Kronologi Pengeroyokan Siswi SMP oleh Siswi SMA di Pontianak Versi KPPAD
Merdeka.com - Kejadian yang dialami ABZ (15), siswi SMP di Pontianak ramai diperbincangkan setelah hastag berkaitan dengan namanya #JusticeforAudrey viral di media sosial. ABZ dikeroyok sejumlah siswi SMA negeri dan swasta karena masalah teman pria, pada 29 Maret lalu.
Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah (KPPAD) Kalimantan Barat ikut mendampingi kasus ini sejak menerima laporan dari pihak keluarga dan korban pada tanggal 5 April lalu.
"Kami terima pengaduan tanggal 5 April itu dari orangtua korban serta korban ke kantor kami. Pada hari itu juga ternyata ada mediasi yang dilakukan oleh Polsek Pontianak Selatan, karena kejadiannya di wilayah hukum itu," kata Ketua KPPAD Kalbar, Eka Nurhaya, dalam perbincangan dengan merdeka.com, Rabu (10/4).
-
Siapa yang merawat kakek tersebut? Tan berjanji untuk memberikan flatnya kepada mereka sebagai imbalan atas perawatan dan persahabatan mereka. Permintaannya termasuk agar Gu dan keluarganya sering meneleponnya, mengunjunginya seminggu sekali, membelikannya pakaian dan bahan makanan, dan menjaganya saat dia sakit.
-
Siapa yang sakit? Ibunda Nia Ramadhani, Chanty Mercia kini tengah terbaring di rumah sakit.
-
Apa yang terjadi pada korban? Korban pun akan terpanggang di dalamnya. Sebagai bagian dari desain hukuman yang kejam, saat perunggu yang panas membakar korban dan membuatnya berteriak.
-
Siapa yang sedang sakit? Sule menyempatkan diri untuk menjenguk Adzam yang sedang sakit di tengah-tengah kesibukannya sebagai seorang publik figur.
-
Apa yang dialami korban? 'Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,' kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
-
Siapa yang menjadi korban perundungan? Apalagi saat berkomunikasi melalui panggilan video, R mengaku pada Kak Seto bahwa ia sering menjadi korban perundungan dari teman-temannya maupun guru.
Di hari yang sama, kata Eka, ternyata pihak keluarga mengatakan akan ada mediasi dengan pihak Polsek. Sehingga KPPAD mengirimkan dua orang mendampingi. Korban tidak ikut, tetap di kantor KPPAD melakukan hypnoprana terapi.
"Jadi sebelum mereka ke sini ternyata sudah membuat laporan ke polisi, ke Polsek Selatan. Jadi laporan mereka jam 1, kita diberi tahu ada mediasi jam 2 di polsek. Mediasi itu bukan kami pengusulnya, ini dari pihak polsek, rupanya melihat pelaku dan korban sama-sama anak. Pihak polisi saat itu belum tahu kejadian sebenarnya kayak seperti apa," tutur dia.
"Sementara saya di kantor bersama korban. Korban didampingi neneknya, selesai jam 5 korban kami antar pulang," katanya.
Pada konseling awal, katanya, korban mengaku dipukul, ditampar dan ditenda oleh geng pelaku yang terpecah di dua lokasi. Bahkan pengakuan korban pula, kepalanya sempat dibenturkan ke aspal.
"Kemudian keesokan harinya, terbuka fakta lain, pengakuan ABZ ke orangtua dan pengacara juga mengalami pelecehan pada alat vitalnya. Tapi bukan maksudnya dilakukan secara langsung, anak itu dalam kondisi pakai celana, dia masih pakai celana jins-nya," katanya.
Eka coba memastikan hal itu pada korban kembali saat bertemu Selasa pagi. Termasuk orangtua korban.
"Kemari pagi kita tanya juga pengakuannya, masih pakaian lengkap, itu jawaban versi korban. Saya tanyakan lagi dan itu jawaban sama dari korban. Saya bilang coba ceritakan jujur, saya tanya pakai celana, katanya masih, kalau dipukul ditampar benar," jelas Eka.
