Kronologi lengkap Axel disekap & dihajar polisi versi Jeremy Thomas
Merdeka.com - Jeremy Thomas menceritakan kronologi anaknya meninggalkan rumah hingga menjadi korban kekerasan aparat kepolisian di Hotel Kristal, Kemang, Jakarta Selatan. Polisi dari Polres Bandara Soekarno-Hatta mencurigai Axel Mathew membeli narkoba dari seseorang yang diamankan petugas Bea Cukai.
Pada Sabtu (15/7), Axel dengan dibonceng pembantu rumah tangga (PRT) pamit ke Pondok Indah Mal untuk mengambil baju dari temannya. Teman yang tak disebutkan namanya ini memang jualan baju.
Namun tanpa diketahui, Axel menerima pesan di WhatsApp lalu diarahkan ke Hotel Kristal. Tiba-tiba saja saat sedang menunggu di depan Axel didatangi lalu dicekik sejumlah pria. Saat itu langit sudah gelap. Jeremy menyebut mulut orang-orang itu bau alkohol.
-
Siapa yang mengungkap kekecewaan atas kegagalan anaknya lolos polisi? 'Saya Bhabinkamtibmas Desa Sanur Kauh, Denpasar, Bali sudah mengabdi 20 tahun di masyarakat. Pernyataan ini saya tujukan kepada Bapak Kapolri,' ungkapnya.
-
Bagaimana JM ditangkap? Bosan hidup di tengah hutan, pelaku memutuskan kembali ke kampungnya. Ternyata keberadaannya diketahui polisi sehingga ditangkap tanpa perlawanan.
-
Kenapa anak itu trauma? Tak hanya luka bakar yang tak kunjung sembuh, kini korban mengalami trauma atas kejadian yang menimpanya “Aku kan biasanya buka jendela kalau pagi-pagi. Terus dia takut, 'jangan dibuka, aku takut kalau dibakar. Itu ada orangnya.' Jadi dia kayak trauma gitu“
-
Di mana seorang anak berdomisili? Tempat tinggal anak mengikuti tempat tinggal orang tua (pasal 47 UU No.1 tahun 1974).
-
Siapa yang ditangkap karena kasus narkoba? Penangkapan Ammar Zoni ini ternyata tak membuat Irish Bella ambil pusing, ia bahkan tetap sibuk syuting.
-
Siapa anak penjual jus yang sukses jadi polisi? 'Bukti doa Ibu menembus langit anak pedagang jus keliling lulus masuk Polisi Murni 100%', tulisnya dalam video.
"Anak saya menduga itu rampok dan anak saya kabur, kabur dikejar pakai tembakan peluru tajam. Dikeroyok, dipukuli ramai-ramai ada tiga sampai empat orang, dimasuki ke mobil dan orang itu mengaku oknum dan anak saya disekap di Hotel Kristal," kata Jeremy saat membuat laporan di Mabes Polri, Senin (17/7).
PRT yang mengantar Axel langsung kabur melihat kejadian itu. Dia mengadu ke sang majikan. Tanpa pikir panjang Jeremy bersama istrinya meluncur ke hotel. Namun pihak hotel tidak terbuka. Jeremy menyebut petugas keamanan seperti menutupi sesuatu.
Setelah itu Jeremy memutuskan ke Sub Unit Jatanras, Polda Metro Jaya. Setelah buat laporan tim langsung bergerak ke lokasi. Lagi-lagi Tim Jatanras menemukan kesulitan sampai akhirnya memutuskan untuk langsung naik ke atas mencari kamar tempat Axel disekap.
"Saya bersama tim lawyer dan tim Jatanras pada saat mau masuk ke gedung itu, saya lihat putra saya turun bersama dengan beberapa orang. Begitu saya dekati kondisi muka putra saya sudah babak belur," jelasnya.
Jeremy langsung bertanya 'siapa yang menyiksa atau menyekap atau melakukan penganiayaan terhadap putra?' "Tidak ada yang berbicara. Pada saat saya bersikeras dan melakukan pendorongan kepada mereka, mereka mengaku petugas," ungkapnya.
Jeremy naik pitam. Dia bilang seharusnya petugas tidak melakukan penganiayaan atau pengeroyokan terhadap anak yang masih 19 tahun. Jeremy juga meminta kartu tanda anggota dan surat perintah.
"Mereka tidak bisa mengeluarkan dan saya langsung bersama Sub Unit Jatanras mengambil alih Axel karena memang yang saya laporkan adalah penculikan dan anaknya sudah ketemu," tuturnya.
Selanjutnya, Jeremy bilang ke polisi akan berhadapan dengannya sebagai orangtua dan mereka akan berhadapan dengan hukum pidana serta hukum profesi. Menurutnya, Axel diborgol. Borgol bukan dari polisi tapi sekuriti hotel.
