Kronologi Terbongkarnya Kuburan Bansos di Depok
Merdeka.com - Warga Depok kaget. Mereka menemukan beras busuk ditimbun di dalam tanah. Rupanya, barang tersebut bantuan sosial (Bansos).
Kuburan Bansos itu ditemukan di lahan kosong, Jalan Tugu Jaya, Kelurahan Tirta Jaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok.
Di Tanah lapang itu memang pernah dijadikan tempat parkir jasa ekspedisi. Pemilik lahan Rudi mengaku, awalnya dapat informasi dari seorang pekerja jasa ekpedisi, JNE.
-
Siapa yang menerima bantuan beras dari Bulog? 'Beras Bantuan Pangan yang dibagikan ini untuk bulan September, kemudian nanti Oktober dan November juga dibagikan dengan jumlah yang sama yaitu 10 kg untuk masing-masing Keluarga Penerima Manfaat. Ini dibagikan kepada 21,3 juta Keluarga Penerima Manfaat jadi akan keluar dari Gudang BULOG setiap bulan sebanyak 210 ribu ton' kata Jokowi.
-
Apa yang diselamatkan Kemensos terkait penyaluran Bansos? Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menyampaikan progres perbaikan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang di tahun 2020 banyak mendapatkan catatan dari BPK, BPKP, dan KPK. Dalam acara yang diselenggarakan di Gedung ACLC KPK tersebut Mensos Risma menyatakan potensi kerugian negara penyaluran Bansos lebih dari Rp523 M/bulan dapat diselamatkan melalui penidaklayakan penerima Bansos yang dilakukan bersama Pemerintah Daerah sebanyak 2.284.992 Keluarga Penerima Manfaat (KPM)
-
Kenapa bantuan beras Jateng disalurkan? 'Bantuan ini sebagai bentuk kepedulian dan perhatian pemerintah kepada masyarakat. Hingga saat ini masih banyak masyarakat yang masih membutuhkan,' kata Nana.
-
Siapa yang menyalurkan bantuan beras di Jateng? Secara simbolis, bantuan tersebut diserahkan oleh Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana kepada sejumlah warga di Kelurahan Gemah, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang pada Senin, 15 15 Januari 2024.
-
Dimana bantuan beras Jateng disalurkan? Secara simbolis, bantuan tersebut diserahkan oleh Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana kepada sejumlah warga di Kelurahan Gemah, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang pada Senin, 15 15 Januari 2024.
-
Mengapa Bulog menyalurkan bantuan beras? Dirinya juga menegaskan bahwa dengan disalurkannya kembali Bantuan Pangan beras pasca Pemilu ini merupakan bukti nyata program Bantuan Pangan beras ini tidak memiliki keterkaitan dengan agenda politik tertentu, sehingga dapat dipastikan tujuannya adalah membantu pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat yang membutuhkan.
"Saya dapat informasi dari orang dalam JNE yang katanya ada pemendaman sembako," kata Rudi.
Rudi pun membuktikan informasi yang diterimanya dengan menggali lokasi yang diduga ada bansos dipendam. Pada hari pertama, dia tidak dapat hasil.
Lalu berbekal informasi dari salah satu rekannya yaitu S yang juga pernah bekerja di gudang JNE cabang Depok itu, Rudi kemudian melakukan penggalian lagi menggunakan alat berat. S adalah mantan pekerja JNE yang sempat dia tolong karena pernah dituduh mencuri.
"Saya ingat punya klien inisial S, bahwa yang bersangkutan pernah kerja di sini (JNE) dan dia ngaku pernah diperintahkan bawa sembako ke dalam mobil besar oleh koordinator JNE inisal A. Saya penasaran, maka saya cari, sampai dua hari. Nah hari ketiga saya dapat dengan menggunakan Beko (alat berat)," ujarnya.
Saat ditemukan, sembako yang dikubur kondisinya sudah membusuk. Ketika digali pun menimbulkan aroma yang cukup menyengat. Sejauh ini baru satu karung beras yang ditemukan.
"Beras itu masih ada yang karungan, sagunya juga ada," terangnya.
Sembako yang ditemukan terdapat tulisan bantuan presiden yang dikoordinir Kemensos (Kementerian Sosial). Dari tulisan yang tertera, kata Rudi Samin, bantuan tersebut ditujukan untuk masyarakat luar Pulau Jawa, seperti Sumatera, Kalimantan, NTT dan lain sebagainya.
