Kronologi penembakan teroris Poso versi Komnas HAM
Merdeka.com - Anggota Komnas Hak Asasi Manusia Siane Indriani membeberkan kronologi penembakan terduga teroris di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng). Keterangan ini berbeda dengan cerita versi polisi.
Siane mengatakan, kejadian yang menewaskan Nudin alias Bondan itu bermula pada Senin (10/6), pukul 15.35 WITA. Nudin saat itu berboncengan dengan temannya mengendarai sepeda motor Revo bernopol DN 4159 EI. Nudin saat itu telah dibuntuti polisi di Jalan Pulau Seram.
Pada pukul 15.40 WITA di Jalan Pulau Irian, tepatnya di depan Lorong Jalan Pulau Seribu, sepeda motor yang dikendarai Nudin ditabrak oleh mobil polisi yang telah membuntuti sebelumnya.
-
Siapa yang memprotes kejadian tersebut? Diketahui, terekam video yang beredar di media sosial salah satu pendukung mengacungkan tiga jari saat debat capres berlangsung. Hal tersebut pun menuai protes dari pihak 02 yakni Grace Natalie.
-
Apa yang DPR sesalkan? 'Yang saya sesalkan juga soal minimnya pengawasan orang tua.'
-
Siapa yang DPR minta tindak tegas? Polisi diminta menindak tegas orang tua yang kedapatan mengizinkan anak di bawah umur membawa kendaraan.
-
Mengapa Aksi Kamisan ke-806 dilakukan? Mereka mendesak segera diadilinya pihak-pihak yang diduga terlibat dalam sejumlah kasus kekerasan dan pelanggaran berat HAM.
-
Kenapa polisi tersebut mengancam warga? 'Kau belum tahu di keluarga aku banyak yang jadi polisi ye, kau belum tahu dengan aku ye,' kata pelaku mengancam korban.
-
Apa yang bikin warga resah? Momen teror suara ketuk puntu rumah yang terekam di kamera CCTV ini bikin warga sekitar resah.
"Dalam kronologi versi polisi disebutkan Nudin menabrak mobil polisi," kata Siane, Selasa (11/6).
Setelah sepeda motor terjatuh, dua terduga teroris itu sempat melarikan diri ke dalam Lorong Pulau Seribu. Melihat keduanya lari, polisi melepaskan tembakan sebanyak delapan kali, Nudin tertembak dan lainnya berhasil kabur.
Dalan kronologi polisi, terduga teroris menembaki aparat sehingga polisi memberikan tembakan balasan. Sementara sepeda motor digunakan terduga teroris yang tertinggal di tempat kejadian perkara diamankan oleh anggota TNI di Poso.
Selanjutnya, pada pukul 20.00 WITA, massa menuju Polres Poso guna meminta jasad Nudin, namun tidak dipenuhi oleh polisi. Sebelumnya juga terdengar suara tiang listrik dipukul berkali-kali.
Komnas HAM juga menyesalkan pernyataan polisi yang berlawanan dengan fakta di lapangan. Selain itu, Komnas HAM juga meminta Kapolri untuk mengklarifikasi kejadian yang sebenarnya agar menenangkan warga di Poso yang saat ini marah.
"Kami menyesalkan tindakan Densus 88 yang sangat represif sehingga malah memprovokasi kemarahan warga," kata Siane. (mdk/did)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Maksud dari pendekatan humanis adalah terkait dengan menggunakan senjata yang tidak mematikan dalam penanganan kasus, seperti taser.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi I DPR, TB Hasanuddin mengecam penyerangan puluhan prajurit TNI ke sebuah desa di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara
Baca SelengkapnyaDE adalah pegawai PT Kereta Api Indonesia (Persero) ditangkap lantaran dirinya diduga terlibat aksi terorisme.
Baca SelengkapnyaProfil satuan elite TNI AD Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 300/Braja Wijaya yang sedang jadi sorotan.
Baca SelengkapnyaKapolri meminta penyidik Propam Polda Sumbar segera menggali motif dari kasus polisi tembak polisi tersebut.
Baca SelengkapnyaCara Soeharto menangani kriminalitas di Indonesia ini lantas mendapatkan kecaman dari publik.
Baca SelengkapnyaBarang-barang milik S yang ada kaitan dengan tindakan dilakukannya disita polisi
Baca SelengkapnyaAwal mula peristiwa Talangsari dipicu oleh semakin kuatnya doktrin pemerintahan Soeharto tentang asas tunggal Pancasila.
Baca SelengkapnyaPolri harus membuka diri dengan melakukan evaluasi pelaksanaan operasi pengamanan massa.
Baca SelengkapnyaKorban terlibat dalam tindakan separatisme dan membakar fasilitas umum di Papua
Baca SelengkapnyaUsman menyoroti penggunaan water cannon, gas air mata, atau penangkapan dan penahanan secara sewenang-wenang kepada pengunjuk rasa.
Baca SelengkapnyaSebanyak 10 pelaku yang awalnya tak dikenal kini sudah diketahui identitasnya dan segera ditangkap.
Baca Selengkapnya