul Massa Rusuh
Merdeka.com - Demo di depan Bawaslu yang menolak hasil rekapitulasi KPU pada Selasa (21/5) awalnya berjalan dengan damai dan kondusif. Namun pada Rabu (22/5) dini hari aksi 22 Mei dari sejumlah massa mulai berulah menyebabkan kerusuhan di sekitar gedung Bawaslu.
Mabes Polri mengungkap kronologi lengkap mulai awal demo yang berlangsung kondusif hingga aksi 22 Mei berjalan ricuh:
Demo Berawal Kondusif
-
Apa yang terjadi pada kerusuhan ini? Dalam peristiwa tersebut, 47 orang Yahudi dan satu orang Prancis terbunuh, banyak yang terluka, dan harta benda dirusak.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Dimana massa menggeruduk kantor KPU? Sejumlah orang menggeruduk Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Jayapura di jalan Abepura-Sentani, Distrik Sentani Kota, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, Jumat (15/3) malam waktu setempat.
-
Dimana kerusuhan terjadi? Prada Triwandi berani mengamankan masyarakat saat terjadi kerusuhan di wilayah Sentani, Kabupaten Jayapura.
-
Di mana kerusuhan terjadi? Kerusuhan anti-Yahudi terjadi pada 7–8 Juni 1948, di kota Oujda dan Jerada, di protektorat Prancis di Maroko sebagai tanggapan terhadap Perang Arab-Israel tahun 1948 yang diikuti dengan deklarasi berdirinya Negara Israel pada tanggal 14 Mei.
-
Bagaimana kerusuhan terjadi di Banyumas? Para suporter menyalakan flare dan kemudian merangsek masuk ke dalam stadion.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol M. Iqbal menjelaskan demo yang berlangsung di depan Gedung Bawaslu, Jakarta Pusat pada Selasa (21/5) siang hingga menjelang petang berjalan kondusif dan damai. Iqbal mengatakan massa yang berkumpul diberikan toleransi waktu untuk menjalankan unjuk rasa.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum batas, waktu demonstrasi di tempat terbuka hanya sampai pukul 18.00 WIB. Namun massa diberi toleransi sampai waktu berbuka dan menjalankan salat tarawih berjamaah.
"Setelah tarawih, pukul 21.00 WIB polisi memberikan imbauan untuk membubarkan diri, akhirnya massa membubarkan diri dengan damai. Kita melakukan konsolidasi untuk tetap berjaga dan menjaga obyek." kata Iqbal di Kemenkopolhukam, Rabu (22/5).
Massa Baru Datang dari Luar Jakarta
Setelah massa membubarkan diri dengan damai, menurut Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol M. Iqbal sekitar pukul 23.00 WIB ada massa baru datang yang melakukan provokasi kemudian menjadi situasi mulai tidak kondusif. Beberapa massa berulah secara anarkis dan memprovokasi petugas. Karena situasi mulai tidak kondusif, pihak polisi mendorong massa untuk mundur.
"Kita dorong, Jalan Sabang dan Wahid Hasyim bukan kooperatif tapi menyerang petugas dan masa brutal. Kami terus mengimbau hampir 5 jam hampir dini hari," jelas Iqbal.
Dari insiden tersebut, Polda Metro Jaya mengamankan 58 orang yang diduga sebagai provokator kericuhan. "Dugaan sementara mayoritas dari luar Jakarta. Dan ada beberapa indikasi," kata Iqbal.
Massa yang Rusuh Settingan
Pada pukul 03.00 WIB massa kembali berkumpul. Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol M. Iqbal mengatakan kurang lebih terdapat 200 massa yang berkumpul KS Tubun.
"Massa tersebut sudah disiapkan dan di-setting. Seperti biasa kami melakukan imbauan. Polres Metro Jakarta Barat dibantu tokoh masyarakat pemuka FPI karena di situ markas FPI. Alhamdulillah ada komunikasi," ujar Iqbal.
Iqbal mengatakan massa yang berkumpul merupakan massa yang sudah disiapkan. Walau komunikasi sudah berjalan, nyatanya massa tersebut bergerak menyerang asrama Brimob di Petamburan.
"Mereka menyerang dengan batu, molotov, memang ada piket di asrama Brimob dan campur dengan polisi lain di halau dengan gas air mata. Tapi massa terus masuk ke asrama dan melakukan pengrusakan. Yang brutal lagi membakar beberapa kendaraan. Baik itu kendaraan pribadi maupun dinas. Sampai pukul 05.00 WIB massa masih di lokasi. Di situ memang ada beberapa massa yang terluka," jelas Iqbal.
Mengamankan 11 Orang
Akibat kerusuhan di Asrama Brimob, Petamburan Jakarta Barat, polisi mengamankan 11 orang. Selain itu terdapat kendaraan dinas dan pribadi yang rusak akibat dari kerusuhan tersebut.
"Mobil yang rusak 11 unit kerusakan bervariasi. Dan mobil yang terbakar 14 unit. Kami mengamankan 11 orang yang didalami oleh polda Metro jaya," jelas Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol M. Iqbal.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saling dorong yang terjadi membuat pagar balai kota akhirnya jebol. Sebagian massa tampak masuk ke kompleks balai kota. CCTV, tanaman dan paving block dirusak.
Baca SelengkapnyaDi sisi kanan, massa membakar ban bekas dan melemparkan botol-botol ke arah barikade petugas yang berada di dalam kawasan Gedung DPR/MPR.
Baca SelengkapnyaKedua kubu awalnya hanya saling beradu argumen, namun situasi kian panas hingga diwarnai lemparan batu dan botol air mineral.
Baca SelengkapnyaMereka coba kembali mendekati gedung DPRD sambil melempar botol, kayu dan batu.
Baca SelengkapnyaKelompok Anarko ini menyusup dan melarikan diri ke sejumlah kampus yang sebelumnya menggelar aksi unjuk rasa.
Baca SelengkapnyaSituasi unjuk rasa menolak pengesahan revisi UU Pilkada di Gedung DPR, Jakarta, mulai memanas.
Baca SelengkapnyaLemparan batu, botol, dan benda lainnya sempat mewarnai kericuhan tersebut.
Baca SelengkapnyaSituasi sempat panas karena pendemo merangsek maju berhadapan dengan polisi.
Baca SelengkapnyaMassa pendukung hak angket yang geram langsung menyerang massa penolak hak angket.
Baca SelengkapnyaMassa menolak Pemilu curang sampai menerobos barikade polisi.
Baca SelengkapnyaMassa pendemo yang murka nekat merobohkan tembok dan pagar Gedung DPR saat berunjuk rasa menolak revisi UU Pilkada.
Baca SelengkapnyaPolisi memburu pelaku perusakan gedung DPR saat demo Apdesi.
Baca Selengkapnya