Penjelasan Eka sekaligus meluruskan kabar yang menyebut ada perbuatan tak senonoh dilakukan secara langsung oleh pelaku pada alat vital korban.
Hasil pendampingan awal, pengeroyokan itu terjadi karena teman pria. P, sepupu korban, memiliki mantan teman pria yang kini berhubungan dengan D salah satu pelaku.
"Tapi si pria itu masih berteman juga dengan di P. Lalu saling berkomentarlah. Nah korban ini sering ikut berkomentar juga, hal itulah yang membuat pelaku emosi sehingga timbulkan niatan berbuat tindakan itu," sambungnya.
Kemudian pada tanggal 29 Maret itu, korban dan sepupunya yang berada di rumah dijemput salah satu pelaku. Pelaku mengaku ingin membicarakan sesuatu. Sampai terjadilah penganiayaan itu.
"Jadi pelakunya ada 12 orang, dua orang jadi provokator kisah awalnya, 3 orang pelaku utama yang memukul menganiaya, sisanya tim hore, ada juga jagain lokasi, ada yang nonton," katanya.
Setelah kembali ke rumah, korban tidak langsung menceritakan kejadian yang dia alami ke orangtuanya. Justru sepupunya yang menceritakan lebih dulu pada kakak korban kemudian disampaikan ke orangtua mereka.
"Setelah kejadian ini korban tidak berani cerita ke orangtua. Tapi dia ngerasa badannya sakit. Kebetulan kakeknya tukang urut, jadi dia minta urut, tolong urutkan karena kecapekan. Tapi tahu-tahu sepupunya cerita sama kakaknya, kakaknya cerita ke ibunya, dan kasus ini terbuka," jelas Eka.
Kasus ini sudah dilaporkan ke polisi dan sedang diselidiki. Sementara KPAD mengaku terus melakukan pendampingan.
Sedangkan korban ABZ masih dirawat di rumah sakit karena penganiayaan seperti pemukulan di bagian kepala yang dilakukan pelaku.
"Korban masih dirawat karena terus mual dan muntah setelah kepalanya dipukul," tegas Eka.
Untuk diketahui, pada Selasa (9/4) siang kemarin kasus ini sudah dilaporkan pihak keluarga dengan Laporan Polisi (LP) bernomor LP/662/IV/RES.1.18/2019/KALBAR/RESTA PTK.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Siswa SD yang menjadi korban perundungan ini berinsial NCS (10).
Baca SelengkapnyaDari informasi yang berhasil dihimpun, peristiwa perundungan itu terjadi pada awal Februari 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaPihak sekolah dan Dinas Pendidikan Muara Enim mestinya memberikan skorsing
Baca SelengkapnyaKasus siswi SD di Gresik yang mengaku menjadi korban colok mata menggunakan tusuk bakso, menyedot perhatian publik.
Baca SelengkapnyaDalam rekaman video yang beredar, terlihat dua siswi berinisial K dan N dihajar oleh pelajar dari sekolah lain.
Baca SelengkapnyaPelajar MTs di Semarang Disetrika tubuhnya oleh Kakak Kelas, Begini Nasib Pelaku
Baca SelengkapnyaSeorang siswi SMA di Ogan Komering Ulu, MA (18), menjadi korban pencabulan oleh ayah kandungnya sendiri, ER (48).
Baca SelengkapnyaPengakuan korban dan luka-luka di tubuhnya direkam guru menggunakan kamera ponsel. Videonya pun viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi di dalam kelas saat jam istirahat
Baca SelengkapnyaKasus perundungan kembali terjadi dan viral di media sosial. Kali ini korbannya siswi sekolah menengah pertama (SMP) di Bojonggede, Kabupaten Bogor.
Baca SelengkapnyaSang pejabat bahkan sudah membuatkan draf susunan kalimat yang diminta untuk dibacakan di hadapan awak media.
Baca SelengkapnyaKasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Hendro Sukmono menyatakan, keempat pelaku sudah ditangkap pihaknya.
Baca Selengkapnya