"Anak saya ditodong pistol dipaksa mengaku. Perlu saya clear-kan dia bukan ditangkap karena narkoba, dia diarahkan, dipaksa untuk mengaku dan faktanya tidak ada barang bukti apa-apa. Dia clear tidak ada tersangkut dengan barang-barang tersebut dan dia itu mau dipulangkan," jelasnya.
Dalam kejadian itu selain dianiaya, barang-barang milik Axel seperti dompet, handphone disita. "Jadi yang kami laporkan pidananya adalah penyekapan, pengeroyokan, penganiayaan dan pengambilan pencurian dengan kekerasan dan kami melaporkan ke Propam," tuturnya.
Axel mengalami luka di bagian lutut, punggung, kepala, rusuk, dan seluruh muka. Penganiayaan dengan tangan kosong namun sempat ditodongkan senjata. "Semua parah. Ini penyiksaan, brutal sekali," tegasnya.
Pihak Jatanras, kata Jeremy mendampingi Axel melakukan visum di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). "Proses visum Axel didampingi oleh mereka dan hasil visum akan diambil oleh mereka," imbuhnya.
Apakah temannya yang janjian di Pondok Indah mengarahkan Axel ke Hotel Kristal?
"Ada temannya. Dia suka beli baju, kenal dari kecil. Teman dari kecilnya itu mungkin HP nya diambil, ada nomor HP nya Mathew. Mathew dipancing-pancing. Itu bukan teman akrabnya ya, itu teman pas kecil," ungkapnya.
Saat itu kata Jeremy, Axel sempat melihat temannya. "Axel lihat dan marah-marah dan maki-maki dia. Axel bilang 'kenapa kamu lakukan ini kepada saya? Saya kan temen kamu dari kecil," tandasnya.
Pihak Kepolisian mengaku mendapat info jika Axel sudah memesan narkoba. "Awalnya ada seorang penumpang pesawat dari Kuala Lumpur menuju Jakarta yang ditangkap Bea Cukai karena membawa sekitar 1.000 butir H5 (ekstasi)," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono, di Mapolda Metro Jaya, Senin (17/7).
Petugas Bea Cukai dan Polres Metro Bandara Internasional Soekarno-Hatta melakukan interogasi. Penumpang itu mengaku membawa narkoba pesanan dari putra Jeremy Thomas. Bahkan Axel telah transfer uang untuk mendapat barang haram tersebut.
"Dia ini (Axel) pesan barang satu strip dan membayarnya senilai Rp 1,5 juta dari seseorang bernama Pascal Dimitri," tuturnya.
Argo menyebut Axel melakukan perlawanan ketika akan diamankan. Tak lama, orangtua Axel datang bersama pengacara. Selanjutnya membawa Axel pergi.
"Saat dilakukan penangkapan AMT (Axel) ini melakukan perlawanan, terjadi pergelutan dan dia melarikan diri serta datang orangtuanya bersama pengacara mengadang petugas dan mengamankan anaknya ke kendaraan serta membawa pergi," tandasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, kasus tersebut ditangani Polres Metro Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaPeristiwa ini berawal dari bisnis jual-beli mobil.
Baca SelengkapnyaFA pun langsung menodongkan pisau kepada SA untuk mencoba merampas barang berharga miliknya.
Baca SelengkapnyaYakni terjadi di Pos Polisi di persimpangan lampu merah mal The Park Pejaten, Jakarta Selatan
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap Armor Toreador, suami selebgram Cut Intan Nabila pelaku kasus KDRT yang viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaPelaku hingga saat ini masih menjalankan pemeriksaan oleh penyidik
Baca SelengkapnyaTersangka penyanderaan merupakan ayah dari bocah perempuan tersebut.
Baca SelengkapnyaKapolsek Pasar Minggu, Kompol Anggiat Sinambela membenarkan adanya kejadian penyanderaan bocah itu. Kepolisian menyebut pelaku merupakan ayah korban sendiri.
Baca SelengkapnyaPartner in Crime, Ayah dan Anak di Bandung Duet Begal Motor usai Pesta Miras
Baca SelengkapnyaSeorang pemuda, AL (20) nekat membunuh temannya IR (33). Pelaku melakukan pembunuhan itu karena kesal dipaksa membeli narkoba jenis sabu-sabu.
Baca SelengkapnyaDesakan pelaku menjual ginjal itu dikatakan korban saat diperiksa polisi terkait penyelidikan kasus tersebut.
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkapkan orang tua korban inisial ZP (5) mengaku sempat tidak menaruh rasa curiga terhadap IJ (54) sebelum melakukan penyanderaan
Baca Selengkapnya