Kronologi Masuknya Omicron BF.7 ke Indonesia
Merdeka.com - Varian Omicron BF.7 yang memicu ledakan kasus Covid-19 di China sudah bertransmisi di Indonesia. Kementerian Kesehatan mencatat, hingga kini sudah ada 15 kasus Omicron BF.7.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan kronologi Omicron BF.7 memasuki wilayah Indonesia. Dia menyebut, pasien pertama yang terkonfirmasi Omicron BF.7 menjalani pemeriksaan Covid-19 pada 13 Oktober 2022.
Pasien saat itu berada di Bali. Dia merupakan pelaku perjalanan luar negeri (PPLN). Nadia mengaku tidak mengetahui riwayat perjalanan pasien tersebut.
-
Apa saja gejala yang dialami pasien pertama Covid-19? Setelah kembali ke Depok, NT mulai merasakan gejala seperti batuk, sesak, dan demam selama 10 hari. Ia berobat ke RS Mitra Depok dan didiagnosis mengidap bronkopneumonia, salah satu jenis pneumonia yang menyebabkan peradangan pada paru-paru.
-
Bagaimana cara virus Corona varian Omicron bermutasi? Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Apa yang terjadi pada virus Corona varian Omicron di tubuh pria tersebut? Selama 20 bulan masa infeksi, dokter mencoba segala cara untuk membantu pria lanjut usia tersebut, namun tidak ada upaya yang berhasil.Tubuhnya tidak dapat memberikan respons kekebalan yang cukup kuat untuk melawan virus Corona, bahkan dengan bantuan obat antibodi sekalipun.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama ditemukan? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
“Enggak ada datanya tapi merupakan PPLN,” kata Nadia melalui pesan singkat, Jumat (30/12).
Setelah menjalani pemeriksaan, pasien dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19. Spesimen pasien kemudian diteliti menggunakan Whole Genome Sequencing (WGS). Hasil pemeriksaan WGS pada 29 Desember 2022 menunjukkan, pasien terpapar varian Omicron BF.7.
Selain di Bali, pemerintah juga mendeteksi spesimen terjangkit Omicron BF.7 di Jakarta. Pasien di Jakarta tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri.
Temuan tersebut langsung diumumkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin kemarin. Budi mencatat, sudah ada 15 kasus Omicron BF.7. Kabar baiknya, seluruhnya sudah sembuh.
“Kenaikannya itu kecil sekali, 15 kasusnya,” ujar Budi, Kamis (29/12).
Gejala
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, 15 kasus tersebut tersebar di tiga provinsi. Rinciannya, tujuh kasus di Jakarta, tujuh kasus di Bali, dan satu kasus di Jawa Barat.
Menurut Nadia, setelah dinyatakan positif Covid-19, pasien langsung menjalani isolasi mandiri di kediaman masing-masing. Gejala yang dialami pasien terpapar Omicron BF.7 sama seperti orang terjangkit influenza.
Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ngabila Salama mengatakan, khusus pasien Omicron BF.7 di Jakarta seluruhnya bergejala ringan.
“Gejala tersering masih demam, batuk pilek, sakit tenggorokan. Ada yang anosmia atau sulit mencium bau dan ada yang mengeluhkan nyeri perut, mual dan muntah," jelasnya dalam keterangan tertulis, Jumat (30/12).
Karakteristik
Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, Omicron BF.7 merupakan turunan dari BA.5. Varian tersebut memiliki karakter sangat infeksius.
“Dia punya kemampuan yang sangat tinggi dalam menginfeksi,” ungkap Dicky melalui pesan elektronik, Jumat (30/12).
Omicron BF.7 juga memiliki kemampuan tinggi untuk menetralisir efikasi antibodi yang terbentuk melalui vaksinasi. Karena kemampuan itulah, Omicron BF.7 bisa mereinfeksi atau menginfeksi ulang penyintas Covid-19.
“Selain itu, BF.7 punya karakter sangat singkat dalam inkubasi. Inkubasi ini waktu orang pertama terinfeksi sampai menunjukkan gejala,” jelasnya.
Menurut Dicky, Omicron BF.7 tidak terlalu membahayakan bagi Indonesia jika pemerintah masih menerapkan pemberlakukan pembatasan aktivitas masyarakat (PPKM), skrining di pintu masuk, dan memberlakukan kembali sistem karantina. Indonesia justru perlu mengakhawatirkan munculnya varian baru pada awal 2023 akibat masifnya penularan Covid-19 di China.
(mdk/tin)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaVarian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaTemuan ini dilaporkan Dinas Kesehatan DKI Jakarta pada Oktober 2023.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com menangkap berbagai momen dramatis pandemi Covid-19 sepanjang tiga tahun melanda Indonesia. Berikut foto-fotonya:
Baca SelengkapnyaDinkes DKI sedang melakukan pelacakan dengan menelusuri sejumlah orang yang pernah kontak erat dengan sang pasien.
Baca SelengkapnyaKemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.
Baca SelengkapnyaSebanyak 88 kasus Mpox di Indonesia yang terjadi sepanjang kurun 2022 hingga sekarang, semua varian 2B dan seluruhnya telah sembuh.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca Selengkapnya