KSP: Kalau Masyarakat Ingin Lebih Murah, Pakai Minyak Goreng Curah
Merdeka.com - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Edy Priyono mengungkapkan masyarakat tidak perlu panik terkait harga minyak goreng kemasan yang naik usai pemerintah tak lagi mengatur Harga Eceran Tertinggi (HET). Sebagai alternatifnya, masyarakat diminta untuk menggunakan minyak goreng curah agar lebih murah.
"Jadi intinya minyak kemasan itu ada, satu, dan ada alternatif kalau masyarakat ingin lebih murah, yaitu minyak goreng curah," kata Edy kepada merdeka.com, Kamis (17/3).
Terkait kenaikan harga minyak goreng kemasan yang diikuti dengan pasokan yang mulai tersedia di minimarket, pasar tradisional hingga supermarket, tim KSP pun akan mengevaluasi terkait hal itu. Sehingga jika terjadi hambatan pihaknya akan memonitor dan membuka jalur komunikasi dengan kementerian perdagangan.
-
Dimana Kemendag genjot pasar minyak goreng? Kementerian Perdagangan melalui Atase Perdagangan (Atdag) Kairo terus berupaya menggenjot potensi pasar pengemasan minyak goreng Indonesia di Timur Tengah dan Afrika.
-
Kenapa Kemendag genjot potensi pasar minyak goreng? 'Kunjungan lapangan tersebut menghasilkan tawaran kerja sama di bidang industri pengemasan minyak goreng Indonesia. Industri pengemasan minyak goreng Indonesia memiliki peluang yang besar untuk dipasarkan di pasar regional Timur Tengah dan Afrika,' ungkap Syahran.
-
Bagaimana Kemendag dorong pasar minyak goreng? Kementerian Perdagangan melalui Atase Perdagangan (Atdag) Kairo terus berupaya menggenjot potensi pasar pengemasan minyak goreng Indonesia di Timur Tengah dan Afrika.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Apa saja kebutuhan pokok yang harganya naik? Memasuki akhir November, harga sejumlah kebutuhan pokok melambung tinggi. Di pasar tradisional Boyolali, harga gula putih dan gula merah naik drastis. Kenaikan harga gula cukup tinggi hingga mencapai Rp4.000 per kilogram.
"Kalau ada hambatan, hambatannya apa, kalau kita bantu-bantu tapi intinya kita memonitor terus dan kita membuka jalur komunikasi ke kementerian perdagangan," bebernya.
Untuk diketahui harga minyak goreng di sejumlah minimarket dan supermarket mengalami kenaikan, usai pemerintah mencabut aturan Harga Eceran Tertinggi pada Rabu (16/3). Harga langsung melonjak hampir 2 kali lipat.
Pantauan merdeka.com, harga minyak goreng di minimarket wilayah Bekasi Timur paling murah Rp 24.400 per liter dan Rp48.800 per dua liter. Harga ini untuk minyak goreng jenis Bimoli.
Sementara jenis merek lainnya, berkisar antara Rp25.000 per liter hingga Rp26.000 per liter. Harga tersebut untuk minyak goreng jenis Tropical dan Sania. Sementara harga per dua liter dibanderol Rp 51.400 dan Rp47.700.
Petugas Minimarket Margahayu, Widi mengatakan, harga menyesuaikan sejak Rabu (16/3). Namun, minyak goreng dengan harga melambung tersebut baru tersedia hari ini.
"Sebelumnya Rp14.000 per liter, kan kosong. Lama baru ada. Sekarang ada tapi masih beberapa dengan harga baru," katanya.
Sementara itu, harga minyak di salah satu supermarket di Bekasi Timur tidak jauh berbeda dengan minimarket. Bahkan sedikit lebih mengalami penurunan harga.
"Jenis Bimoli itu Rp23.500 per liter, kalau dua liter itu Rp44.500. Yang lain ada Sania Rp24.000 per liter, lalu tropical Rp27.000 per liter. Paling mahal Tropical," katanya.
Sementara itu, melihat harga pangan nasional melalui laman resmi harga pangan.id, minyak goreng bermerek I dan II dibanderol Rp20.700 dan Rp19.600 per liter. Harga minyak goreng curah dibanderol Rp 16.650 per liter.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Harga Eceran Tertinggi (HET) Minyakita naik menjadi Rp15.700 per liter.
Baca SelengkapnyaSaat ini, HET MinyaKita masih ditetapkan sebesar Rp14.000 per liter.
Baca SelengkapnyaPerubahan HET MinyaKita dilakukan karena dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan harga biaya pokok produksi yang terus mengalami perubahan.
Baca SelengkapnyaSeharusnya, menurut Zulkifli, pembeli Minyakita adalah pembeli minyak curah.
Baca SelengkapnyaSetidaknya ada 10 komponen dalam penghitungan HPP, di antaranya yaitu harga CPO, ongkos angkut pabrik, biaya pengolahan, pengemasan, serta biaya distribusi.
Baca SelengkapnyaPemerintah bertujuan untuk mendorong peningkatan Domestic Market Obligation (DMO) hanya dalam bentuk Minyakita.
Baca SelengkapnyaPasalnya, beberapa komoditas pokok penting masih dijual di atas HET yang ditetapkan pemerintah, seperti terjadi pada minyak goreng.
Baca SelengkapnyaPermendag terkait HET MinyaKita telah diharmonisasi pada Kamis (18/7) malam.
Baca SelengkapnyaKemendag telah melakukan kajian internal untuk dua kebijakan baru terkait dengan minyak goreng, salah satunya menaikan HET MinyakKita.
Baca SelengkapnyaHarga jual MinyaKita masih dibanderol di bawah harga penjualan minyak goreng kemasan premium. Hal ini demi menjaga keterjangkauan di masyarakat.
Baca SelengkapnyaHarga Eceran Tertinggi Minyakita per liter yaitu Rp15.700.
Baca SelengkapnyaKenaikan HET Minyakita masih lebih rendah ketimbang harga minyak goreng premium di pasaran.
Baca Selengkapnya