Dugaan Rudi, bansos yang ditimbun masih ada banyak lagi. "Ini (sembako) dipendam. Artinya bukan satu ton tapi patut diduga satu kontainer JNE membawa sembako dan kemudian dipendam di sini," katanya.
Camat Sukmajaya, Kota Depok, Fery Birowo mengaku kaget dengan adanya temuan beras sembako bansos yang dikubur di lahan Jalan Tugu Jaya, Kelurahan Tirta Jaya.
Lahan tersebut selama beberapa tahun ini digunakan untuk lahan parkir perusahaan ekspedisi JNE.
"Itu kami sempat agak kegat juga, ternyata di situ ada penimbunan beras dari banpres. Karena lokasi tersebut sudah beberapa tahun digunakan untuk lokasi parkir JNE. Beberapa tahun, didekat situ biasanya lurah atau warga itu ada aktivitas di situ, dan selalu ramai," kata Fery, Minggu (31/7).
Penemuan ini kemudian ia laporkan kepada polisi. Saat ini kasus ditangani Polresta Depok.JNE pada Minggu (31/7) mengakui penimbunan dilakukan oleh JNE. Motifnya bansos yang berupa beras tersebut telah rusak.
"Jadi itu memang beras yang rusak. Dan memang bisa dibilang berasnya itu sesuai ini sudah terjadi pergantianlah, jadi sudah tidak layak dan karena sudah rusak," jelasnya.
Rugikan Negara
Anggota Komisi VIII DPR, Nur Huda mengaku kesal. Dengan temuan Bansos rusak kemudian dikubur di Depok. Menurut dia, hal ini masuk dalam kategori merugikan negara.
"Soal penguburan itu memicu kerugian negara, menurut saya iya. Karena bantuan pemerintah menjadi tidak tepat sasaran. Namanya bantuan harus tepat sasaran," kata dia.
Dia menegaskan, selama ini DPR mengkritik Bansos tidak tepat sasaran. Temuan ini justru mengagetkan.
"Lah ini kok malah dikubur, ya jauh dari tepat sasaran. Bansos yang tidak tepat sasaran itu muspro (sia-sia), negara menjadi rugi karena memberi kepada yang tidak berhak, dan yang berhak malah tidak dapat," tegas dia.
Reporter Magang: Michelle Kurniawan
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Geger Sampah Warga BSD Tangerang Dibuang Ilegal Bikin Warga Bogor Resah, Polisi Turun Tangan
Baca SelengkapnyaSaat ditemukan, jasad bayi berjenis kelamin perempuan itu sudah dalam kondisi membusuk.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menggelontorkan bansos baru berupa beras 10 kilogram dan BLT dengan anggaran sebesar Rp11,2 triliun. Kebijakan ini lantas menuai polemik.
Baca SelengkapnyaPetugas ekspedisi tidak melaporkan kepada satpam perumahan karena menduga aroma busuk itu bau bangkai binatang.
Baca SelengkapnyaWarga membongkar kuburan itu karena menduga ada orang yang menguburkan bayi.
Baca SelengkapnyaPenghentian penyaluran bansos beras dilakukan untuk menghindari politisasi terhadap program pemerintah.
Baca SelengkapnyaSeorang saksi Ganjar-Mahfud bernama Suprapto menemukan dugaan politik uang dengan pembagian bantuan sosial (bansos) pada masa kampanye Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaBanjir berasal dari luapan air Kali Pesanggarahan. Ini disebabkan tumpukan sampah di TPA Cipayung yang longsor ke kali.
Baca SelengkapnyaKades menambahkan, hasil komunikasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Kendal, ratusan kantong beras yang rusak itu telah diklaimkan ke Badan Urusan Logistik (Bulog)
Baca SelengkapnyaSungai Kali Baru Cimanggis ini diduga tercemar limbah hingga dipenuhi busa, viral.
Baca SelengkapnyaAir sumur warga diduga tercemar BBM itu sudah berlangsung selama 7 tahun.
Baca SelengkapnyaAgus mempertanyakan kurangnya koordinasi dan komunikasi antara Bapanas-Bulog hingga menyebabkan demurrage sebesar Rp294,5 miliar.
Baca Selengkapnya